Ya, postingan ini tentu menceritakan waktu yang cukup singkat ini. Kemarin (1 Desember) gue akhirnya melaksanakan ritual kelulusan ini. Setelah proses total 5 jam yang mewakili 5 tahun ada di kampus ini dengan pembagian 1 tahun di program studi IT dan 4 tahun di Film, akhirnya gue menyatakan berhenti menjadi donatur.
Tiba saatnya gladi bersih wisuda. Gue izin ke dosen yang gue aslab-in, untuk menghadiri gladi bersih ini, karena emang kita semua wajib hadir, selain untuk tau bagaimana prosesi ini akan dilakukan, pembagian toga juga baru akan dilakukan hari ini.
[FLASHBACK]
"Mau tau yang lebih najis ga, Bran?", tanya gue ke Brandon siang itu, setelah kita sama-sama selesai tes toeic.
"Apatuh??", tanggap dia.
"Yudisium lusa"
"NGEN..", lanjutnya.
Gue memulai cerita ini dengan proses yudisium gue.
Jadi.., syarat kelulusan di sini adalah lulus yudisium. Syarat wisuda adalah lulus yudisium dan lulus tes toeic. Yudisium itu apa? Sebutan untuk para mahasiswa yang sudah menyelesaikan semua mata kuliah dengan 'baik', ngga ada yang E, dan blablabla, serta poin skkm udah 20 dengan pembagian masing-masing untuk kategori-kategorinya. Kala itu, poin gue udah 50, tapi skkm untuk pengabdian masyarakat masih belum full. Padahal 'cuma' perlu 4 untuk bagian pengabdian masyarakat itu.
Ya, gue agak mengambil 'keuntungan' dengan posisi gue sebagai anak ketua RT. Gue ngedesain sendiri sertifikat panitia 17 Agustus-an komplek rumah gue, dan minta tanda tangan bokap. HAHA. Engga, gue ngga bohong, gue emang jadi panitia, cuma sebenernya ngga turun sertifikat.
Gue kirim email ke bagian student development berlampirkan sertifikat barusan yang udah di tandatangan oleh ketua RT dan ada capnya beserta kata-kata sok sopan itu.
Besoknya gue yudisium. Ini juga salah satu yang harus di update ke media sosial gue.
Ya, jadi proses menuju kelulusan itu ada banyak banget, dan setiap kita update di media sosial gatau kenapa selalu ditanggepin dengan "selamat".
Sungguh dunia yang penuh cinta.
Oktober itu, gue udah Yudisium dan sudah lulus tes toeic. Wisuda akan diadakan awal Desember, katanya. Gue udah mulai panik karena sebenernya di web kampus gue udah ada tulisan daftar wisuda tapi gabisa. Malah muncul tulisan 'maaf, untuk periode ini sudah selesai, silakan kunjungi BAAK untuk informasi lebih lanjut'.
Pagi itu gue langsung jingkrak ke kampus dan nyamperin BAAK.
"MBAA!! Mba harus bantuin saya. plis.."
"Tungguin email aja ya.. Nanti kalo udah bisa daftar akan dikasih tau lewat email kok..", kata mba-mba BAAK ramah.
"t..t..tapi mba.."
"sshhh..", mba BAAK meletakkan jarinya di depan mulut gue, nyuruh gue untuk berhenti berdebat.
"percaya aja..", lanjut mba BAAK.
Gue terhipnotis, membalikkan badan gue dan keluar ruangan BAAK.
..
Pokoknya akhirnya gue dapet informasi bahwa pendaftaran wisuda sudah bisa dilakukan dari 7 November sampai 27 November. Wisuda akan diadakan tanggal 1 Desember 2018. Buat daftar wisuda, kita harus udah yudisium, lulus toeic, bebas bayaran dan pinjaman perpustakaan. Ehm, iya dan harus udah bayar wisuda.
Karena gue merasa akan garing kalo udah daftar dari sebulan sebelum wisuda, gue memutuskan untuk nunggu sampe mepet-mepet penutupan pendaftaran.
..niatnya
Tapi gue ga tahan karna nyokap SETIAP PAGI udah nanyain gue kapan daftar wisuda, apa aja yang diperlukan, and so on, and so on.
Gue daftar tanggal 24 November. Tetep rada mepet sih. Biarin aja, emang batu.
