Friday, September 7, 2018

Pertemuan dengan Masa Lalu

hujan itu melarang gue untuk pulang sore tadi.

dan membelokkan motor gue ke coffeeshop samping kampus gue.
bahkan melarang gue untuk menyebrang ke toko itu.

"arya..", panggil ka dyah, dosen kampus gue, yang barusan gue aslab-in. mata kuliah sound design.
tanpa berpikir panjang, gue masuk ke coffeeshop itu.

    "kak, aku ikut duduk dulu ya.. ujannya deres banget gatau mau kemana..", basa-basi gue.
"iya, mas.. silakan", dia emang manggil gue mas.

--
"saya lagi nungguin temen saya juga.. tadi mau ketemu di sana, tapi saya juga kejebak hujan, dia juga kejebak hujan..", kata ka dyah sambil menunjuk ke arah barat.

akhirnya gue memesan kopi hitam dari biji robusta flores di coffeeshop tersebut. dan ngobrolin apapun yang bisa diobrolin. mulai dari kerjaan mixing dan recording yang masing-masing kami pernah kerjakan, kota asal, sampai efek rumah kaca dan jordan rudess.

ngga lama, ka dyah terlihat menyapa temannya yang ada 5 meter di belakang gue.

"heee... ujan-ujanan!! wadooh basah", sapa ka dyah ke temennya.

temennya.
adalah.
dosen.
gue.
waktu di teknik informatika.
aljabar linear.

"ini, yang kuceritain, muridmu waktu di IT, jadi aslabku di DKV..", lanjut ka dyah ke bu tan ting heng, dosen aljabar linear gue di prodi gue dulu, IT, teknik informatika.
    "halo, bu.. saya dulu mahasiswa IT 2013.. dulu sekelas sama......." gue menyebutkan nama temen-temen sekelas gue di masa-masa kelam gue itu.

"ooo.. saya ngga inget nama-nama itu..", jawabnya sambil tersenyum.
"kamu sudah lulus berarti?", lanjutnya.
    "yap, sudah.. desember nanti wisuda", jawab gue.

dia menjulurkan tangannya.

"selamat..", ucapnya sambil tersenyum.

GOD.
ini rasanya kayak dapet ucapan dari masa lalu yang melihat present-time kamu udah sukses.
energi gue yang abis ngaslab dari jam 8 sampe jam 4 selang 2 jam itu ke-charge penuh.

--
kita lanjut duduk bareng. ngopi bareng.
bareng.
2 dosen. dosen DKV dan IT.
omaigat gue kayak ada di dua masa gue yang berbeda.

"jadi.. kenapa bisa ada di posisi saat ini, arya?", tanya bu tan.

gue menceritakan tentang pesyen gue yang berubah-ubah di masa itu. seluruhnya. dari tujuan hidup gue backthen, hingga ke peristiwa pindah jurusan, bahkan hingga rencana hidup gue kedepannya.

dia tidak terlihat terkejut dengan cerita gue. dia menanggapi.
"ngga papa.. saya juga dulu pindah jurusan 5x..", kata bu tan.

sambil gue menganga, dia menceritakan perpindahan dia itu. dari bisnis, ke elektro, bla bla bla, sampai ke matematika.
"bahkan dulu saya mau ambil kimia murni..", lanjutnya.

gue tersenyum. pindah jurusan merupakan sesuatu yang bahkan dialami.. 5 kali lipat oleh bu tan. dosen gue yang tidak diragukan lagi kecerdasannya ini.

obrolan kita berlanjut. dari ngebahas kopi, ngebahas teh, sunda, jawa tengah, cina, menara eiffel, dan berujung ke pembahasan yang cukup panjang, seni. instalasi. estetika. filsafat.

ya, yang kita semua nyambung adalah ngomongin seni. baik dari penikmat, maupun senimannya. kayaknya seni memang sesuatu yang sangat luas dan bisa dibicarakan dan diperdebatkan oleh semua orang. itu serunya.

dan tidak serunya.
semua orang bisa berkomentar. dan memberi saran serta pikiran terbuka.

gue merasa tersuapi lagi sore ini. ngobrol dengan orang yang backgroundnya beda emang selalu menarik. sudut pandang yang ditawarkan oleh seorang ahli matematika, kepada seorang... arya, yang belum tau arah dan tujuan hidup berikutnya kemana. bahkan obrolan mengenai sesuatu yang melintasi generasi kami bisa begitu lancar diperdebatkan. untungnya, mereka semua open dengan pandangan satu sama lain.

beda kalo ngobrol sama orang yang gamau dengerin.

No comments:

Post a Comment