Ya, gue bikin tato untuk keduakalinya 23 hari yang lalu. Sekitar 5 bulan setelah tato pertama gue jadi. Gue ngga berusaha nahan diri buat bikin tato baru emang, tapi kemarin kok rasanya begitu mendadak., sama seperti kali terakhir gue nato.
Di blog ini gue akan sedikit menceritakan proses impulsif yang gue lakukan keduakalinya.
8 Agustus 2019
Pagi ini gue terbangun seperti pengangguran biasanya. Biasanya gue lagi ada project, tapi 3 hari belakangan ini kebetulan lagi ngga ada yang dikerjain, jadi yang gue lakukan di rumah adalah bobo dan bobo. Sesekali makan.
Karena gue baru tidur deket-deket subuh, gue baru bangun jam 12an seperti biasanya. Siang itu gue super bosen dan yang gue lakukan saat itu adalah browsing instagram. Yha, biasa. Scroll-scroll, tap-tap, sampai di sebuah informasi dari sebuah tattoo studio mengatakan "hari ini ada yang cancel nih.. ada yang mau bikin tato?".
Gue langsung duduk tegak dari tiduran malas, ketik direct message:
"Masih ada slotnya kak hari ini?"
"Ada nih, tapi sorean gapapa? Sekitar jam 5"
"Boleh.."
"Mau bikin kayak gimana? Udah ada gambaran?"
Gue kirim perkiraannya, super rough karena gue bikin 2 hari setelah tato pertama gue jadi, jadi mungkin ada beberapa yang rasanya ngga asyik kalo gue tato hari itu. Bayangannya adalah gue bikin semacam typography di lengan atas kiri gue, membentuk semacam armband gitu. Isinya quotes-quotes atau frasa yang gue suka.
"Bisa nih..", lanjut dia.
"Ini kira-kira kena berapa jam ya?", tanya gue menghitung budget.
"Pait-paitnya sih 2 jam.. Kalo lebih dari 2 jam juga kita lagi ada promo kak, 3 jam bayarnya 2 jam"
"Ok.. Nanti sore ya.."
Gue langsung buka laptop gue dan buka file 'arya tattoo LEFTHAND layout1.ai'. Ngotak-ngatik peletakan kata-katanya, dan ganti most of it. Salah satu dari kata-kata yang akan gue cetak di lengan gue saat ini justru kata-kata yang mau gue bikin di tato pertama gue kemarin. Di kali pertama kemarin (nanti akan gue ceritakan).
=====
OKE
Sedikit intermezo tentang mengapa gue untuk keduakalinya terpancing untuk bikin tato. Kali ini gue terpancing adalah karena adanya feeling ga enak gue di beberapa hari yang lalu. Ada yang bilang gue kayak drama queen hari itu. Gue juga ngga tau, tapi rasanya masih begitu nyata bahkan sampe hari ini.
Di pagi beberapa hari lalu itu gue terbangun, entah kenapa gue yakin gue akan mati hari itu. Gue ngerasa kayak nyawa gue udah melayang. Mungkin cuma lagi melankolis aja, sampe waktu itu gue di jalan lagi naik motor sendiri tiba-tiba nangis karena keinget akan mati. Ngga 'takut' mati, emang. Lebih ke.. Gue masih sayang banget sama orang-orang di sekitar gue. Gue ke dua coffee shop hari itu, dan keduanya notice gue terlihat lemas. Yang satu bilang gue lesu banget, yang kedua bilang gue kayak orang baru bangun tidur.
Intinya gue sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan bernafas oleh Tuhan YME. Gue sempet nulis notes ini di laptop gue di hari ketika gue merasa akan mati hari itu:
kalo bener bahwa hidup dan mati sudah ada yang mengatur..,
dan orang yang akan mati bisa merasakan tanda-tandanya,
maka gue akan cerita soal hari-hari gue belakangan ini.
gue ngga pernah merasakan se-clumsy ini sebelumnya. gue ngga pernah merasa begitu ceroboh sampe.. antara gue nyenggol semua barang, dan/atau gue lupa urutan dalam melakukan sesuatu. kayak.. semua reflek gue perlahan hilang. pikiran-pikiran yang sudah hafal luar kepala kini benar-benar di luar kepala. lupa.
semua barang yang sebenernya gue liat dan sadari keberadaannya tetep kesenggol. gue bahkan mulai lupa membuka pagar sebelum mengeluarkan motor. sampe motor gue nabrak pager. dan lupa naikin standard motor pas motor lagi jalan. hal-hal yang super basic dan dasar untuk dilakukan.
mungkin, otak gue emang cape, mungkin gue kurang tidur, atau mungkin gue lagi banyak pikiran?
atau mungkin lagi galau. haha
kemarin-kemarin emang gue ngerasa ngga takut mati. kayak. mati ya mati, hidup ya hidup. cuma pas 'diketuk' gini kok baru kerasa ya bahwa meninggalkan sesuatu yang fana pun bisa menyedihkan sekali. gue takut meninggalkan semuanya, bahkan gue takut kalo suatu hari gue akan lupa semua ini. semua keindahan ini. semua kebiasaan gue, semua temen-temen gue, semua kegiatan gue.
semua kebetulan-kebetulan yang ada dalam hidup gue, semua orang yang kenal dan berkenalan dengan gue. bahkan rasanya gue ga rela untuk kehilangan orang yang paling gue ga suka sekalipun.
pagi ini gue terbangun sudah seperti 'ngga ada' nyawa. ngga ada spirit untuk hidup, ga tau kenapa. padahal rasanya kemarin-kemarin masih ngga papa.
entahlah. apapun yang terjadi.., terima kasih teman-teman :)
That's it. Jadi most of my tattoos today berhubungan dengan ini. Gue nambah 7 frasa.