=====
30 November 2018 - GLADI BERSIH
[UDAHAN FLASHBACKNYA]
"Gue dateng, Arya.. Lu mau berangkat bareng?", tanya balik Ester, temen seperjuangan gue. Salah satu anggota grup 'syubidu pam pam'. Aquarius yang ulang tahunnya udah pernah gue ceritain di blog ini.
"Mmm.. boleh, tapi gue mau makan dulu sebentar. Ini gue baru keluar kelas..", jawab gue.
"Ohh, iya gapapaa, gue juga sekalian jemput Ching (Chingtya), kok..", jawabnya lagi.
(SKIP)
"Halo, Ester, Friska!!", sapa gue dan Ching ke mereka yang ada di dalam mobil.
Kita berangkat ke ICE BSD, tempat wisuda akan dilaksanakan, dan tiba sangat tepat waktu, jam 12:30. Dan ternyata semua orang datang tidak tepat waktu. Mereka datang lebih cepat dari jam itu, ternyata pembagian toga dilakukan di awal, bukan di akhir gladi bersih. Kita ngantri nyaris satu jam, dan akhirnya tiba giliran kita berempat, yang ternyata keempatnya tidak terdaftar di pengambilan toga periode ini. Terjadi sedikit miskomunikasi ternyata, karena di prodi gue yang melaksanakan sidang skripsi di semester ganjil, mahasiswanya dihimbau untuk segera melakukan foto ijazah dan pengukuran toga, padahal abis sidang skripsi kita masih ada magang.
Intinya, pengukuran toga itu terdaftar untuk pelaksanaan wisuda semester ganjil.
"Nanti coba kesini lagi ya, setelah gladi bersih, kita siapin dulu..", kata mas-mba yang ada di tempat pengambilan toga.
"Baiqlah..", jawab kita serempak seperti di film anak-anak.
Sungguh sesuatu yang indah, melihat teman-teman seperjuangan lagi di kehidupan nyata. Di semester nganggur ini gue ke kampus 'hanya' untuk jadi asisten lab, gue ga ketemu anak-anak selain adik-adik tingkat di kampus.
Asli, kalo kalian belum kerja atau masih freelance-freelance, gue saranin dateng ke acara ini pake kaos tulisan "Pengangguran", atau "Freelancer". Agak menyakitkan soalnya jawabin satu-satu ke temen-temen kalian yang udah sukses duluan, yang udah kerja tetap atau dapet klien ga berhenti-berhenti.
Kadang gemes juga ngeliat dan denger mereka saling bersalaman formal, cipika-cipiki, terus saling nanyain kabar, ngomongin job, pengalaman yang udah dikerjakan selama 6 bulan terakhir ini, masing-masing mereka berkembang sangat jauh dalam waktu 6 bulan ini.
"Gue.. masih gini-gini aja. Masih ke kampus, jadi aslab sambil nungguin wisuda, sama freelance dikit-dikit, hahaha", jawab gue.
"Oooohh..", jawab baliknya. "ha ha, nggapapa, yang penting bahagia..", lanjut sebagian mereka dengan tatapan kosong, kepala mendongak ke atas pelan-pelan sambil berusaha cari topik lain yang ternyata ga ketemu-ketemu, lalu ngambil hp dari kantongnya.
=====
"Kita di C6, Ya...", kata Ching sambil kita jalan menuju kursinya.
"Arya di situ!! Kursi FTV pertama!", kata salah satu dari temen gue ini.
Nama gue adalah nama lulusan pertama FTV. Nope, bukan karena nama gue berawalan huruf A, dan bukan karena gue anak yang rajin dateng ke pendaftaran ulang mahasiswa, sehingga NIM gue pertama. Tapi karena gue anak pindahan jurusan, anak angkatan 2013 yang nyelip ke 2014, harusnya NIM gue tetap ngga menyatu, tapi tahun 2015 jurusan gue dikonversi ke FTV dari DKV, yang menyebabkan kita semua harus ganti NIM, dan gue jadi satu-satunya anak 2013 yang masuk ke prodi FTV.
Proses gladi bersih dimulai, ketua pelaksananya menjelaskan cara berjalan dan aturan-aturan untuk wisuda ini, kita semua mendengarkan.. obrolan teman-teman sekitar.
