Tuesday, April 14, 2015

Three Days Hunting

mungkin akan bosan bagi kalian membaca post gue kebanyakan tentang hunting foto.

yaa, kali ini gue tetap bercerita pengalaman menarik pas gue hunting foto. kali ini, Ujian Tengah Semester (UTS) ini, gue diberikan tugas oleh dosen berupa foto Panning (lagi), dan foto Shallow Depth Of Field (Shallow DOF).

ngga semudah yang kalian bayangkan, bahwa pada tugas panning kali ini, objek yang harus ditangkap adalah motor box. harus motor box. sedang melakukan pengiriman (atau boleh making/sandiwara), box harus ada nama perusahaan, tidak boleh box pengantar makanan (m*d, k*c, p*d, dan sebagainya). di hasil foto yang akhir, background harus blur (udah pasti), dan logo perusahaan harus jelas. Brief untuk tema foto ini "kecepatan dalam pengiriman".

untuk tugas Shallow DOF, tema nya adalah "kerapihan dalam pengemasan". yaa, kita harus memotret macam pengemasan, atau kemasan. hasil akhir harus objek utama fokus dan background blur (Shallow DOF itu sendiri). kesulitannya adalah foto harus outdoor. bayangkan.. pengemasan, outdoor. harus making kayanya.

mari kita masuk ke.. hari Rabu, 8 April 2015.. gue memutuskan untuk hunting foto ke Jakarta (lagi). kali ini gue ngajak temen gue. sebut saja Bunga (nama disamarkan, bukan korban pelecehan s*ks).

malam sebelum hari itu,
"besok jam berapa, Ar?" tanya Bunga.
    "mmm.. lu mau hunting foto stop action juga ya? cari olahraga dimana ya? mungkin besok pagi aja,                Bung.."
"okee Ar.. pagi, ya.." kata Bunga, dilanjut "Besok cari orang lari pagi aja kali, ya?"
    "ohiya, di Gading Serpong pagi-pagi suka ada lari pagi, kan? sampe jam 9 kalo ngga salah.."
"iya, Ar. ada kok.. boleeh, besok jam 6 bisa?"
    *buset, pagi banget* "Bisa kok, Bung.."

beberapa mimpi kemudian, terbangunlah gue dengan suara alarm gue yang berjudul "Must Wake Up", literally menyebalkan sih itu kaya last minute nya pertandingan basket yang overtune sampe mati.

hoaah, gue bangun pagi sekali.. perasaan gue bangun jam segini dan siap-siap itu adalah kalo gue mau study tour pas jaman sekolah dulu, atau mau naik gunung. >> selepas berdingin-dingin dengan air di kamar mandi, gue mengemas tubuh dengan kaos yang dipersiapkan untuk berpanas-panas di Jakarta, dan dilapis lagi jaket kebangsaan, UMN. dengan jeans pensil, dan.. as always, sepatu conv*rse yang menurut gue paling anti lecet (selain sepatu running). jam setengah enam, gue missed call Bunga, dan tak ada jawaban.. estimasi waktu gue mencapai rumah Bunga adalah 20 menit, maka gue berangkat jam 6 tepat (ga nyambung). setiap berhenti lampu merah, gue nge-cek hp whether ada balasan dari Bunga, dan ternyata tidak. gue pun melanjutkan melawan ekstra dinginnya udara pagi di BSD melewati Foresta menuju ke Gading Serpong.

"Ar, sebentaar, gue baru bangun.. mau mandi dulu.." itulah chat yang gue dapat sekitar 5-10 menit sebelum gue sampai di kediaman Bunga.
    "oke, ditunggu"

yak, Bunga keluar dengan pakaian tebal yang sungguh berbeda dengan saya. gue pake kaos oblong super tipis, dia pake kaos lengan panjang yang tebal. katanya biar ngga kena sinar matahari. yaa, secara alasan, kita punya pendirian masing-masing. kalo dia menghindari kanker kulit dan mendekati pingsan karna gerah, gue menghindari pingsan karna gerah dan mendekati *amit-amit* kanker kulit (hanya kasarnya saja). tapi untuk jaga-jaga dari hal itu, gue pake jaket panjang juga.

"Let's Go, Ar"

olrait, gue pun memulai petualangan dengan Bunga. dengan Bunga yang selalu berisik sepanjang jalan *no offense, Bung* karna ternyata olahraga di Gading Serpong sedang sepi, kami memutuskan langsung ke Jakarta.

