Thursday, September 23, 2021

Percakapan Singkat di Penjualan Tiket

Pulang dari main sepatu roda sore tadi, gue memutuskan untuk menepi di sebuah mall sekitaran rumah untuk beli minuman boba ungu itu.

Parkirlah gue di tempat parkir yang lowong sekali sore ke malam itu. Sambil matiin playlist di mobil lewat handphone, gue ngeliat logo aplikasi bioskop di handphone gue, dan iseng ngeliat jadwal tayang film yang emang gue tunggu sejak lama, DAN tayang sekitar 7 menit kurang dari saat itu.

Seperti anak kecil yang melakukan banyak hal sambil nunggu air dari dispensernya penuh, gue mencoba untuk melakukan banyak hal di 7 menit itu. Gue pesen boba dan menunggu orderan selesai, yang memakan waktu sekitar 3 menit sendiri. 3 menit berikutnya gue gunakan untuk naik ke lantai teratas, tempat bioskop berada, sambil menghabiskan boba yang gue pesan barusan, karena ngga boleh menyelundupkan makanan dan minuman ke dalam bioskop, dan gue mau nurutin satu aturan mudah itu.

Sambil menghabiskan boba di depan bioskop itu, gue melihat sekitar, sebuah lantai mall yang gelap, semua toko di situ tutup. Asing. Salah satu tempat yang menyaksikan gue tumbuh, tutup.

Dan setelah scan barcode untuk masuk ke dalam bioskop, masuklah gue dan langsung menuju ke tempat pembelian tiketnya.

"Silakan kak, mau nonton film apa?"

    "Ini kak", gue nunjuk satu-satunya film yang masih hijau, show terakhir.

"Mau berapa tiket kak?", tanya dia lagi.

    "Satu aja", bales gue lagi

Petugas tiket ini menyiapkan lembaran kuning tiket yang bisa disobek di pintu masuk theaternya. Sembari menunggu mesin yang seperti pentium 4 itu berjalan, gue mencoba untuk mengajak berbicara manusia ini. 

    "Ini semua tutup ya, kak?", tanya gue sambil menunjuk ke sekeliling bioskop ini yang gelap. Ada beberapa tempat makan yang berdiri sendiri, sampai pujasera, tempat hiburan main anak, dan sebagainya.

"Iya.. tutup kaakk..", jawabnya sebagai manusia, bukan petugas penjaga theater.

Wow. Beneran, sekali lagi gue merasa asing. Sekali lagi, tempat ini juga ikut menyaksikan gue tumbuh, dari jaman main tamiya, beli mp3 player hitz, beli cd playstation, cd film bajakan, dan BANYAK lagi.

"Udah dari awal pandemi kak, tutupnya.. Dari 2020", lanjutnya.

Jiwa sentimen gue semakin terhempas. 

Kayak.

Inikah akhir mimpi beberapa orang? 

Tutup.

Hal yang biasanya ditunggu-tunggu pegawai. Sign menggantung di pintu yang rasanya ingin buru-buru dibalik setiap harinya.

Wow. Kehilangan pekerjaan.

Dan tentu banyak yang lebih buruk dari kehilangan pekerjaan. Kita kehilangan BANYAK hal, yang sampai rasanya remeh jika dikatakan "hal". Kita kehilangan BANYAK SEGALANYA.

Ya, sebuah percakapan kecil kadang membuat kita terbang jauh terbawa suasana ya.

Semangat teman-temanku!

No comments:

Post a Comment