"buat 100 orang terpilih yang gabung ke grup selebrasi wisuda, tolong maju kedepan.. ayo kita beraksi", kata salah satu pengurus wisuda itu. Kita semua maju, oke, ngga semua, belasan dari kita maju, dan kita di brief untuk melakukan flashmobnya.
Gue dijebak. Selama ini ga ada omongan di grup bahwa kita akan melakukan flashmob seperti ini. Kita disuruh joget di depan niruin anak-anak street dance.
Bisa bayangin gue dance?
Sama, gue juga ngga bisa.
Setelah proses itu, sekitar 20 orang leftgroup. tinggal sekitar 80 orang di grup tersebut.
=====
Gladi bersih selesai, pengambilan toga selesai, walaupun sore itu ada yang belum dapet toga karena ngga hoki. Mereka dihimbau untuk datang lebih pagi besok untuk pengambilan toga.
==========
1 Desember 2018 - WISU-DAY
Tiba saatnya gladi bersih wisuda. Gue izin ke dosen yang gue aslab-in, untuk menghadiri gladi bersih ini, karena emang kita semua wajib hadir, selain untuk tau bagaimana prosesi ini akan dilakukan, pembagian toga juga baru akan dilakukan hari ini.
[FLASHBACK]
"Mau tau yang lebih najis ga, Bran?", tanya gue ke Brandon siang itu, setelah kita sama-sama selesai tes toeic.
"Apatuh??", tanggap dia.
"Yudisium lusa"
"NGEN..", lanjutnya.
Gue memulai cerita ini dengan proses yudisium gue.
Jadi.., syarat kelulusan di sini adalah lulus yudisium. Syarat wisuda adalah lulus yudisium dan lulus tes toeic. Yudisium itu apa? Sebutan untuk para mahasiswa yang sudah menyelesaikan semua mata kuliah dengan 'baik', ngga ada yang E, dan blablabla, serta poin skkm udah 20 dengan pembagian masing-masing untuk kategori-kategorinya. Kala itu, poin gue udah 50, tapi skkm untuk pengabdian masyarakat masih belum full. Padahal 'cuma' perlu 4 untuk bagian pengabdian masyarakat itu.
Ya, gue agak mengambil 'keuntungan' dengan posisi gue sebagai anak ketua RT. Gue ngedesain sendiri sertifikat panitia 17 Agustus-an komplek rumah gue, dan minta tanda tangan bokap. HAHA. Engga, gue ngga bohong, gue emang jadi panitia, cuma sebenernya ngga turun sertifikat.
Gue kirim email ke bagian student development berlampirkan sertifikat barusan yang udah di tandatangan oleh ketua RT dan ada capnya beserta kata-kata sok sopan itu.
Besoknya gue yudisium. Ini juga salah satu yang harus di update ke media sosial gue.
Ya, jadi proses menuju kelulusan itu ada banyak banget, dan setiap kita update di media sosial gatau kenapa selalu ditanggepin dengan "selamat".
Sungguh dunia yang penuh cinta.
Oktober itu, gue udah Yudisium dan sudah lulus tes toeic. Wisuda akan diadakan awal Desember, katanya. Gue udah mulai panik karena sebenernya di web kampus gue udah ada tulisan daftar wisuda tapi gabisa. Malah muncul tulisan 'maaf, untuk periode ini sudah selesai, silakan kunjungi BAAK untuk informasi lebih lanjut'.
Pagi itu gue langsung jingkrak ke kampus dan nyamperin BAAK.
"MBAA!! Mba harus bantuin saya. plis.."
"Tungguin email aja ya.. Nanti kalo udah bisa daftar akan dikasih tau lewat email kok..", kata mba-mba BAAK ramah.
"t..t..tapi mba.."
"sshhh..", mba BAAK meletakkan jarinya di depan mulut gue, nyuruh gue untuk berhenti berdebat.
"percaya aja..", lanjut mba BAAK.
Gue terhipnotis, membalikkan badan gue dan keluar ruangan BAAK.
..
Pokoknya akhirnya gue dapet informasi bahwa pendaftaran wisuda sudah bisa dilakukan dari 7 November sampai 27 November. Wisuda akan diadakan tanggal 1 Desember 2018. Buat daftar wisuda, kita harus udah yudisium, lulus toeic, bebas bayaran dan pinjaman perpustakaan. Ehm, iya dan harus udah bayar wisuda.