    "mas, titip motor ya, sampe sore nih kayanya.." gue ngomong ke penitipan motor stasiun Rawa Buntu.
"siap, mas.."
    "okee, ditinggal ya, mas" gue menatap senyum wajah yang tidak asing karna sudah pernah sebelumnya            titip motor disitu.

gue pun masuk ke stasiun
    "mba, ke Gondangdia-nya 2 tiket ya.."

dan setelah 20 menit menunggu di stasiun, sampailah kereta yang konon, kereta sebelumnya ngga berhenti, jadi 2 gerbong disatukan disini. instan-nya, kami menjadi seperti ikan sarden.

"aduuh, udah, dong, jangan ada yang masuk lagi.." kata salah satu ibu-ibu yang mengaku sangat sesak nafas, karna disitu, secara harafiah, no space. lebih no space dari orang keliling ka'bah. jauh lebih ketat.

Sar-to the-den

yak, anggap saja kami telah melewati 8 stasiun dan tiba di stasiun transit, Tanah Abang, dengan hampir setiap stasiun dengan orang yang selalu bertambah.. muka si Bunga udah pucet dan bete aja kepepet-pepet gitu, huahaha.

selanjutnya kita ke Manggarai melewati 3 stasiun dan melanjutkan ke Gondangdia. setibanya di Gondangdia, kita bingung bagaimanakah cara ke Monas? karna kereta ngga ada yang berhenti di stasiun Gambir, katanya. jadi kita memutuskan untuk membayar 20rb untuk naik Bajaj (baca: bajaaiiyy). asik juga naik Bajaj.

"Ar, itu monas, Ar.." kata Bunga. karna sudah melihat tujuan kita, kita memutuskan untuk beristirahat sebentar di toko swadaya untuk membeli minuman.. dan eskrim yang dibeliin Bunga, haha.

suatu kekecewaan mendalam karna kita tidak menemukan hal olahraga apapun di Monas. gue cuma nemu orang jualan pop-m*e dan macam-macam minuman di monas.

    "kita lanjut kemana, nih, Bung?"
"ngga tau, Ar, apa ke Kota Tua aja?"
    "boleeh, naik apa?"

bahan pikiran kembali datang. gue.. jarang.. banget.. ke.. jakarta..
ngeliat di aplikasi Maps sih cuma 2,5 cm.. tapi gatau skala nya berapa (haha).

"mau coba tanya busway, Ar?"
     "ayoo, coba aja.."

gue lupa hasil nanya yang ini, tapi kita memutuskan untuk tidak naik busway dan nanya ke orang dalem stasiu Gambir tentang bagaimana mencapai Kota Tua dari Gambir.

"naik Bajaj aja, mas, paling slawe (25rb)"

oke, gue pun memutuskan untuk mencari Bajaj di depan stasiun dan bertanya soal harga..

"60rb mas sampe Kota Tua.."
     *pergi*

"kalo gitu mah naik taksi aja, Ar, harganya segituan.." akal cerdik Bunga muncul.
      "emang segituan juga, ya? yaudah yuk cari taksi.."

sesampainya di Stasiun Jakarta Kota, kita tersenyum melihat argo yang 'hanya' 37rb. tak selamanya Bajaj itu kendaraan ekonomis, bung. 

---------------------

di Kota Tua, karna ngga ada kegiatan olahraga juga, kita pun (agak) putus asa, dan memutuskan untuk mencari tugas UTS aja (Panning). tapi sebelum itu, kita ngisi perut dulu, karna sejatinya belum sarapan.

kita berhenti di halte yang berada diantara Museum Fatahillah dan Stasiun Jakarta Kota, dan memulai 'mencari mangsa'. disini, kami mulai memiliki perbedaan, dimana kelas Bunga boleh memotret mobil kurir, motor yang membawa kardus, atau apapun yang berbau "bawa barang", termasuk motor box k*c dan sebagainya juga kelas dia boleh.

"nah, ini mah mangsa gue semua, Ar.." kata Bunga.
    "sh*t"

selama sekitar 1,5-2 jam kita nunggu di halte, ngga satupun motor box yang gue dapatkan, karna cuma ada 3 doang yang lewat dan gue kelewat (zzz). jadi gue selama itu gue motret Bajaj, motor bawa kardus, dsb.

bayangkan kalo kelas gue boleh motret ginian.. 
udah tinggal 14 foto lagi. (total Panning 16 foto).

gue putus asa, Bunga nanya;
"gimana, Ar? mau ke Kantor Pos Ind*nesia aja? ada tuh di deket Museum.."
    "mmh.. ngga usah deh, Bung. mari kita mencari sasaran lain.." 

kita berdua udah lemes, Bunga bilang dia bakal pingsan kalo harus berhadapan dengan kereta kaya pertama tadi. jadi kami memutuskan untuk pulang saat itu.. (sekitar pukul 2 siang).

sepulangnya, sesampainya di Stasiun Rawa Buntu dan Bunga berjajan beberapa cemilan (sebenernya sepanjang perjalanan dia sering jajan), kita muter-muter sebentar naik motor yang kemudian beristirahat di rumah Bunga sambil makan Es Podeng yang kita beli di jalan tadi.