=====
Balik lagi, singkatnya sore itu, setelah gue ke kedai kopi hijau itu sambil ngelayout ulang calon tato gue, gue berangkat ke studio tato ini. Kebetulan deket banget sama rumah gue.
..Yang ternyata baru bisa bener-bener ketemu artistnya jam setengah 7 malem karena mobilnya harus dibengkelin dan lamak. Pahitnya lagi ternyata komputer dia ini ngehang selama sekitar 1 jam (yang bikin gue agak berpikir bahwa mungkin gue ga direstui membuat tato kedua), dan akhirnya gue coba pake laptop gue buat ngeprint ternyata malah bisa, padahal printernya super tua, yang bahkan gausah pake driver apapun. Agak pr-nya adalah gue kemaren ngukur lengan gue pake meteran IKEA, terus gue bikin layout lengan gue straight out of it. Jadi pas ngeprint, masalah pertama adalah ngepasin ulang skala yang gue kira udah 1:1 ternyata 1:1,001. Kasusnya adalah gue udah ada 1 tato, yang akan gue kelilingin dengan kata-kata lainnya ini. Masalah keduanya adalah printer ini kayaknya ngga begitu well-sync dengan macintosh. Jadi output dari printer ini gepeng ke atas, yang berarti dari illustrator kita harus 'eksperimenkan' menuju komposisi dan skala yang tepat. Jadi lah gue baru mulai nato jam 9:36 malam itu.
Buat yang belum ada bayangan nato itu gimana, pertama-tama, mereka akan mencukur bulu sehalus apapun yang ada di kulit kalian. Terus mereka akan olesin semacam gel yang fungsinya buat menempelkan tinta dari printan yang mereka bikin. Setelah pas, barulah mereka mulai setup alat tatonya. Ngatur tempat duduk, ganti jarum, nyiapin tintanya, dan mulailah mentato. Beberapa kali tentu saja para artist ini nanya arti dari tatonya, atau filosofinya, atau cerita dibaliknya., selain kepo, membuat kita yakin bahwa kita tau betul apa yang akan kita tato, dan hopefully ngga akan menyesal dengan benda permanen ini.
Kalo dibilang bikin tato sakit sih, engga. Cuma dibeberapa spot kerasa agak ngilu pas ditusukkan jarum-jarum ini. Buat yang mikirin sakitnya, mending coba kalian googling "tattoo pain chart".
Yaudah, pokoknya setelah 2 jam 34 menit itu tattoo baru gue selesai disuntikkan. Waktu tersebut terhitung dari awal mesin tatonya nyala (emang ada stopwatchnya di mesinnya).
=====
Masuk ke artinya deh ya. Jadi di tato-tato gue sekarang, mostly gue membicarakan soal kejadian beberapa hari sebelum gue nato tadi., yang gue jadi drama queen sehari.
Ada kata-kata ini, yang mau gue tato dari kali pertama kemarin, tapi ngga yakin. Kata-kata dalam bahasa sansekerta berbunyi "Tan hana dharma mangrwa", artinya kurang lebih 'Kebenaran hanya ada satu'. Karena gue NGGA mengamini kata-kata ini, gue coret dengan warna merah.
Ada "C'est la vie", yang artinya 'Such a life'. Ada "Amor fati", kata-kata dari Gigis, temen gue, yang diutarakan setelah gue cerita soal hari gajadi mati gue. Artinya kurang lebih 'Cinta kepada takdir'.
Lalu ada gue nulis tahun lahir gue dalam angka romawi. Basic, tapi untuk mengingatkan gue aja gue harus bersyukur karena gue sudah hidup segini lama dari tahun itu. Ada "Fana", simple juga, mengingatkan keberadaan manusia di dunia. Ada "Nihilist", agak ngga nyambung, tapi ini kata-kata dari dosen gue mengenai gue yang menganggap hidup tidak ada arti dan tujuannya.
Dan yang terakhir yang agak absurd gue nulis "Thank you", di pergelangan tangan kanan gue. Simplenya sih biar gue ngga lupa berterima kasih ke orang. Tapi sebenernya ini maksudnya ke setiap orang. Semua orang. Setiap orang yang bertransaksi sama gue, semua orang yang berkenalan dengan gue, semua orang yang ketemu dengan gue.
Terima kasih karena telah mengisi hidup gue, sudah bagian dari memori gue yang kalo gue bisa gue mau inget terus bahkan setelah mati. Terima kasih sudah membekas dan tidak membekas di hidup gue.
Bahkan sampe gue nanti mati dan mayat gue dimandiin, gue masih mau berterima kasih karena sudah merawat gue.
Yaudasi gitu doang. Jayus juga ya.
No comments:
Post a Comment