Karena gue merasa akan garing kalo udah daftar dari sebulan sebelum wisuda, gue memutuskan untuk nunggu sampe mepet-mepet penutupan pendaftaran.
..niatnya
Tapi gue ga tahan karna nyokap SETIAP PAGI udah nanyain gue kapan daftar wisuda, apa aja yang diperlukan, and so on, and so on.
Gue daftar tanggal 24 November. Tetep rada mepet sih. Biarin aja, emang batu.
=====
30 November 2018 - GLADI BERSIH
[UDAHAN FLASHBACKNYA]
"Gue dateng, Arya.. Lu mau berangkat bareng?", tanya balik Ester, temen seperjuangan gue. Salah satu anggota grup 'syubidu pam pam'. Aquarius yang ulang tahunnya udah pernah gue ceritain di blog ini.
"Mmm.. boleh, tapi gue mau makan dulu sebentar. Ini gue baru keluar kelas..", jawab gue.
"Ohh, iya gapapaa, gue juga sekalian jemput Ching (Chingtya), kok..", jawabnya lagi.
(SKIP)
"Halo, Ester, Friska!!", sapa gue dan Ching ke mereka yang ada di dalam mobil.
Kita berangkat ke ICE BSD, tempat wisuda akan dilaksanakan, dan tiba sangat tepat waktu, jam 12:30. Dan ternyata semua orang datang tidak tepat waktu. Mereka datang lebih cepat dari jam itu, ternyata pembagian toga dilakukan di awal, bukan di akhir gladi bersih. Kita ngantri nyaris satu jam, dan akhirnya tiba giliran kita berempat, yang ternyata keempatnya tidak terdaftar di pengambilan toga periode ini. Terjadi sedikit miskomunikasi ternyata, karena di prodi gue yang melaksanakan sidang skripsi di semester ganjil, mahasiswanya dihimbau untuk segera melakukan foto ijazah dan pengukuran toga, padahal abis sidang skripsi kita masih ada magang.
Intinya, pengukuran toga itu terdaftar untuk pelaksanaan wisuda semester ganjil.
"Nanti coba kesini lagi ya, setelah gladi bersih, kita siapin dulu..", kata mas-mba yang ada di tempat pengambilan toga.
"Baiqlah..", jawab kita serempak seperti di film anak-anak.
Sungguh sesuatu yang indah, melihat teman-teman seperjuangan lagi di kehidupan nyata. Di semester nganggur ini gue ke kampus 'hanya' untuk jadi asisten lab, gue ga ketemu anak-anak selain adik-adik tingkat di kampus.
Asli, kalo kalian belum kerja atau masih freelance-freelance, gue saranin dateng ke acara ini pake kaos tulisan "Pengangguran", atau "Freelancer". Agak menyakitkan soalnya jawabin satu-satu ke temen-temen kalian yang udah sukses duluan, yang udah kerja tetap atau dapet klien ga berhenti-berhenti.
Kadang gemes juga ngeliat dan denger mereka saling bersalaman formal, cipika-cipiki, terus saling nanyain kabar, ngomongin job, pengalaman yang udah dikerjakan selama 6 bulan terakhir ini, masing-masing mereka berkembang sangat jauh dalam waktu 6 bulan ini.
"Gue.. masih gini-gini aja. Masih ke kampus, jadi aslab sambil nungguin wisuda, sama freelance dikit-dikit, hahaha", jawab gue.
"Oooohh..", jawab baliknya. "ha ha, nggapapa, yang penting bahagia..", lanjut sebagian mereka dengan tatapan kosong, kepala mendongak ke atas pelan-pelan sambil berusaha cari topik lain yang ternyata ga ketemu-ketemu, lalu ngambil hp dari kantongnya.
=====
"Kita di C6, Ya...", kata Ching sambil kita jalan menuju kursinya.
"Arya di situ!! Kursi FTV pertama!", kata salah satu dari temen gue ini.
