Sunday, September 23, 2018

IMAGO 3.0

#CakepDah

Sebuah kata-kata yang didapat saat rapat koordinator ke-sekian kami sejak terbentuknya IMAGO 3.0.
Ya, hari ini gue akan cerita soal.. (hiks).. kepanitiaan terakhir gue di kampus. IMAGO ini sendiri adalah sebuah acara pameran karya tugas akhir fakultas seni dan desain kampus gue. Dilaksanakan pada tanggal 18-21 September 2018. Tidak seperti biasanya, gue menjadi koordinator divisi acara. Gue mengajak beberapa teman-teman gue yang gue nilai kredibel untuk jadi divisi acara di event kali ini, untuk membantu bersama-sama berpusing-pusing memikirkan strategi dan konsep acara ini.
Mari kita perkenalkan satu-satu anggota divisi acara kali ini.
Mulai dari Kirtti, bukan orang bali dan bukan orang india, dia punya nama belakang yang cukup jawa. Seorang mahasiswi tingkat akhir jurusan Desain Grafis. Temen gue ngecover 80% uploadan terakhir gue di instagram.
Kemudian Diandra, gitaris cewek. Perempuan berrambut tebal, berkaos raglan hitam-putih, celana hitam, sepatu hitam dan berkacamata bening bukan hitam. Bisa nyanyi tapi pemalu. Sahabat karib Kirtti sejak semester 1 mereka. 
Ada Chai, ini nama khusus di IMAGO karena nama dia kalo di ketik di pendaftaran udah taken oleh satu orang lagi. Dia juga mahasiswi Desain Grafis tingkat akhir, sama seperti Kirtti dan Diandra. 
Ada juga Fay, nah ini orang yang rebutan nama sama Chai. Biar mereka ngga berantem, dua-duanya ngga ada yang dipanggil Yola, nama panggilan mereka. Fay ini seorang mahasiswi Film tingkat akhir. Terlihat introvert, dan memiliki selera dark humor yang baik.
Lalu ada Irene, anak yang punya hobi fotografi sepertinya karena gue denger nama dia di anggota komunitas fotografi kampus gue. Dia juga mahasiswi Desain Grafis tingkat akhir. Ya, jadi semua di atas adalah angkatan 2015, kecuali yang satu ini.
Ada Felika, perempuan periang, memiliki kesan utama #MahasiswaSosial, sama seperti Fay. Dia anak jurusan Interactive Media Design semester 3 saat bergabung. Mudah mengantuk saat rapat, namun jika produktivitas berpikirnya sedang baik, akan sangat produktif.

Ya, proses OpenRecruitment dan CloseRecruitment dibuka dari bulan April 2018. Tapi gue udah mulai mikirin acara sedikit-sedikit bersama dengan Kirtti, Diandra, dan Chai. Sekira dari bulan Mei, kita mulai merangkai susunan acara dari super kasarnya, mikirin konsep acara, calon pembicara, tema seminar, perkiraan konsumsi, perkiraan pre-event yang akan diadakan gimana, dan sebagainya. Timeline acara memang dibuat untuk kerapihan proses bekerja. dan benar, proses bekerja kami sangat rapih. Setiap yang tertulis di timeline kerja, mundur 2 minggu secara runtut. Untungnya kita bikin timeline ini emang dicepetin. Jadi sepertinya tidak ada masalah.

Pada sekira bulan Juli pertengahan, timbullah tema seminar yang kami pikirkan. Seminar sendiri dibagi menjadi tiga: seminar pembicara luar, seminar alumni, dan bedah karya. Seminar pembicara luar memiliki tema "hands to your own future career", seminar alumni memiliki tema "how do you like your eggs?", dan bedah karya memiliki tema "does anybody have a map?". tema-tema itu tentu bukan timbul dari gue yang tidak bisa berkata-kata dan berpikir spesifik, melainkan melalui bantuan dari masing-masing anggota divisi acara dalam proses berpikir ini. Jadi, yang gue lakukan cuma acc atau tidak. ha ha. Koor acara yang baik. 

Sekira 10 kali rapat divisi acara kami adakan, pembagian kerja siapa menghubungi siapa telah dibagi, keluh kesah dan canda tawa serta pahit manis kami lewati.

====FAST FORWARD

Setelah kemarin gue ngebrief MC untuk opening hari ini. ya, para MC datang tepat waktu, pukul 08:45 kedua MC sudah datang untuk opening pukul 09:00. Tidak bisa dihindari, kita ngaret sekitar 15 menit, karena selain dosa internal, juga kita menunggu para tamu dari industri-industri untuk datang ke opening acara ini. Ya ini hari pertama, kita semua masih panik. 

18 SEPTEMBER 2018, DAY 1 IMAGO 3.0
"Arya, jemput-jemputin dosen sama wakil rektor gih di atas.. udah kurang 10 menit lagi..", kata Sasa sang sekretaris. Gue skip banget kalo harus jemput-jemputin di ruang dosen. Gue langsung narik Kirtti dan naik ke atas. Salah. Dua-duanya ga berani ngetok.

"Bagi para tamu yang sudah datang di pameran, di mohon untuk duduk di kursi yang sudah kami sediakan di depan, karena Opening akan segera di mulai..". ya, pameran kita tergabung dengan salah satu stage untuk event kita. Para bintang tamu duduk, and here we go..

Bumper opening diputar..,

"SELAMAT PAGI DAN SELAMAT DATANG DI IMAGO 2018!", 
sambut Edwin dan Theresia, MC pembukaan kali ini. Rangkaian opening kali ini terdiri dari opening MC, kata-kata sambutan dari berbagai pihak dan ketua acara kita, Anno, dan yang terakhir adalah pemukulan gong oleh wakil rektor. Oke, semua berjalan cukup lancar.. di opening kali ini. "Selanjutnya jadwal IMAGO yang sangat padat tentunya sudah menanti kita, maka saya Edwin.., dan Theresia undur diri, SAMPAI JUMPA DI RANGKAIAN ACARA IMAGO BERIKUTNYA!"

Tepuk tangan formal tapi ga formalitas bergema dalam Function Hall kampus. 

Para pembicara pertama dari alumni Desain Grafis UMN sudah hadir. 3 orang, yang masing-masing dari agency, inhouse dan freelancer. Peserta tidak kunjung masuk dan duduk. Pendaftar di web sudah sampai 40 orang, tapi yang hadir pada jamnya hanya 10. Kami menunggu sekitar 10-15 menit sampai bangku terisi, namun sepertinya para peserta masih asyik melihat pameran kita. Berkali-kali pemberitahuan seminar akan segera dimulai-pun tidak menggerakkan mereka.

"No, kita mulai aja gimana? Kayaknya mereka ga akan duduk kalo belum mulai..", kata gue ke Anno, sang ketua acara yang saat itu menyamar jadi moderator. Anno melihat gue tanpa ekspresi dan mengambil micnya.

