"eh, itu Dhika, ya?", bisik salah satu satpam ke temen satpam sekolah gue, ketika gue berkunjung ke masjidnya untuk sholat jumat siang tadi.
iya, gue dipanggil Dhika selama 18 tahun hidup gue. di kampus, bukan maksud ganti nama, tapi orang-orang cenderung panggil nama depan gue, Arya.
gue sekolah 12 tahun di sekolah swasta yang sama. dan terakhir gue interaksi itu kelas 6 SD. sekitar 12 tahun yang lalu. kalo dihitung pertama gue masuk sekolah itu berarti 17 tahun yang lalu. waw.
"sekarang udah gede-gede banget ya..", lanjut pak Surdin, salah satu satpam tadi setelah gue mengajaknya bersalaman.
"hahaha, apa kabar, pak?", gue sok asik.
"masih tinggal di sini, Dhik?", pak Surdin nanya gue lagi sambil nunjuk ke.. arah rumah gue. sudut telunjuknya terlihat tepat, jadi gue jawab iya.
"tapi belakangan ini saya magang pak di Jakarta, jadi udah jarang banget sholat di sini", jawab gue.
..yang padahal emang udah 8 minggu aja ga sholat jumat. kata orang sih gue kafir.
wajah pak Surdin keliatan kayak bangga gitu ngeliat anak-anak yang dulu bocah ingusan udah pada tumbuh menjadi pria-pria dewasa (karna lagi sholat jumat, yang dibahas pria). beliau udah jaga jadi satpam di situ sejak.. seengganya gue kelas 1 SD. berarti minimal udah 17 tahun. dan entah gimana dia masih inget nama gue yang padahal ga ada kisah apa-apa selain gue dulu cengeng banget. let's say setiap angkatan itu ada 90 anak. misalnya dikalikan 17.. berarti ada minimal 1330 anak cuma di SDnya. waw gue diinget.
dan yang gue lihat adalah seorang pria di ambang umur 40 tahunnya, namun berpenampilan hampir persis dengan 17 tahun yang lalu, kecuali kebugarannya yang agak sedikit berkurang. ketika gue 17 tahun lalu merupakan seorang anak yang mungkin 60cm lebih pendek dari saat ini.
selanjutnya silakan dipikirkan, kira-kira apa yang akan kalian pikirkan mengenai waktu, jika kalian adalah bapak ini?
No comments:
Post a Comment