pada malam hari yang cerah ini, gue akan menceritakan kisah gue hari kemarin. cukup spesial sih menurut gue, karena sebelumnya gue baru sekali ngalamin hal semacam ini.
emang, sebelumnya gue pernah pingsan abis donor darah, seinget gue sih gue pernah cerita di blog ini tentang hal itu. itu pertama dan terakhir kalinya gue pingsan dalam hidup gue.
seengganya itu yang gue pikirkan sampe kemaren. di KRL. arah palmerah - rawa buntu.
ayok kita mulai dari awal.
mimpi gue udah mulai aneh. gue mimpi jadi superhero. di mimpi gue, gue merasa kayak mata gue diganti sama lensa wide angle 10mm. ini mimpi-mimpi gue kalo gue lagi sakit. ngga karuan, ngga berfaedah.
pokoknya intinya gue cuma ngasi informasi kalo gue sakit malem ini dalam versi paragraf deskriptif.
paginya, bodohnya, gue cuma makan 1/2 porsi anak umur 6 tahun yang akan masuk sekolah. pokoknya dikit. gue ngga kepikiran buat makan banyak hari ini karna.. lidah mati rasa. lebih mati rasa dari...
udah gausah dilanjutin daripada cliche.
jadi hari ini tujuan gue adalah.. ke toko lensa di senayan. untuk satu dan beberapa hal. gue yang tadi pagi makan jam 11an, belum merasa lapar hingga jam 14. setelah beberapa kalimat gue lontarkan ke bokap yang artinya adalah "beh, aku pergi dulu ya.. naik bus ke senayan.. sendiri", gue meninggalkan rumah gue. iya, siang itu gue masih ngerasa badan gue agak panas. cuma gue excited buat ke senayan ini. jadi.. apa yang engga? bodoh.
siang itu gue sudah siap pergi jam 14 karena menurut fotokopian jadwal TransBSD di rumah gue, ada bus jam 14:15.
"nanti mas, jam 15:15.." kata mas-mas berbaju biru merah yang wajahnya mendukung untuk gue percaya.
"wah iya.. masih satu jam lagi ya pak.." gue sambut kata-kata bapak tampan itu.
"iya mas.. masih lama.."
kata lama itu bergema di kepala gue.. sampe membentuk kata-kata "pulang". ya, gue pulang. jalan kaki kembali kerumah, melanjutkan rebahan di kasur.. kakak gue,
nggatau, kenapa ngga di kasur gue ya?
"dhiik, udah jam 3 loh.. busnya jam berapa?" bokap gue bagai seorang kyai yang mengingatkan umatnya beribadah.
"ohiya.. jam 15:15.." gue lompat dari tempat tidur dan membersihkan diri dengan kanebo.
-----
busnya cuma isi 3 orang hari itu, pukul 15:15, BSD. gue yang ngga bener-bener tau Jakarta dan takut kelewatan, senantiasa menyetel aplikasi maps untuk memberi gue pencerahan akan lokasi gue.
"katakanlah sekarang bila kau tak bahagia.." sebuah tembang karya musisi yang pasti kita kenal, armada, menemani 5 orang dari kami termasuk supir bus tersebut dan penarik tiket. suasana bus tersebut sungguh tenang dengan ac yang dingin dan pemandangan luar yang panas.
"STC ya, mas.." gue berteriak fals ala-ala orang sakit batuk yang suaranya tiba-tiba jadi falset. asli gue malu. bus ini berhenti, tapi rada sendet-sendet. mungkin supirnya nahan ketawa karna suara gue jayus.
gue turun berusaha ngga ngeliat si bapak supir sama orang lainnya, takut kecewa. tapi abis gue turun sih mereka langsung jalan. semoga ngga ada apa-apa.
-----
"eh kamu yang waktu itu kesini juga ya? anak UMN?" tanya si om pemilik toko, pengurus toko, pecinta lensa kamera.
pokoknya gue bernegosiasi dan mengobrol. ini ngga masuk ke cerita.