"Kak, kayaknya kita akan mulai aja deh dengan peserta segini dulu.., kayaknya mereka ga masuk karna ngga merasa ada seminar di sini..", kata gue ke Okka, Ci Amel, dan Ci Gaby.., pembicara alumni desain grafis. Mereka melihat gue ragu, "ooh, okee..".

Anno membuka seminar pertama itu dengan yakin. Cue card di tangannya ikut menyambut peserta seminar kali itu. "Pertama-tama, saya persilahkan dulu para alumni untuk mempresentasikan bahan yang sudah dibuat..", kata Anno. Anno terlihat enjoy memperhatikan dan menanya-nanyakan para pembicara. 1, 2, 3, ..belasan peserta seminar akhirnya masuk ke dalam ruangan, mengikuti dan memperhatikan seminar. Ternyata memang harus di mulai baru orang tergerak ya.

"Arya, konsumsi udah siap? sertifikat udah masuk ke pigura? goodie bag gimana? kuitansi sama ituannya udah ada?", tanya satu-satu dari anggota divisi acara dan BPH. Anjir gue skip banget. Baru sekali jadi anak divisi acara yang ngurusin acara di hari H, setelah kemarin jadi anggota divisi acara tapi bagian bikin musik, adlibs, dan sedikit konsep 'saja'. Hectic. Iya. Itu satu kata yang sangat mewakili Arya di pagi ini.

"Oke, selanjutnya akan ada penyerahan tanda terima kasih dari IMAGO, akan diberikan oleh tim Acara IMAGO 2018". Gue maju, gue memberikan, dan turun saat foto bersama. 

=========
"Ka, ini kita ada sedikit ituan, sama konsumsi..", kata gue secara awkward ke pembicara karna pertamakali berperan sebagai LO. 

"Halo Arya, gue udah sampe nih.. di Lecture Hall, kan?", kata Ka Glee, pembicara dari MAIKA Collective Studio yang kita undang sebagai pembicara luar desain grafis. Gue langsung mencolot, lari ke gedung C lantai 3 dari gedung A. Gue meninggalkan para pembicara alumni tersebut, dan menyiapkan laptop gue untuk bagian teknis di Lecture Hall.

"Halo, Ka..! ..Arya..", gue menjulurkan tangan gue ke salah dua dari mereka, karena satunya alumni kampus gue juga. "Ini.., nanti akan ketiganya maju? atau Ka Glee aja?", tanya gue ke mereka. "Ooh, engga, ini kita cuma tim hore doang", kata Kelsey, sang alumni yang bekerja di studio tersebut. Anno, yang lagi-lagi menjadi moderator juga sudah bersiap dengan cue card barunya dan memulai sedikit percakapan cuap-cuap dengan pembicara. Pendaftar kali ini cukup ramai, dan tidak hanya dari jurusan desain grafis saja. Senang.

"Semangat, Kirtti. Nanti aku bakal bolak balik kok pasti..", ucap gue ke Kirtti selaku PIC untuk seminar bedah  karya desain grafis yang kebetulan mulai bersamaan dengan seminar MAIKA. Belum ada tim teknis yang gue suruh, saat itu. Jadi masih gue yang mengatasi alat-alat teknis di Lecture Hall. Iya, emang harusnya bukan gue, tapi.. ya, hari pertama.. komunikasi masih dalam penyesuaian.

*Jrengjrengjreng.. duktak.. deeemmmmm*
ceritanya itu bumper opening seminar. Anno kembali membuka seminar tersebut.

"Kita mengundang Ka Glee dari MCS untuk naik ke atas panggung!", *terereerereeet.. deemm*, bumper pembicara gue putar juga dari ruang teknis. Seminar berlangsung, gue cabut ke Function Hall, gedung A lantai 1. lari. turun tangga. memberikan ituan buat pembicara, dan 'memastikan' seminar sebelah berjalan lancar pula. Kirtti menghandle semuanya dengan baik. Tidak terlihat hectic di wajahnya. Senang. Tim acara lainnya juga sudah cukup bonding untuk saling membantu satu sama lain. Senang.

Gue balik lagi ke seminar MCS (MAIKA Collective Studio) dan memastikan seminar berjalan dengan lancar. Sesekali ngodein Anno karena tugas setiap anak acara yang jadi PIC adalah sekaligus jadi timekeeper untuk seminarnya. Sesi pertanyaan selesai, seminar ditutup, goodiebag dan plakat diberikan, foto bersama dilakukan. 

Kegiatan selanjutnya di hari pertama adalah screening karya tugas akhir. Terdiri dari karya tugas akhir peminatan Film serta Animasi. Total ada 14 karya, dan sekitar 2,5 jam durasi. Di sini, jujur, gue lupa untuk memikirkan MC pembuka screening. Biasanya sih orang yang seru. Jadi, gue yang buka.., dan sok seru, siapa tau mereka tertipu. Selain itu juga di selang antara 3 program screening ini, ada waktu 6 menit untuk memanggil filmmaker, serta menjelaskan sedikit tentang IMAGO 3.0. Ya, gue berusaha untuk mengendalikan semuanya, tapi kayaknya jadinya jayus. Cuma penonton ga pergi sih untungnya.

Hari pertama yang cukup hectic namun overall lancar. 

Evaluasi seluruh panitia dilakukan sore itu, setelah semua sudah tidak bertugas. Kesalahan dari tim acara hari ini adalah kurang lebih penyesuaian kami untuk acara ini. Ya, briefing akhir sebelum acara terlaksana memang sangat diperlukan untuk diumumkan dengan sejelas-jelasnya. Setelah semua selesai dan gue sudah mengevaluasi kerjaan divisi acara hari ini ke semuanya, gue, Fay, dan Irene pergi makan sambil bikin daftar pertanyaan untuk moderator seminar LINE dan POPCON mendatang. Setibanya di rumah, gue bikin chat panjang, berisikan panduan lengkap apa aja yang harus dipersiapkan dan dilakukan sebagai PIC. File-file apa aja yang harus dipersiapkan sebelum seminar, pembagian goodiebag seperti apa, plakat siapa aja yang dapet, dsb.., Belajar dari penyesuaian hari ini yang sangat hectic, karena, hari pertama.

19 SEPTEMBER 2018, DAY 2 IMAGO 3.0

    "beh, aku bawa mobilnya ya..", ucap gue ke Babeh, karena pagi ini gue akan jemput pembicara yang dari Malang, di Bandara.
"oke.. hatihati..", jawab Babeh.

*ngeng*
pukul 8 kurang itu gue berangkat dengan kecepatan normal, untuk memperkirakan lama perjalanan BSD-Bandara.  Gue sampe di bandara pukul 8:30an. Gue langsung menuju ke terminal 2F, sesuai tiket pesawat yang udah kita pesenin untuk Ka Hafidz, pembicara dari Allie Studio, sebuah studio animasi.