10 jam berlalu. dari jam 6 pagi tadi.. begitu sampe di rumah, gue langsung tidur karna malamnya bakal belajar lagi buat UTS besok..

==============

yak, habislah hari tadi.. gue belum dapet apa-apa buat UTS.. jadi gue berencana untuk pergi hunting lagi hari Sabtu, 11 April 2015.

hari ini gue hunting Panning, setelah 2 hari kemarin gue survey perusahaan apa saja yang menggunakan motor box sebagai media pengantar. pagi ini, sesuai rencana kemarin, gue ditemenin Babeh buat hunting ke salah satu perusahaan penyedia Aki mobil, Shop and Dr*ve. kenapa pagi? soalnya, menurut survey juga, kata mas-masnya, biasanya orang pesen aki itu pagi-pagi, pas mereka akan berangkat ke suatu tempat, tapi mobilnya ngga bisa nyala (haha).

baiklah, gue tiba di tempat itu, dan tepat beberapa menit setelah gue berbincang dengan mas-masnya, ada telpon masuk.

"nah, itu ada telpon.. mungkin itu ada yang pesen, mas, sebentar ya.."

gue menunggu didepan mobil gue dan tersenyum ketika ngeliat mas-mas tadi memakai helm dan menuju ke motor box nya. 

    "ada yang pesen, mas?" gue tanya.
"iyanih, mas.. daerah ***"
    "oke, maas.. saya ikutin.."

agak berbeda dengan panning yang biasanya gue lakukan. kalo biasanya kamera yang mengeker pergerakan selama shutter ditekan, sekarang gue naik mobil jadi pengendara mobil harus menyamakan kecepatan sama motor, dan gue cuma ngebidik supaya posisi di view-finder kamera adalah tetap.

10 menit berjalan, gue udah dapet beberapa foto, dan motor itu sampai di tujuan. karna gue kurang puas dengan hasilnya, gue dan bokap nunggu sampe dia kelar pasang aki di mobil pelanggannya. >> sekiranya 10 menit juga dan selesai. mas-mas tadi udah keluar dari rumahnya dengan bersalaman dengan pemilik mobil. dapat dipastikan transaksi pun sudah beres. gue ngikutin lagi motor itu.. sekitar 4 menit perjalanan, motor itu tiba-tiba melambat dan berhenti.. mobil gue nungguin sekitar 100 meter di depannya. sekitar 3 menit kemudian, gue melihat mahluk berseragam putih merah biru (pakaian bengkel Shop and Dr*ve) sedang menenteng motornya. 

"waah, masa jual Aki, aki motornya abis.." kata Babeh ngomong ke gue.
    "iya juga ya.." gue jawab, sampai akhirnya masnya bilang kalo motornya kehabisan bensin, karna                    indikatornya wis matek.

"ini temen saya lagi mau ngirim bensin, Pak.. tunggu dulu, ya." kata mas-masnya ke bokap gue.

10-15 menit menunggu, datanglah orang lain berseragam persis yang nyamperin orang itu dengan tersenyum. bisa dipastikan itulah temannya. >> YAK! selesai juga penantian ini.. kita pun kembali berjalan beriringan antara mobil gue dan motor box itu. 4 menit lagi berjalan, motor itu kembali memelan..

    "wah, kenapa lagi ini? itu motornya berhenti lagi ya?"
"hah? engga lah.. kenapa lagi?!" kata bokap gue.

gue pun memperlambat 'langkah' mobil gue, dan di lampu merah yang lumayan lama, motor itu mencapai titik dimana gue berada dan berkata;

"nambal sek, mas.. ban'e bocoor.."

klimaks.. 

maksimal..

kalo kata orang jawa, "NDILALAAH..!!". ada aja kejadian bertubi-tubi dan kebetulan.

    "oke, mas.. kita tungguin aja.." jawab gue spontan.. dan berapa pikiran kemudian, gue mulai putus asa.. 
    "beh, pulang aja, yuk.. udah ada yang bagus kok.."
"oke"

"mas, udah ada yang bagus fotonya.. suwun, nggih, mas.."

setelah dilihat-lihat dirumah.. ngga jelek-jelek banget.. yaa.. beginilah hasilnya kurang lebih..

Panning Motor Box.. sebenernya masih banyak hasilnya..

---------------------

sepulangnya, gue istirahat sebentar karna niatnya hari ini mau sekalian hunting bagian pengemasan..