Nama gue adalah nama lulusan pertama FTV. Nope, bukan karena nama gue berawalan huruf A, dan bukan karena gue anak yang rajin dateng ke pendaftaran ulang mahasiswa, sehingga NIM gue pertama. Tapi karena gue anak pindahan jurusan, anak angkatan 2013 yang nyelip ke 2014, harusnya NIM gue tetap ngga menyatu, tapi tahun 2015 jurusan gue dikonversi ke FTV dari DKV, yang menyebabkan kita semua harus ganti NIM, dan gue jadi satu-satunya anak 2013 yang masuk ke prodi FTV.
Proses gladi bersih dimulai, ketua pelaksananya menjelaskan cara berjalan dan aturan-aturan untuk wisuda ini, kita semua mendengarkan.. obrolan teman-teman sekitar.
"buat 100 orang terpilih yang gabung ke grup selebrasi wisuda, tolong maju kedepan.. ayo kita beraksi", kata salah satu pengurus wisuda itu. Kita semua maju, oke, ngga semua, belasan dari kita maju, dan kita di brief untuk melakukan flashmobnya.
Gue dijebak. Selama ini ga ada omongan di grup bahwa kita akan melakukan flashmob seperti ini. Kita disuruh joget di depan niruin anak-anak street dance.
Bisa bayangin gue dance?
Sama, gue juga ngga bisa.
Setelah proses itu, sekitar 20 orang leftgroup. tinggal sekitar 80 orang di grup tersebut.
=====
Gladi bersih selesai, pengambilan toga selesai, walaupun sore itu ada yang belum dapet toga karena ngga hoki. Mereka dihimbau untuk datang lebih pagi besok untuk pengambilan toga.
==========
1 Desember 2018 - WISU-DAY
Hari ini tidak seperti biasanya, gue bangun dengan alarm.
Agak cupu juga soalnya kalo uang wisuda gue gakepake karna gue dateng telat.
Pagi ini, wisudawan dihimbau buat dateng ke lokasi jam 6 pagi. Iya, sepagi itu. Gue pasang alarm jam 4:46. karena 4:45 terlalu pagi.
Lumayan mepet bangunnya, gue emang gabisa bangun terlalu jauh dari jam berangkat. Gue bukan tipe orang yang mandi pagi, apalagi mandi subuh. Gue selalu mandi malem sebelum tidur dan tidak merasa kotor di pagi hari. Gue menyantap roti yang semalem gue beli, dan berpakaian layaknya seorang wisudawan.
"Kamu jadinya naik grab, Dhik?", tanya Ibu.
"Boleh.. Ga jadi dianterin?", tanya balik gue.
"Eh? Oh.. mau dianterin Babeh? Boleh.."
Akhirnya gue berangkat ke lokasi gue wisuda jam 5:30. Dengan udah pake kemeja, dasi, celana panjang bahan, dan membawa toga dan kawanannya. Wisudawan dilarang bawa tas, jadi gue tenteng semua.
Deket jam 6, gue sampe di lokasi, dan mendapati lokasi sudah cukup ramai. Gue turun di depan parkirannya, biar ga usah ngantri turunin penumpang. Dan jalan mencari kawanan gue. Dan nemu Icong, temen SD-SMA gue yang wisuda bareng.
"Anjir.. lu wisuda sekarang, Dhik?", tanya Icong sambil kita tos.
"Yoi.. hahaha ga telat-telat banget lah ya..", bales gue.
Datanglah Ridwan (nama disamarkan), temen gue yang datang tergopoh-gopoh layaknya wisudawan yang tidak sabar sukses.
"Anjir, rame banget ya..", sapa dia ke kita.
Yang kita sadari adalah dia pake semua per-toga-an ini dengan salah. Toga kebalik, dan sebagainya.
"HAHAHA, maaf, gapernah wisuda sebelumnya", alibinya.
Ga lama, gue pindah kawanan ke anak-anak film angkatan gue. Sumpah, bangga banget ngeliat anak-anak ini berkumpul bersama dengan pakaian toga ini. Saling bercanda-canda, lawakan-lawakan tua jaman kuliah dulu.
Wong datang di antara kita dengan kameranya yang emang selalu dibawa. Dia adalah manusia paling tekun dalam merekam kejadian-kejadian yang ada di muka bumi. Dia selalu merekam apapun dari semester 1 kita sekelas. Dan tangannya bak gimbal dji ronin. Stabil bener!