    "Mas, rotinya yang coffee satu ya..". gue pesen roti di sebuah kedai yang ada di bandara. "sama teh itunya satu..", lanjut gue. Masnya masukin roti gue ke oven, sepuluh detik kemudian langsung dikeluarin. gatau biar apa, karna roti gue ga semakin anget samasekali.
    "eh, dua-duanya, dua deh mas..", gue kepikiran untuk menjadi penerima tamu yang baik. 20 menit lagi pesawat mendarat. 

harusnya.

5 menit berlalu. Gue mulai berdiri dan menunggu di depan terminal kedatangan. Mulai chat Ka Hafidz bahwa gue mengenakan kaos IMAGO kuning, dan gue botak. Cukup mudah dicari emang.

10 menit berlalu.
Gue mulai panik. udah jam 10:00, seminar akan mulai jam 11. iya, emang salah gue karna pesen tiket pesawat yang mepet. Tapi ini udah yang paling pagi, dan kemarin sempet nuker-nuker jadwal dengan pembicara lain, tapi ada kesalahan. mmh. Gue masuk ke dalem tempat kedatangannya. Udah terlihat ramai-ramai dari kejauhan. Gue tersenyum. Gue ngeliat whatsapp gue..

Belum ada balasan dari Ka Hafidz.
    "Pak, pesawat SJ251 dari Malang udah sampe belum ya?", tanya gue ke petugas.
"..Kurang tau, mas.. coba liat di monitornya aja, di depan KFC..", kata petugas tersebut.

Gue langsung ke luar, dan menuju ke monitor, ngeliat di bagian terminal 2F. Gue baca satu-satu. 
"on schedule.. on schedule.. on schedule.. on schedule.."
.
.
"terlambat". tepat di sebelah tulisan pesawat SJ251 dari Malang. Delay. 40 menit. jam 10:33 mendarat. 

Gue panik. Gue langsung buka maps, dan ngeliat perkiraan waktu keberangkatan dari Bandara sampe ke kampus gue. 35 menit - 1 jam 30 menit. 

We can make it! Eh, bisa kan ya? Bisa ga ya?
Mmh.. gue langsung chat nyokap, curhat, meminta wejangan.

"Coba tuker jadwal aja, dhik..", kata nyokap gue yang manggil gue Dhika.

    "Gais.., kalo udah jam segini kita tuker jadwal Allie sama Agaté, najis banget ga sih?", chat gue di grup koordinator IMAGO, dan grup divisi acara IMAGO.
"Hmm., lumayan..", kata Anno, sang ketua pelaksana.

Ya, jadi hari ini ada 2 pembicara dari luar kota. Allie Studio dari Malang, dan Agaté International dari Bandung. Yang dari bandung kemarin karna sempet kepikiran untuk tuker jadwal, jadi dipastikan jam 10 sudah sampai di Serpong. Jadi sebenernya kalo mau tuker jadwal, pembicara juga sudah siap.

    "Chai.., he he. gue masih di bandara.. Pesawatnya delay..", gue ngechat ke Chai yang kali itu jadi PIC untuk pembicara tersebut. 
    "Alda.. Maaf banget ini masih di bandara..", gue chat ke Alda selaku tim humas, sekaligus moderator untuk Allie Studio itu.
"Hah?? Telat berapa lama kak??", Alda panik.
    "Gatau.. ini belum mendarat :(", jawab gue ke Alda.

Dari panik, sekarang gue lemes. Gue telpon Alda.
    "Halo.. Alda, bisa tolong bikinin post aja ga? Bahwa pembicara kita akan telat..?"
"Halo kak, ini Vianney. Aldanya udah di atas panggung.."
    "Oh.., Vianney, boleh tolong ga? Btw kondisi disana gimana?"
"Udah rame, kak.. Udah pada duduk..", kata Vianney. "Kak Arya udah sampe mana emang?", lanjutnya.
    "Masih di bandara nih.. Delay banget pesawatnya :("

"Telat berapa lama emang, Ya?", grup koordinator gue kembali berbunyi.
    "Gatau nih :( ini juga belum sampe.. harusnya kalo udah sampe sih kata maps 35 menit bisa sampe.."

..
10:33. 
Gue kembali berdiri dari bangku bandara. Berdiri di depan pintu kedatangan, tapi ga bawa tulisan "Ka Hafidz" di secarik kertas.

Gue ngeliat ke hp lagi, ngecek whatsapp.
Centangnya belum biru. Belum delivered. Gue coba telpon via whatsapp call, dan telpon langsung ke nomor hpnya.

Ga diangkat.

GOD.
Dia beneran berangkat kan ya? Terakhir gue chat, dia udah di bandara sih..

5 menit.
10 menit.
15 menit.
Pukul 10:53.

"Mas, maaf ini baru mendarat pesawatnya", akhirnya ada sebuah chat dari orang yang ditunggu-tunggu. Gue langsung telpon Ka Hafidz. Dia belum bisa angkat karna masih di dalam pesawat.
"Bentar ya, mas.." kata dia lagi.
    "Mas, maaf, sepertinya saya harus minta mas untuk.. buru-buru.. acaranya 5 menit lagi.. dan kita belum jalan..", chat gue ke Ka Hafidz.
"Oke, mas.. saya segera kesana..", jawabnya.

Kaki gue udah kayak main double pedal di drum, tapi gue berdiri. Ya, gue kayak lari ditempat. Mungkin lebih mirip orang kebelet tapi lagi ngebug jadi gabisa gerak.

Dari kejauhan, terlihat orang berrambut pendek. Ga kayak di foto pembicara yang kita publikasikan. Untung dia masih mirip dengan di dpnya. Walaupun fotonya dua orang, tapi gue tau itu dia, karna orang satunya adalah Joko Anwar, jadi, ya.. Itu dia. 

    "Halo, mas.., Arya..", gue kembali menjulurkan lidah. eh. tangan gue. "Yuk, mas..", gue ngajak dia ke mobil. Untung ga bawa koper.
    "Ohiya, ini mas.. ada roti sama minum.. silakan.. Tapi udah dingin, saya tadi beli untuk jadwal kedatangan yang tepat hehe..", basa-basi gue untuk mencairkan suasana.
"Oh. wah makasih, mas.. tau aja saya laper.."

Leher gue memanjang di lapangan parkir itu. Mencari-cari gue parkir dimana tadi. Ya, emang kelemahan gue ngafalin tempat parkir. 

*ckrek*
Suara kunci mobil gue yang gue buka. Gue buka pintu belakang dan taro tas. 
Ka Hafidz juga buka pintu belakang. Bukan naro barang, dia duduk disitu. 
Gue jadi supir dulu "saya duduk disini aja ya, Mas.. suka mabok kalo di depan..", kata Ka Hafidz.

Perjuangan belum selesai. Gue masih harus cari jalan keluar bandara., Dan mengikuti maps. Jalanan yang super ribet dengan cabang-cabangan yang ga jelas di maps apalagi di aslinya. Gue sempet salah jalan, yang membuat perjalanan jadi agak lebih lama, ditambah macet. 

