post ini membahas masa-masa indah dan pengalaman dan kenangan yang ngga bakal terkikis dari memori gue. masa-masa magang gue menjadi videographer di Studio Antelope ini. ya, hari ini adalah hari terakhir gue magang disini. gue menghabiskan waktu-waktu belakangan gue di tempat ini, tempat magang tertjinta, Studio Antelope. gue menjadi satu-satunya anak magang pada periode ini.
magang ini sendiri adalah sebuah mata kuliah wajib di kampus gue. semua anak wajib menjalani praktek kerja magang untuk menjunjung kelulusannya. setelah skripsi dan magang selesai, berakhirlah sudah masa perkuliahan ini. dan dalam kasus gue, skripsi gue udah kelar. jadi gue sedang berhadapan, bertatap-tatapan dengan masa depan gue. dunia super cerah ada di luar pintu ini. hari masih panjang.
jujur gue cukup bangga dengan diri gue sendiri karna keterima di tempat magang ini. tapi yang akan dikenang bukan keterimanya, tapi masa-masa gue menghabiskan 1,5 jam x 2 setiap harinya untuk pulang pergi naik kereta sambung ojek online.
mari kita breakdown.
mari kita breakdown.
1,5 Jam x 2 x 54 hari
perjalanan. senang dan benci sekaligus. ketika lu harus menjalani rutinitas ini setiap harinya, berhadapan dengan ibu-ibu tanah abang (no offense, bu), bersenggol-senggolan dengan bapak-bapak dari yang ganteng sampe jelek. jaga jarak sama ibu-ibu dan para perempuan yang ada di kereta, tapi malah mereka yang lebih brutal, nginjek-nginjekin kaki orang secara sengaja hanya karna mereka jelek, dan sebagainya. lucu juga rasanya yang padahal pada awal masa gue magang, gue udah memutuskan untuk mau ngekost aja di sekitar cempaka putih sini, tapi entah kenapa dunia pertemanan dan pekerjaan gue tertinggal di sekitar rumah gue. dengan gue ngekost, minimal gue harus membawa semua alat-alat perkakas yang gue butuhkan untuk menunjang pekerjaan gue.
bahkan gue jadi kayak deket banget sama mas-mas yang jaga parkiran stasiun gue itu. dari jaman gue semester 1 emang udah kenal, karna gue gondrong, tapi sekarang makin kenal karna rutin. mas-mas yang membuat hari setiap orang indah hanya dengan selalu tersenyum dan mengucapkan "selamat pagi om", dan "hati-hati di jalan" setiap gue akan berangkat dan akan pulang dari sana.
1,5 jam ini tentu termasuk dengan gue berinteraksi dengan abang-abang ojek online. gue dapet dari yang pendiem banget, sampe yang atraktif banget. dari yang asik banget sampe yang sok asik banget. cewe-cowo, gondrong, bau, wangi, helm rusak, helm bagus semuanya udah gue dapet. semua jalur alternatif juga kayaknya gue udah hafal berkat inisiatif masing-masing driver ojek online ini.
Bull's Eye
ya, permainan dart. melemparkan panah jarum ke papan bidikannya. kedengeran sederhana emang. tapi di sini kita sering ngadain match gitu, gede-gedean skor dalam 10 putaran game. mau ada pergantian orang yang kerja di sini juga kita ajak main dart. dari anak magang (gue), yang kerja, sampe bosnya ikutan main. dan menurut sejarahnya, orang-orang sini mencetak "bull's eye" (menembakkan panahnya tepat ke titik merah di tengah papan) di minggu-minggu terakhir mereka di sini. dan gue juga emang baru minggu lalu sih dapet ini.
Pojok Editor
ruangan khusus di pojokan kantor ini, ruangan ngedit, terdiri dari 3 pc dan 16 hardisk, 94 dvd, dan 3 kotak baju-baju wardrobe kebutuhan syuting-syuting sebelumnya. di sini, di 'penjara' ini, kita bisa deket banget satu sama lainnya. dari rekan sesama videographer dan editor, sampe writer dan produser kalo lagi ikut nongkrong di sini. dari nonton video koplak, receh, dari ngatain orang, ngomongin musik, film, artis, sampe gimana proses artis itu bisa punya anak.
di sini juga kita sempet ngadain sebuah eksperimen buat ide film pendek kita. 2 orang-2 orang dikurung di ruangan ini, sama-sama megang pena dan kertas, terus masing-masing menuliskan apa yang muncul di pikiran mereka terhadap orang yang di hadapannya.
ini juga ruangan tempat setiap orang merasa sebagai Tuhan. why? karena di depan ruangan ini sebenernya ada tulisan "if you're not GOD, take your shoes off!", tapi orang-orang pada pake sepatu masuk ke ruangan ini. gue juga bingung sih sepatu Tuhan kaya gimana.
Padang Rumput Afrika
ya, ini adalah jokes internal para editor.