=====
2,5 jam berlalu, dan setelah seluruh mahasiswa dikumpulkan di depan pintu masuk sesuai barisan yang udah ditentukan, tiba-lah waktu ritual ini dimulai. Ritual yang ditunggu semua orang tua. Wisudawan memasuki ruangan. berjalan dengan tegap dan bangga meski belum membawa gelar bersama nama.
Handphone orangtua senantiasa mengarahkan kameranya ke para wisudawan. 850 mahasiswa agaknya memenuhi ruangan itu. Walaupun pasti lebih ramai orangtua, karena biasanya butuh 2 orangtua untuk melahirkan 1 mahasiswa.
"Kita perlu kenalan ga sih?", tanya gue ke sebelah gue yang kebetulan anak prodi lain.
"Eh, iya.. Halo..", sapa balik dia.
"Arya.."
"Sara..", jawab Gissara, mahassiwi ilmu komunikasi itu.
Tapi tetep, sepanjang prosesi ini kita ga ngobrol. Cuma awkward aja kalo ga kenalan yakan?
=====
Prosesi dimulai. Sidang senat dimulai. Kalimat pembuka dari orang-orang penting dimulai. Kami 'mendengarkan' dengan khidmat. Beberapa kali gue memejamkan mata dan membayangkan kalo gue lagi ada di tempat lain, bukan di sebuah wisuda, di mana gue saat ini?
Tapi suara dengung dari bapak rektor ga bisa gue abaikan. Pada akhirnya gue membuka mata lagi dan kembali bersyukur karena gue ada di tempat ini, bersama teman-teman seperjuangan dan orangtua yang sama-sama gue cintai.
Saat yang ditunggu-tunggu dimulai, pemberian gelar kepada wisudawan yang ditandai dengan pemindahan tali dari kiri ke kanan oleh bapak rektor ke 850 mahasiswa. Urutan majunya adalah per prodi. Di prodi gue, nama gue adalah nama pertama. Gue yang paling depan di prodi film dan televisi. I'M SO NERVOUS! Gue gabisa nyontek prosesnya karena gue paling depan, dan proses yang dari tadi gue ga bisa merhatiin karena terlalu jauh. Walaupun udah di brief pas gladi bersih kemarin, tapi gue kan emang gini.
"Arya Sukrandhika Aji, sarjana seni..", sebut MC nya. ya, oke, ini pertamakalinya gue nyebutin nama lengkap gue di blog ini. Gue mendengar samar-samar sorakan kecil dari bawah panggung. Gue. ga. fokus.
Gue jalan dengan tempo 120bpm dan detak jantung 240bpm. 'anjir salah ga nih salah ga nih', kata otak gue yang bikin jalan gue offbeat.
=====
Let's say seluruh prosesi ini telah selesai. Seluruh mahasiswa sudah memegang gelarnya masing-masing, kita foto bersama per-prodi, foto sama orangtua, dan menyelesaikan ritual ini dengan menjawab-jawabkan chat orang yang nanya "KAMUDIMANA?" dengan fotoin lokasi.
"Aryaaa!!!", sapa Raymond dan Joy, pasangan baru yang sangat romantis kepada temannya ini.
Mereka ngasih gue bunga matahari pertama, cukup kecil, dan terlihat lunglai tapi super gemas.
Well, untuk gue yang hari ini ngga mengharapkan siapa-siapa dateng, gue sangat terharu karena cukup banyak yang memberi gue selamat, menjabat tangan gue, bahkan memberi sedikit bunga dan bingkisan dan sticky notes gemas.
Maaf, sejujurnya gue terlalu bahagia kala itu sampe ngga begitu mengingat bunga yang ini dari siapa dan ini dari siapa, tapi gue inget semuanya!
=====
Kepada konklusinya, rasa-rasa abis wisudanya.
Mungkin udah banyak banget yang ngomong ke kalian untuk menikmati masa kuliah, gue cuma mau nambahin kata-kata ini ke otak kalian. Iya, nikmatilah masa-masa kuliah. kalo bolos, nikmatilah bolosnya, kalo cabut kelas, nikmatilah. Kalo suka belajar, nikmati belajarnya. Dapet tugas susah, nikmati! Nikmati berteman dan punya jadwal yang selalu sama dengan geng kalian.
Karena mungkin kalian ngga kebayang betapa gue sekarang sedih meninggalkan dunia perkuliahan itu.
No comments:
Post a Comment