    "Halo, Chai.. ini gue baru jalan.. boleh tolong infokan ke peserta yang dateng ngga? Kita telat sekitar 1 jam, karena pesawatnya delay 1 jam.."
"Ooh, okee Arya.. ini masih pada anteng kok..", jawab Chai.
    "Kalo dituker jadwalnya bisa ngga sih?", tanya gue sambil mau nangis, tapi malu nangis karna ada Ka Hafidz di sebelah.
"Ngga papa kok.. ini tadi gue udah itung, waktunya bisa dialokasiin dari rincian yang lu bikin.. Jadi ga mundur semua.. Bisa tetep selesai semua seminar untuk pemakaian ruangan tepat waktu.."

Gilak. Gue bangga. Anak-anak acara ini bener-bener bisa dibanggakan.
Ga lama, gue chat di grup, karena gue merasa sangat bersalah.
    "gais, maafin gue :("
"iih gapapa Aryaa.." jawab salah seorang dari mereka. Gue sempet bilang ke Kirtti bahkan kalo gue udah lemes dan mau nangis. 

.."Mas, ini saya sangat mempertimbangkan keselamatan ya, bawanya..", ucap gue ke Ka Hafidz yang keliatan dari spion udah pegangan kedua sisi mobil gue.

    "Halo, Irene.. Ini Pa Jammy dari Agaté udah dateng kan jadinya? Bisa tolong disambut dulu kan?", gue telpon Irene. "Tolong diajak keliling dulu dong.. ke Student Lounge ada pameran juga, atau ke pameran yang di Function Hall dulu..? Barusan dia chat katanya dia udah otw dari travelnya soalnya..", lanjut gue.
"Okee, kak.. Pokoknya nanti dia ke lobby kan?"
    "Betull.. tolong yaa, Irenee.."

"Arya, sampe mana? Ini sertifikat buat LINE ada dimana?", tanya Sasa, sekretaris IMAGO yang gue minta tolong jadi PIC untuk seminar LINE pagi itu, karna gue harus jemput pembicara ini.
    "Ini masih otw, Saaa :( Harusnya sebelum seminarnya selesai aku udah sampe kook.."
"Okee.. sempet kok harusnya..", jawab Sasa yang membuat tenang.

"Halo, Ka Arya dimana? Masih jauh ga?", Vianney telpon.
    "Kayaknya bener bakal telat satu jam nih, VIanney.. Kondisi disana gimana??"
"Udah rame banget kak.. Tapi masih pada tenang kok.."

Gue gatau beneran tenang atau Vianney cuma berusaha membuat gue tenang..

Selanjutnya biar sama-sama ngga panik, gue ngobrol sama Ka Hafidz. Sedikit mengenal lebih jauh sebelum dia naik ke panggung sebagai tamu kita. Saking detailnya gue nanya, gue merasa harusnya tadi gue pasang kamera skype aja, seminar langsung mulai pake skype. mehehe.

"Kak, ini Pa Jammy nya dibawa kemana lagi ya?", tanya Irene lagi. 
    "Yaudah, ajak ke Lecture Hall aja, Ren.. dikit lagi aku sampe, kok.. Nanti dia ikut liat seminar Allie aja.."

    "Mas, ini nanti tasnya ditinggal di sini dulu aja ya.. sebentar lagi sampe, saya turunin di lobby, disitu udah ada temen saya tadi saya hubungin.."
Bukan keputusan yang baik emang seorang driver sambil telpon dan chat sepanjang jalan. Maaf. 

Gue langsung cari parkir, sedapetnya, langsung lari keatas, minta maaf ke semua pihak, dan masuk ke suasana seminar yang terlihat langsung kondusif. Jadi sayang.. Makasih, tim acara!

Gue menuju ke Function Hall, bermaksud untuk kasih sertifikat untuk pihak LINE. 
"Nanti di paketin aja, Arya.. Ka Bulannya udah pulang.. Baru banget pulang..", kata Sasa. "Itsokaay.. aku udah bilang kok..", lanjut Sasa.
"Ini gimana, sertifikat bisa jalan-jalan ke bandara..", kata Om, Gideon, pembina IMAGO 3.0.

Gue menuju ke tempat taro barang-barang IMAGO, di samping panggung Function Hall. Mulai masuk-masukin sertifikat, nyiapin honor untuk pembicara, nyiapin kuitansi, materai, pulpen, semuanya. Gue balik lagi ke Lecture Hall, tempat seminar Allie Studio berlangsung.

Semua terlihat di bawah kendali. Tidak ada yang terlihat panik. Sepertinya.

"Nafas, Kak.. Nafas..", kata Arum, Nara, dan Tania. Anak perkap yang kala itu jadi bagian teknis di Lecture Hall. Kayaknya gue keliatan abis lari naik-turun tangga 5 lantai bolak balik. Gue mulai bernafas lagi setelah lupa bernafas tadi, dan cerita kepanikan tadi. Bagi-bagi aja.., siapa tau seru.

Fay nyamperin gue ke ruang teknis. Nanyain urusan PICnya: sertifikat, goodiebag, deduitan, kuitansi, materai, dsb.. Gue kasih semua, karna dia PIC untuk seminar berikutnya untuk pukul 1, seminar Agaté International, sebuah studio game.

..
Seminar Allie Studio selesai dengan lancar, para peserta masih terlihat tertarik untuk berbincang dengan Ka Hafidz di depan panggung setelah penyerahan plakat dan tanda terima kasih lainnya selesai. Tim acara lainnya udah siapin laptop di depan untuk pendaftaran dan pendaftaran ulang seminar Agaté International. Felika sudah mempersiapkan cue cardnya, karna dia yang kali ini jadi moderator. Gue menyambut Pa Jammy yang duduk di bangku terdepan seminar Allie tadi. 

    "Halo, Pak.. Duh, maaf tadi hectic banget ya.."
"Ngga papaa.. Itu biasa kok..", kata Pa Jammy sangat dewasa dan hangat.
    "Ohiya Pak, ini Felika.. moderator Pa Jammy nanti..", gue sambil nunjuk Felika yang berjalan ke arah kita.

Mereka berdua berkenalan, gue meninggalkan mereka, memastikan playlist untuk teknis. Bumper-bumperan, dan sebagainya.

Tidak gue sangka sebelumnya ternyata cara kerja Fay sangat rapih dan menginspirasi. Dia bikin multichat untuk setiap seminar yang dia PICkan. Isinya ada anak acara yang ngurusin konsumsi, registrasi, keamanan, perkap, teknis, serta moderator yang bertugas. Tidak lupa, di setiap awal multichat dia bikin chat yang berisi detail tugas masing-masing. Good job, Fay!

Seminar Agaté berlangsung. Peserta mayoritas adalah mahasiswa IMD, Interactive Media Design. Ya, mereka cukup tertarik untuk membuat game. Interactive media. Felika membuka seminar dengan sangat ceria. Ya, #MahasiswaSosial. Sudah terbiasa untuk menyapa. Good job!