-----
hingga gue melihat ada orang gondrong brewokan di mekdi STC. gue berusaha menelaah siapa gerangan orang ini. sampai gue melihat seorang pria kurus berkacamata yang dulu mirip sama gue. Tresna dan Eca.. dan satu temannya Agung. ternyata anak-anak serpong kalo gabut ke Jakarta makan mekdi ya.. karna penasaran apa yang mereka lakukan, gue nanya:
"lu ngapaaaiin anak serpong ke jakarta jauh amat..?"
"iya, gue abis motongin.. jeans.." jawab Tresna.
rumah dia di cikupa.. the west of the west. tangerang barat. dan dia motong jins di.. jakarta.. pusat. menarique.
"eh, gue cabut duluan yak.. takut busnya lewat.. selisihnya 1,5 jam soalnya.." gue bilang ke mereka. masih dengan suara gue yang itu.
gue tos sama mereka.
biar disangka anak keren.
-----
satu jam menunggu bus berwarna biru TransBSD, tidak kunjung liwat. aku bersama 3 perempuan dan 2 laki-laki menanti sesuatu. namun merekapun meninggalkanku.
iya gue sendirian, berjayus ria mencangklong kamera, membawa tas dengan punggung miring-miring ala orang skoliosis yang punggungnya mulai ngilu-ngilu karna kelamaan berdiri.
"mas Arya ya.."
engga, ini bukan fans gue, dan bukan supir bus yang jemput gue terus bilang begini.
gue pesen GowJeyk karna saking kena macetnya bus andalan gue ini. akhirnya gue memutuskan buat naik kereta. jadi tujuan berikutnya adalah.. stasiun palmerah.. jaraknya.. 6,5 menit naik motor tanpa lampu merah kereta yang gajelas.
"helmnya mas?"
percakapan yang.. ngga tau wajar atau engga, yang ditanyakan mas-mas gojek ketika penumpangnya berjalan dengan tampannya menuju tempat tujuannya dengan hijau-hijau di kepalanya.
"OHIYA!!" suara gue kembali melengking.
"hahaha.. lupa dia.." dia nunjuk gue seakan gue masuk ke acara 'kena deeh'. gausah pake nunjuk mas.
-----
"itu dipencet proses dulu mas.." gue bilang ke mas-mas depan yang.. sepertinya pertamakali menggunakan ticket fending machine di commuterline.
gue denger suara dia memasukkan 5 koin seribu rupiah sampe di layar terpampang nominal Rp.5000. terus dia nanya ke gue, kapan dia harus masukin kartu THB (tiket harian berjaminan) nya. ternyata dia mau isi ulang, yang seharusnya masukin kartunya dulu baru masukin sejumlah uang.
gue cancel lah itu.. gue pencetin layarnya dengan tangan gue yang melingkari dia sekalian modus.
*cngkring cngkring cngkring* suara koin tersebut berjatuhan kayak sound effect Mr.Krab ngomong.
terus orang ini tersenyum malu dan pura-pura ngga tau. "eeehh hahaha koin semua..". heran gue kenapa orang indonesia malu sama uang koin.
"cabut yak.." kata mas itu abis selesai. anjir ganteng juga perpisahan kita. gue langsung menjepret jari tangan kanan dan kiri gue, lanjut menunjuk dia. biar disangka keren.
-----
orang itu sudah pergi. hari gue terasa hampa lagi. tidak ada yang bisa mendampingi. layaknya rumput yang tumbuh sendiri. *ngerap*
pokoknya saat itu ada suara dari langit. "hati-hati pintu akan ditutup". bertepatan sebelum pintu keretanya ditutup. gue meminggirkan rambut gue karna kalo kejepit nanti gabisa gerak.
kereta sangat-sangat-sangat penuh. lu bahkan bisa percaya dengan badan-badan sekitar lu untuk menopang lu tetap berdiri tanpa berpegangan. iyalah kereta jam setengah 7 yakaan.
-----
badan gue terasa sangat berat. kepala gue pusing, tenggorokan gue kering, punggung gue ngilu-ngilu, nafas gue ngga beres, perut gue ngga bisa diajak kerjasama.
gue sendirian, gue bawa kamera.
sh*t apa jadinya nih kalo gue kenapa-kenapa?
di momen ini adalah saat baru ngelewatin 1 stasiun, menuju pemberhentian kedua yang cukup jauh. gue ngeliatin orang sekitar. ada yang nonton apaan tau di hpnya, ada yang pacaran, ada yang tidur. gue? gue nahan pingsan. gue nyebut, gue doa.