Si Adek
yang selalu menemani dan mengganggu kita pas istirahat ngerokok. bukan, dia bukan orang. dia adalah anak anjing yang baru saja lahir di sekitar minggu kedua gue magang. kerjaannya adalah gigitin celana, gigitin sepatu, tali sepatu, nyundul-nyundul dan minta dielus.
sebenernya bukan cuma si adek doang penunggu di sini. ada 2 anjing lainnya, snowy si anjing betina hitam (sebenernya gue gatau namanya, cuma gue pengen rasis aja), sama si bapake (ini juga gatau, tapi yang gue tau dia cowok karna ada itunya). mereka bertiga yang selalu minta dielus dan ngejablay kalo kita lagi di bagian luar kantor. mereka yang kalo kita lagi ribut ketawa-ketawa di luar, gamau kalah dengan saling gonggong satu sama lain.
Kursi Yin-Yang
iya, ini juga ada hubungannya dengan luar kantor tadi. tempat kita saling curhat, yang bikin kita tau backstory setiap orang, tau sebagian besar cerita horor dan unik dalam hidupnya. yang bikin kita tau silsilah mantan-mantan para pekerja di sini. mau lagi terik, gerimis, mendung, sampe ujan juga masih betah aja duduk di sini. kalo lagi gabut ga ada kerjaan, lagi penat, sampe lagi nungguin ojek balik kita nungguin di sini dan ngobrol. cerita-cerita mabok, ngefly, sampe hal-hal aib lainnya. tau gimana cara nyeludupin apa kemana, dan sebagainya.
Fat Mama and The Neighborhood
tempat makan kita. yang kita sebut pake nama cuma warteg ibu gendut doang, sisanya gapunya nama. setiap makan siang selalu keluar makan bareng-bareng jalan meniti di pinggiran jalan pangkalan asem. kebetulan tempat ramean makan siang yang sama gue itu di bu gendut ini, jadi yang paling gue inget pengalaman jalan ini.
Di Hadapan Antelope
sebuah meja putih panjang, tempat banyak rapat dan pre-production meeting dilakukan. tempat kita ngobrol-ngobrol juga dan berdiskusi. tempat mengembangkan cerita, ngembangin ide, nonton referensi, dan sebagainya.
iya, setiap kita duduk di sini, kita sedang duduk di hadapan patung kepala antelope. konon mereka biasa menyembahnya.
Pengalaman
mmh. pengalaman. gue ngga dapet kata-kata yang bisa memajaskan kata ini. banyak banget yang gue dapet dari tempat ini. cara berpikir, cara ngembangin ide, cara ngomong, cara kerja dalam tim. tau cara berpikir sebuah produksi yang bener, cara mengadakan kerjasama sama orang, dsb.
dalam 3 bulan ini gue ikut lumayan banyak proses-proses produksi dan produksi itu sendiri. gue diberangkatkan ke palembang buat produksi video, gue ikut syuting music video, iklan konten digital, dsb. ini kayak sebuah tempat metamorfosis gue, tempat gue mengubah sebagian cara pandang gue terhadap dunia. dari yang bernafas pake paru-paru jadi pake trakea. dari yang terbang pake kaki sampe berjalan pake sayap (?)
pokoknya gitu.
===
gue ngga jago bikin kata-kata penutup, tapi ini adalah kata-kata penutup.
udah.
Fat Mama and The Neighborhood
tempat makan kita. yang kita sebut pake nama cuma warteg ibu gendut doang, sisanya gapunya nama. setiap makan siang selalu keluar makan bareng-bareng jalan meniti di pinggiran jalan pangkalan asem. kebetulan tempat ramean makan siang yang sama gue itu di bu gendut ini, jadi yang paling gue inget pengalaman jalan ini.
Di Hadapan Antelope
sebuah meja putih panjang, tempat banyak rapat dan pre-production meeting dilakukan. tempat kita ngobrol-ngobrol juga dan berdiskusi. tempat mengembangkan cerita, ngembangin ide, nonton referensi, dan sebagainya.
iya, setiap kita duduk di sini, kita sedang duduk di hadapan patung kepala antelope. konon mereka biasa menyembahnya.
Pengalaman
mmh. pengalaman. gue ngga dapet kata-kata yang bisa memajaskan kata ini. banyak banget yang gue dapet dari tempat ini. cara berpikir, cara ngembangin ide, cara ngomong, cara kerja dalam tim. tau cara berpikir sebuah produksi yang bener, cara mengadakan kerjasama sama orang, dsb.
dalam 3 bulan ini gue ikut lumayan banyak proses-proses produksi dan produksi itu sendiri. gue diberangkatkan ke palembang buat produksi video, gue ikut syuting music video, iklan konten digital, dsb. ini kayak sebuah tempat metamorfosis gue, tempat gue mengubah sebagian cara pandang gue terhadap dunia. dari yang bernafas pake paru-paru jadi pake trakea. dari yang terbang pake kaki sampe berjalan pake sayap (?)
pokoknya gitu.
===
gue ngga jago bikin kata-kata penutup, tapi ini adalah kata-kata penutup.
udah.
No comments:
Post a Comment