Felika terlihat enjoy untuk memimpin jalannya seminar kali ini. Pa Jammy juga terlihat sangat bersahabat dan enjoy sharing bahan presentasinya. Dia keliatan sudah biasa ngomong di depan, sifat kebapakannya yang hangat membuat audiens tidak malu dan tidak segan untuk bertanya. Seminar berjalan sangat lancar. 

Pukul 15:00. Terdapat dua kegiatan pada waktu ini. Di Lecture Hall terdapat screening karya tugas akhir seperti hari kemarin, dan di Function Hall ada seminar bedah karya IMD. Ryan dan Hadi, Hadi, Febrian (Iya, Hadi-nya ada dua di satu kelompok), sudah siap di Function Hall. Mereka juga sudah menyiapkan presentasi yang sudah di kirimkan semalam sebelumnya. Ya, kita menghimbau pembicara untuk mengirimkan bahan seminarnya sebelum melakukan seminar, selain untuk mengecek materi yang akan disampaikan, hal ini juga bertujuan untuk mengurangi resiko file yang tidak bisa dibuka.

Felika langsung bergegas. Ya, abis dia jadi moderator, dia langsung jadi PIC untuk pembicara bedah karya ini. Gue berurusan lagi dengan screening, dan membuka screening lagi dengan cuap-cuap di depan panggung. Terima kasih untuk tim teknis, dari anak perlengkapan karena sudah bisa dipercaya memegang alat-alat ini, jadi gue bisa bolak-balik sok sibuk seperti biasanya. Gue ke Function Hall, dan memastikan semua berjalan lancar. Gue bantu checklist apa-apa saja yang sudah dan belum dipersiapkan untuk pembicara ini.

Semua selesai, seminar dan screening selesai, gue ketemu lagi dengan Ka Hafidz yang dari tadi nunggu karna gue janji akan nganter dia ke hotelnya. Ya, karna tiket pesawat yang ngga memungkinkan digapai seselesai dari seminar, pihak kami akhirnya pesen hotel semalam di daerah yang cukup dekat dengan kampus. Dan pastinya memperhatikan. ehm. harga. dan rating di aplikasi travel berlogo burung biru tersebut.

    "Sebentar ya, mau nganterin Ka Hafidz dulu ke hotel..", gue bilang sambil rada buru-buru ke setiap orang berkaos kuning di kampus yang sudah bersiap untuk evaluasi. Iya, baju panitia maksudnya, ilah.

    "Mas, kemarin pesen kamar, dari aplikasi travel burung biru, dari akun Arya, atas nama Hafidz..", pesen gue ke resepsionis. "Ini screenshot emailnya..", lanjut gue.
Masnya ngeliat, minta Ka Hafidz buat ngisi data-data dan menitipkan KTPnya selama menginap, dan mempersilahkan untuk menuju ke kamar. Kamarnya cukup nyaman. Gue juga mau tidur disitu.
    "Saya sekalian langsung aja ya, mas.. besok saya kabarin apa bisa saya antar ke bandara lagi atau gimana..", salam perpisahan dari gue. Gue bersalaman sama Ka Hafidz. "Nanti kalo saya jadi barista di Malang, saya main-main ya, mas.. ke Allie..", ujar gue, merujuk ke pembicaraan kita sebelumnya tentang rencana gue untuk melancong selepas lulus kuliah.
"Wah, iya.. kabar-kabarin aja, mas.. Makasih banyak, lho, mas.. Saya jadi ngerepotin banget..", kata Ka Hafidz.

Gue balik ke mobil, buru-buru menuju kampus lagi, karena harus menghadiri evaluasi.
.
.
Ternyata ga sempet, sesampainya gue, mereka udah selesai evaluasi.

"Arya, di mana? Jadi balik lagi ke kampus? Atau langsung pulang?", tanya Kirtti.
    "Iyaa, ini baru sampe di kampus, menuju ke FH, bye.."

..lalu gue mendapati FH yang sudah kosong, cuma ada Anno, Sasa, dan anak divisi acara. 
"Kita mau evaluasi ga, Arya?"
    "Mau lah!!", jawab gue.

Dan jadilah kita mengobrol semua, evaluasi ulang, membahas dosa-dosa hari ini dan kemarin. Memastikan tidak akan terjadi lagi esok hari dan esoknya. 

"Arya, adapter lightning port ke HDMI buat Monez udah mau sampe nih..", kata Dian yang gue tugaskan untuk bantu pesen adapter dari iPad ke proyektor, untuk keperluan presentasi salah satu pembicara.
    "Okee, kita tunggu dulu aja ya.."

Ga lama, orderannya sampe, Diandra keluar nyamperin ojek online yang nganterin alat ini.

"Mau dicoba dulu ga, Arya?", tanya Dian setelah ambil barangnya.
    "Boleeh, ini dibawa pulang dulu aja, Dian.. nanti lu colok ke iPhone lu, terus ujung satunya ke monitor PC aja..", jelas gue.

Muka Diandra keliatan panik.

    "Ngerti ga maksudnya?"
"Eng..ga..", jawab dia lagi.
    "Yaudah sini, nanti aku yang coba aja di rumah..", ucap gue sambil berpose pahlawan.

Malam itu gue ditemani Kirtti dan Diandra pergi ke sebuah tempat percetakan foto.., Engga, bukan buat cetak foto, gue beli pigura untuk sertifikat besok, jadi, kemarin belinya kurang 10 set pigura.

Gue pulang dan berniat untuk mencoba adapter ini.
Terus gue inget..
..
Gue gapunya iPhone atau iPad untuk coba produk ini.
Bodoh.

20 SEPTEMBER 2018, DAY 3 IMAGO 3.0

"Ati-ati yaa.., Jangan kecapean.. Daah..", kata nyokap gue sambil melambaikan tangannya saat gue hendak mengegas motor gue. Ya, ini udah jam 8:45an. Seminar pertama nanti jam 10. Gue emang mau dateng lebih awal karena mau nyiapin teknis dan pesen konsumsi untuk pembicara nanti.

"Mas, saya sudah berangkat naik grb ke bandara. Mas Arya istirahat aja..", kata Ka Hafidz yang sebenernya kemarin sempet mau gue anter ke bandara. Gue langsung merasa bersoda.

Pagi ini agak ribet emang, bawaan di tas gue udah cukup penuh dengan segala macem print-printan, dan gue bawa motor pake 1 tangan, karena tangan 1 lagi megangin 10 set pigura yang semalem dibeli. Gue bawa dengan kecepatan rata-rata. 

*GUBRAK*
N-Max yang selang 3 meter dari gue jatoh. Yang aneh, orangnya keliatan jatoh dengan sangat tenang . Badannya kaku.
Sh*t. Gue gamau berhadapan sama orang ayan lagi.., setelah waktu itu supir angkot gue ayan, dan berujung tidak menyenangkan.