"matigue matigue" dalem pikiran gue sambil gue memejamkan mata gue dan 2 tangan gue berpegangan di kereta.
badan gue udah panas dingin.. tangan yang daritadi buat pegangan, dua-duanya kesemutan. gue menyenderkan kepala gue ke.. tangan gue sendiri yang bergelantung di pegangan kereta. sambil merem.
"sesaat lagi, anda akan tiba di stasiun.. pondok ranji.." sambil berpuji Tuhan, gue mengumpat ke mba-mba speakernya yang ngomongnya lama banget. pake di bahasa inggrisin lagi "in a few minutes, we will arrive at pondok ranji station..". sumpah ini suaranya udah keliling-keliling di kepala gue, berasa di slowmotion 25%. gue sambil whispering, sambil mendikte kalimat itu biar cepet diucapkan sama mba-mba speaker.
tiba-tiba ganti suara cowo.. "mohon perhatian, sesaat lagi anda akan tiba di stasiun pondok ranji, mohon perhatikan barang bawaan anda jangan sampai tertinggal, pintu yang akan dibuka adalah pintu sebelah kanan dari arah datangnya kereta.." terus masih dilanjut suara mba-mba tadi: "stasiun pondok ranji".
engga belum selesai.
"pondok ranji station.."
*jgreeekk* pintu kereta kebuka. sekitar 30 orang turun di stasiun itu dan langsung menuju ke pintu keluar stasiun.
gue..,
goal gue cuma menghindari ac, bernafas, duduk. jadi gue setengah berlari ke pinggiran stasiun tersebut. di antara orang-orang pulang kerja itu, gue duduk sendirian di stasiun. bukan di bangkunya, tapi lesehan. gue diliatin sama orang-orang di kereta, gue stay cool, biar tetep disangka keren. kereta berhenti agak lama, di jalur yang lain, sedang berhenti pula kereta arah sebaliknya, jadi gue punya waktu yang cukup untuk duduk di situ sebelum disamperin satpam dan dicurigain.
walaupun kalo gue jawab bahwa gue pengen pingsan, semua masalah bakal kelar dan terbantu, cuma. yaudah gue punya waktu cukup buat recovery.
gue nunduk, selonjorin kaki, merentangkan tangan, ngilangin kesemutan, nafas.
'gila gila gue masih sober' pikir gue, lanjut makasih ke semua pihak yang bisa dimakasihin.
gue lanjut ke.. kamar mandi dan musholla, melakukan apa yang harus dilakukan, dan langsung naik kereta berikutnya.. atau berikutnya lagi ngga tau ketinggalan berapa episode.
-----
"beh, aku pulang naik kereta, sekarang di sudimara, nanti bisa tolong jemput ke rawa buntu ngga?"
bokap gue merasa excited menjemput gue karna biasanya gue milih.. naik motor? kendaraan umum? atau jalan kaki kemana-mana.
"sekitar 5-10 menit lagi ya beh.. makasi.."
gue sudah cukup lega karna nasib gue sampe rumah sudah lebih terjamin.
-----
"jadi 3.900 rupiah, kak, adalagi.."
..aqua 600ml.
gue minum dan merasakan setiap tetes itu membasahi dan menyejukkan aliran darah gue. aaseli lega.
gue naik ke atas stasiun, tempat orang-orang dijemput.. oleh apapun. ojek kek, angkot kek, pacar, etc.
10 menit gue tungguin.. gue ngeliat-liat sekitar, punggung gue mulai ngilu lagi nih..
"beh, dimana?"
bokap gue langsung putus telponnya, tapi kedengeran sih ada suara kakak gue di rumah.
bokap gue telpon. gue angkat.
"dhik.. sebentar ya.. ini tadi abis telpon keterusan.. ini baru mau berangkat.."
deeeeeyymm..
pokoknya sekitar 20 menit kemudian bokap gue sampe.. karna super macet.
-----
panjang jugak
No comments:
Post a Comment