Gue sontak meminggirkan motor gue dan parkir di pinggir jalan. piguranya gue tinggal di motor, gue berjalan cepat menuju ke orang yang jatoh di tengah jalan tadi. Mobil-mobil dan motor-motor sudah saling klakson. Jalanan mulai macet, bukan, bukan karna orang jatohnya, tapi karna orang pada berhenti dan ngeliatin orang jatoh.

    "Pak, dibantu, yuk? Angkat bapaknya ke pinggir jalan..", gue ngebos. Butuh 3 orang untuk mengangkat bapak ini ke pinggir jalan. Pikiran gue udah kemana-mana. Gue bener-bener takut kalo harus berhadapan sama orang ayan lagi. GUE BELUM BELAJAR!

Kita meletakkan bapak ini di pinggir jalan perlahan. Bapak ini tampak tidak sadarkan diri. Gue bantu ngelepas helmnya, dan nahan kepalanya.
    "Pak, bisa tolong bantu cari ganjelan untuk kepala bapak ini ngga? Biar nafasnya lancar.."

Ga lama, bapak ini tampak kaget dan kesakitan. dia miringin badannya. Gue, tanpa hawa nafsu, membuka jaket bapaknya. nurunin buff nya biar ga mencekik lehernya, sama minta tolong orang untuk buka vest nya.

Orang-orang mengelilingi bapak ini.. Ga sadar kalo mereka nutupin oksigennya. 
"Tadi bapak ini nyenggol belakang motor saya..", kata Ibu-ibu yang secara gaib ada di sebelah gue. dia lagi naik gojek saat bapak ini jatoh terseret.

"Bapak ngga papa, pak??", tanya semua orang. Ya gimana, bapaknya belum siuman udah diajak ngomong.

Ternyata ga lama bapaknya jawab:
"Saya yang salah sih.. saya ngantuk..". Semua orang nengok ke sumber suara. pria yang terbaring di bawah, semua mengkonfirmasi sumber suara.

"Salah saya.. saya ngantuk.. ini baru mau berangkat kerja..", ulang bapaknya.
"Pak, bapak dari paramount ya? Tolong cari temen saya aja di pos sana, namanya Johan.. Dia hari ini jaga..", kata bapaknya yang baru bangun udah merintah.

Gue agak lega melihat bapak ini sudah bisa sebossy ini.
    "Bu, saya tinggal dulu ya kalo gitu.. saya harus segera ketemu orang..", pamit gue ke Ibu-ibu yang motornya kesenggol tadi.
"Ooh, iyaa, makasi ya, mas..", jawab Ibunya tersenyum

Gue menuju ke motor gue lagi, sambil ngecek apakah pigura gue masih ada di motor..
Ada kok..

*ngeng*
*jgrek*
Suara gue buka pintu Function Hall.

"Hai, Arya..", sapa Anno dan Sasa yang seperti biasa sudah ada di dalam sebelum semua orang ada di dalam.
Gue menenangkan diri gue dulu dari kejadian tadi. gue duduk sebentar. Ga lama ada seorang bapak-bapak masuk. Dia nanya apakah pamernanya sudah dibuka atau belum.

"Udah dibuka kok, Pak, silahkan masuk lewat pintu yang situ, nanti registrasi dulu ya, Pak..". Bapak itu berputar, dan kemudian masuk lewat pintu tersebut disusul dengan puluhan mahasiswa lainnya. Ternyata bapak ini adalah KaProdi kampus tetangga.

"Saya diundang Pa Rizaldi untuk kesini, sekalian liat-liat pamerannya biar nanti kita ada bayangan kalo mau bikin kaya gini..", kata bapak ini.

Gue pun mencoba colokan yang kemarin dibeli, karena saat inilah satu-satunya waktu cobain.. Siang ini adapter ini akan dipake. Dian coba colok ke iPhonenya, dan langsung masuk ke proyektor.

Puji Tuhan bisa, seengganya gue dan semua orang yang hadir di tempat itu tau kalo password iPhone Diandra adalah 2525.

Seminar pertama adalah seminar dari alumni animasi kampus gue. ada Ci Diva, Ka Christofle dan Ci Yenna. Waktu sudah mendekati pelaksanaan seminar, dan kebetulan ada pembicara yang belum hadir.
"Mulai duluan ajaa.. Aduh ini aku udah deket kok, nanti aku naik belakangan gapapa.."

"Gimana, Arya? Mulai aja?", tanya Diandra yang pagi itu jadi PIC untuk pembicara alumni animasi ini. 
Gue mengangguk. 

"Jangan lupa beli konsumsi ya, Arya..", Dian ngingetin gue. Iya, gue emang suka lupa.

    "Kirtti, boleh tolong jaga regis dulu ngga? Aku soalnya mau sambil pesen konsumsi sama beli minum, sama ngambil uang untuk semuamuamua..", gue banyak-banyakin kerjaan gue supaya ga jaga regis.
"Iya, gapapa Arya, aku kosong, kok..", jawab Kirtti.

    "Jadi ini nanti puter bumper opening dulu.., terus iklan yang ini, abis itu kamu naik aja, Calita.. baca bagian cue card yang ini, ini, ini, terus nanti di bagian sini yang 'kami mengundang untuk naik ke atas panggung', Dian pasang bumper pembicara. Abis itu langsung pake looping bumper aja..", jelas gue ke Diandra selaku PIC dan Calita selaku moderator kali itu.

Gue bingung kenapa orang-orang pada jago banget membuka seminar. Calita-pun demikian bisa mengundang telinga dan mata untuk ke panggung. 
"Pertama-tama sebelum mulai presentasinya, boleh dong, Kak, kenalan dulu.. Nama dan pekerjaan saat ini..", buka Calita setelah pembicara sudah naik ke atas panggung. Ci Yenna menjelaskan sedikit backgroundnya, dan kemudian memulai presentasinya. Mereka berdua menguasai panggung dan audiens kala itu.

"Oke, sekarang sekalian Ci Diva sama Ka Christofle untuk naik dan mempresentasikan bahannya..", kata Calita setelah melihat kedua pasangan ini sudah duduk manis di bangku penonton. Mereka berdua maju, dan juga berhasil mencuri perhatian audiens yang hadir. Secara keseluruhan seminar ini berjalan sangat mulus. Moderator juga pandai bertanya dan menyimpulkan.

Diandra yang pagi ini pertamakali menjadi PIC pun terlihat lihai dengan urusan perPICan ini. Selesai seminar ini pukul 12, jam 13 ada seminar lagi. Ada dua seminar di dua tempat yang berbeda. Di Function Hall ada seminar bedah karya animasi yang di-PIC-kan oleh Fay, di Lecture Hall ada seminar pembicara luar film, Studio Antelope yang di-PIC-kan oleh gue sendiri. Lucunya, di sini gue sekaligus jadi moderator seminar, dan demi kelancaran semuanya, gue menghibahkan tugas PIC gue ke Dian yang kayaknya udah seneng barusan karna tugas PIC nya sudah selesai. 

    "Ini nanti kamu puter bumper ini, terus..", gue menjelaskan template pemutaran bumper dan sedikit teknis di ruang teknis lagi. Puji Tuhan mereka sangat cepat tanggap dan mudah mengerti. 

    "Selamat datang di IMAGO 2018!", sambut gue ke peserta yang hadir. Hari ini cukup ramai, karna bangku Lecture Hall yang berisi 180 seats, terisi sekitar 2/3nya. "Kami mengundang Ka Jason Iskandar dari Studio Antelope untuk naik ke atas panggung!", lanjut gue setelah menyebutkan pendukung, sponsor, dan media partner untuk acara ini. Selanjutnya gue memoderatori seminar kali ini. Ga banyak yang bisa gue ceritakan, karena gue cukup panik. 

Seminar sebelah juga katanya penuh bahkan di Function Hall sampe nambah bangku untuk peserta duduk. Senang.

...
Selanjutnya di Lecture Hall pukul 15:00 ada seminar dari Monez.., yang juga menjadi tamu untuk POPCON tahun ini. Kita cukup degdegan di awal waktu pertamakali coba adapter yang kemarin kita beli untuk dicoba di iPadnya Monez. 

"Saya pindah ppt saya ke iPad juga aja gimana?", tanya Monez yang tadinya mau minta dua colokan ke proyektor: satu untuk ke iPad untuk live-drawing, dan satu untuk presentasinya.
"Ooh, boleh banget, Kak., Kebetulan kita ga punya colokan untuk dua sekaligus..", jawab salah satu dari kita, yang gue lupa siapa.

Sejujurnya yang gue pikirin saat seminar Monez ini adalah.. BPH yang mau nalangin biaya-biaya untuk seminar ini dulu.

...
Sore ini, gue duluan pergi ke Function Hall. Gue janjian sama Edwin dan Rose, yang akan jadi MC esok hari. Agendanya adalah briefing. Gue sejujurnya belum bikin cue card untuk briefing kali ini. Jadi, hari ini gue bikin versi digitalnya dulu untuk mereka edit-edit. Seru juga ternyata kalo mereka yang akhirnya customize cue card mereka masing-masing.

"Tania, boleh tolong bawa banner ini ga ke FH?", gue kembali bossy. 

Evaluasi kembali berlangsung di hari ketiga ini. Wajah-wajah panitia ini sudah mulai familiar dan akrab di mata gue. Candaannya udah mulai ga canggung, kehangatannya mulai kerasa. Kayak udah sayang gitu.

Anno membuka evaluasi lagi kali ini. Semua menyimak. "Hari ini hampir ga ada kekurangan di pelaksanaannya.. Semua terasa lancar..", lanjut Anno.

"Arya mau ngomong?", tanya Anno dari depan sambil menjulurkan micnya. Gue sedikit berbicara di depan mengenai hari ini, apa yang terasa dan apa yang gue rasakan. 

    "Gais.. pertama-tama aku mau minta tolong kalian untuk.. tepuk tangan dulu..", buka gue. Anak-anak mengikuti perintah gue dengan khidmat. Kemudian gue melanjutkan dengan cuap-cuap berikutnya. 

"Ayo gais, kita tos lagi dulu!", kata Anno ke semua panitia. Semua berkumpul dan membuat lingkaran, mengumpulkan tangannya di tengah Function Hall. Gema ruangan menambah romansa kala itu. 

...
    "Dy, gimana video highlight? Besok bisa kan?", gue nanya ke Aldy, anak dokumentasi, mastiin closing esok hari petjah dengan video highlight oleh tim dokumentasi IMAGO 2018.
"Bisa kok.. malem ini gue sama Winna ngedit..", katanya yakin. "Cuma besok cuma sampe seminar yang jam 3 aja ya.. kan closingnya jam 4an..", lanjutnya. Gue ngangguk cepat.

    "Yusak, gimana bumper untuk pemenang pitching forum udah ada proses? Besok bisa jadi kan?", gue nanya progress ini juga ke Yusak, koordinator tim desain. Ya, besok adalah pengumuman dari pitching forum, pre-event IMAGO. 

"Makan yuk!", ajak Sasa bersama Anno, dan Vanya. Kita bertiga ngangguk dan kemudian menepi ke #manalagi. Di sini Sasa bantuin bikin desain untuk tanda pemenang besok. Gue ngubah-ngubah cue cardnya dikit. 

21 SEPTEMBER 2018, DAY 4 IMAGO 3.0

Gue terbangun agak ngantuk., Hari ini seminar mulai jam 1 #PujiTuhan. Tapi karena ini hari terakhir event ini, sekaligus hari terakhir.. hiks.. event kampus gue, gue memutuskan untuk tetap dateng pagian. Jam 9-an gue sampe di kampus. Ngeliatin pameran di Function Hall.. yang untuk pertamakalinya bisa menikmatinya tanpa panik. Sesekali gue main ke kelas yang gue aslab-in., karena minggu ini gue full bolos ngaslab 6 kelas. 

Jam 12, Irene nyamperin gue dan menengadahkan tangannya. Minta uang untuk konsumsi pembicara.  Gue kasih dan pasang muka tua biar kayak bapaknya. "Jajan ya, nak..", gue bersabda. 

Seminar hari ini adalah dari Ka Bobby, selaku alumni film kampus gue. Seminarnya ada di Lecture Hall. Tadinya rencananya dia berdua sama salah satu alumni lain, tapi beberapa hari lalu orang ini ternyata ada rencana syuting yang cukup penting. Jadi. Yaudah, the show must go on. Gue bilang ke moderatornya, Jason (Jason ketiga di IMAGO selain dari Studio Antelope dan pembicara alumni animasi), bahwa kita akan mengulik lebih dalam saja dari satu alumni ini. Dan sungguh bisa disyukuri Ka Bobby punya cukup banyak bahan dan portfolio untuk dibahas dan diperbincangkan. Di sini gue sambil bantu-bantu jadi tim dokumentasi video, karena Aldy yang bertugas harus mengedit video untuk closing nanti. 

"Ka Arya, sini biar saya aja yang dokumentasi", Filbert si anak dokum nyamperin gue sambil menyentuh pundak gue dengan tangan super fluffy-nya.

Seselesainya, Kirtti selaku PIC untuk pembicara ini mengurus konsumsi, dan ituan pembicara. Diandra sudah bersiap dengan laptopnya untuk pendaftaran seminar berikutnya, bedah karya tugas akhir film. Fay juga sudah mempersiapkan segalanya seperti biasa. Tania juga sudah terlihat lihai dengan hal-hal teknis di Lecture Hall. 

"Nanti ini kita ada file trailernya juga ya.. Siapa tau mereka mau muterin trailer", jelas Fay ke gue dan Tania. Gue bikin playlist teknisnya, ditambah trailer. 
    "Tania, aku tinggal dulu ya.., MC buat closing udah dateng ternyata :("
"Okee, kak.. Ini tinggal kayak biasanya aja kan?"
    "Iyaaaps.. tolong yaaa! Terima kasih!"

Gue berlari ke Function Hall dan mendapati Edwin dan Rose sudah duduk rapih dengan almamaternya dan kaos berwarna biru seragam. Gue langsung kasih cue card yang semaleman gue bikin dan tempel-tempel.

    "Inii! Maaf yaa baru kasih sekarang.. :(", ucap gue tanpa emoticonnya.

Mereka berdua menerima cue cardnya dan langsung latihan lagi. Seneng banget ngeliat mereka juga excited dan sangat kooperatif.

    "No, closing pake laptopmu dulu bisa ngga? Laptopku masih dipake buat teknis di Lecture Hall..", tanya gue ke Anno sang ketua.
"Pake aja, Ya.. itu masih di charge di pojok situ kan?", jawab Anno.

4:15.

    "Sa, kita mau belain pemenang atau belain panitia untuk closing ini?", tanya gue ke Sasa sang sekretaris. "Kalo belain panitia, berarti kita mulai seengganya jam 4:30.. Tapi kalo belain pemenang, kita mulai sekarang, soalnya ada pemenang yang barusan ngechat aku, katanya dia udah harus pulang..", lanjut gue.
"Belain dua-duanya bisa ngga, Arya? Dia mau ngapain emang pulang cepet?", tanya Sasa.
    "Mmmm.. aku tanya lagi deh.. Ini kita nungguin Om dan Pa Rizaldi ya sekarang?"
"Iyaa.. harusnya sebentar lagi mereka dateng sih.."

"Ka, ini file highlight videonya.. Gue copy ke sini aja?", tanya Aldy si anak dokumentasi sambil nunjuk laptop Anno.
    "Iyaa.. Di sini aja..", jawab gue sambil rada panik.

...
"SELAMAT DATANG DI CLOSING IMAGO 2018!", sambut Edwin dan Rose dengan super semangat setelah bumper gue putar. Para khalayak bertepuk tangan gemuruh. Ya, jadi basically yang hadir di acara closing ini adalah para panitia, dan peserta pitching forum IMAGO 2018. 

"Empat hari telah berlalu, dan kali ini kita telah tiba di penghujung acara kita..", lanjut Edwin.
"IMAGO kali ini kembali mengundang pembicara-pembicara berkualitas. Mulai dari para profesional di bidangnya, kakak-kakak alumni UMN Fakultas Seni dan Desain, hingga bedah karya tugas akhir!",  Rose ikut berbicara.

Panitia dan peserta sudah duduk manis di bangku yang beberapa waktu lalu masih digunakan untuk seminar IMAGO 2018. Mereka menggantikan posisi para peserta, berseragam kuning-biru. 

"Pertama-tama, kami mempersilakan Pa Gideon Kamang, selaku pembina IMAGO 2018 untuk memberikan kata-kata penutupnya!"

Pa Gideon, yang sering disebut Om, maju ke depan, keliatan agak kaget namun siap. 

Dia duduk di depan panggung. Super-casual. Dan membuka kata-katanya seperti biasanya dengan suara berwibawanya. Gue mulai berkaca-kaca. Dari samping panggung (bangku teknis) gue ngeliat pembicara dan sekaligus semua panitia dalam satu pandangan gue. Gema sepi ruangan Function Hall yang sedang khusyuk mendengarkan Om berbicara kembali memberikan atmosfir yang sangat indah.

"Terima kasih untuk seluruh tim IMAGO 2018 yang telah mewujudkan acara kali ini, dengan cukup banyak terobosan-terobosan baru yang tidak ada di imago-imago sebelumnya.. Kalian telah menaikkan standard IMAGO tahun ini berkali-kali lipat".

deg.

Suaranya menggema di kepala gue. Gue ngga inget persis kata-kata berikutnya, yang pasti bibir gue udah gemeter.

"Terima kasih kepada Bapak Gideon Kamang untuk kata-kata penutupnya. Selanjutnya, kami mengundang Anno selaku ketua panitia untuk memberikan kata-kata penutupnya..", lanjut para MC.

Anno mengikuti Om, dia duduk di panggung depan, dan memberikan kata-katanya. 
"Makasi juga buat Arya. Di sini Arya adalah koor yang kerjanya paling cepet. Di laporan progress yang paling pertama 100%-nya..", ucap Anno di depan sambil nengok ke bangku teknis.

Di sini gue udah bener-bener ga kuat. Air mata gue tumpah. Gue sembunyi di balik spanduk yang ada di deket gue. Mindahin spanduknya biar nutupin gue. Gue pindah duduk ke bawah, ga di kursi lagi.

    "Temenin di depan plis.."
    "Gue monangis"
    "Biar ga malu"

Gue ngechat di grup acara, berharap ada salah satu dari mereka yang mau nemenin gue di depan. Kirtti maju ke bangku teknis, nemenin gue.

Bener-bener ga kuat. Sampe ga malu nangis. Saking bangganya sama acara ini. Saking bangganya sama tim acara. Saking senengnya bisa selesaiin acara ini. Saking sayangnya sama para panitia. Dan setelah ini udah ngga ada kegiatan yang bener-bener mempersatukan kita.

Selanjutnya adalah kata penutup dari Pa Rizaldi selaku Ketua Prodi, dan kemudian pemutaran video highlight yang ga kalah mengharukannya. Di kegelapan saat pemutaran ini, gue melihat beberapa gemerlap-gemerlap di wajah panitia. Ternyata bukan gue doang yang nangis. 

..
"Yak, itu dia pemenang pitching forum kita kali ini!", Edwin dan Rose kembali masuk setelah pengumuman pemenang, mereka kembali menguasai seremoni kali ini semua mata dan telinga tertuju ke kedua orang ini. Mereka mengalunkan seremoni ini dengan sangat menjiwai.

"Sampai jumpa di IMAGO tahun depan!", tutup para MC bersemangat. Panitia dan peserta yang hadir bertepuk tangan. Ngga lupa, gue puter lagu 'September - Earth, Wind and Fire', mengingat hari ini 21st Night of September.

Kita lanjut berfoto-ria. Divisi-divisi yang narsis minta anak dokumentasi untuk fotoin. Anak dokumentasi juga ternyata minta gue untuk fotoin mereka. Sedikit martabak dibuka di atas panggung untuk siapapun yang ingin menyantapnya. Gue berkeliling dan melanjutkan nangis gue. Gue berusaha untuk mengajak tos ke setiap panitia dan berterima kasih untuk kerjasamanya. Bener-bener ga kuasa. Seneng tapi super sedih karena ini semua (sudah) berakhir. Kehidupan perkuliahan ini.

Ga lupa, selepas semua selesai dan kita sudah selesai berberes Function Hall yang beberapa hari lalu disulap menjadi pameran ini, gue mengirimkan rasa sayang gue dengan berterima kasih secara lebih personal ke orang-orang yang terlibat langsung dan tidak langsung dengan tim acara.

.
.
What's next?


No comments:

Post a Comment