    "Beh, coba ke Taman Tekno, yuk.."

gue dan Bokap gue kembali berkeliling. kali ini sasarannya adalah pergudangan, tempat industri ringan di Taman Tekno. tempat produksi gitu.. tapi kita nampak seperti menghabiskan waktu karna sejatinya sekarang adalah hari sabtu.. yang kerja kayanya cuma anak yang sial aja.. gue ngga menemukan kegiatan apapun yg pengemasan. pikiran gue hari itu juga masih terlalu rapet, bahwa pengemasan adalah pengemasan.

"gimana kalo ke Multi Guna?" bokap gue minta persetujuan gue untuk ke pergudangan yang sedikitnya lebih mungil dari Taman Tekno. 
    "ayoo. coba aja.."

anggap saja saya telah melewati perjalanan ke daerah Multi Guna. suatu daerah industri ringan yang berada di belakang Plasa Serpong. 

masalah yang hampir sama.. yang ada di kawasan cuma 'anak sial' saja. orang yang kebagian jaga. sasaran gue kesini adalah karna dulu bokap sering berurusan sama yang ada di kantor pusatnya untuk membuat sebuah proyek (bokap gue arsitek). terus gue kesini pengen nyari semacam perusahaan garmen gitu. industri kaos. sasarannya adalah, jelas, pengemasan kaosnya. 

beberapa putaran lagi, gue sudah tawaf, bokap gue memutuskan untuk bertanya ke salah satu satpam tentang letak perusahaan garmen, dimana saja? ditunjukkan bahwa ada 3 perusahaan garmen di Multi Guna itu. karna hari hujan (jadi ngga bisa ambil foto packaging outdoor) dan sekarang hari sabtu (ngga ada proses apa-apa), kami memutuskan untuk 'menyerah' di hari itu dan beristirahat.

yaa, seengganya hari ini udah dapet foto Panning *joget*.

==============

yak, hari ketiga gue hunting foto, hari ini.. Selasa, 14 April 2015. gue kembali ke Multi Guna pada hari kerja untuk, jelas, mendapatkan foto kegiatan itu.

sekarang jam 10.. setelah gue mengumpulkan tugas UTS tadi sampai jam 9, gue langsung pulang dan melanjutkan hunting.. 

30 menit berlalu dan gue tiba di kompleks Multi Guna. karna catetan bokap soal perusahaan garmen hilang, kita berkeliling beberapa putaran dan akhirnya gue bertanya lagi ke pak Satpam yang ada di depan kompleks. 

"ini belokan pertama, itu kedua, nah ketiga itu mas belok ke kiri, tempatnya di pojok. blok D** (gue lupa). ada lagi dari Indom*ret, mas belok kanan, blok B**. ada juga di belakang Indom*ret mas belok kanan, di blok B**.." masnya menjelaskan dengan gantengnya. *salah fokus dikit*

    "ayo, beh.. ini alamat-alamatnya.." gue mengajak Babeh yang nunggu di mobil.

gue menuju tempat pertama.. perusahaan garmen yang -- katanya -- paling besar.

**Chorus

START{

    "mas, misi.. mau izin foto buat tugas kuliah, boleh?"
"wah, coba saya tanya ke atasan saya dulu ya.." bawahan pergi, muncul atasan.
"iya, mas, ada yang bisa dibantu?"
    "ini mas, saya mau izin foto packaging di perusahaan ini untuk tugas kuliah saya, bisa?"
"ooh, dari mana?"
    "dari UMN, mas.. Universitas Multimedia Nusantara.."
"suratnya ada?"
    *gue ngasih surat izin yang waktu itu gue minta ke kelas lain*
    "ini, mas.."
"sebentar ya.. saya tanya atasan saya dulu.."

*nunggu 5 menit*

}END

"mas, mohon maaf banget ini.. atasan saya lagi ngga ada.. jadi ngga bisa diproses.. maaf mas, ya.."

gue meninggalkan tempat itu dengan masih berkeyakinan : 'ngga papa.. tempat kaya gini masih banyak..'

>>
gue pun menuju ke tempat kedua.. tempat yang sebenernya hampir sama besar sama perusahaan yang pertama..

**Chorus

"Bu Sri, ini Arya, mahasiswa yang mau ambil foto di sini buat tugas kuliahnya.." kata resepsionis.
"ngga.. ngga.. ngga!! kita lagi sibuk.. ngga ada foto-foto" jawab ibu Sri dengan 'tegas'.

    "baik, terima kasih, Bu.."

ngga papaa.. masih banyak peluang..

perusahaan ketiga, persis perusahaan pertama dari Chorus sampai ke Endingnya.

perusahaan keempat, gue udah kehabisan daftar perusahaan garmen, akhirnya cari 'asal packaging'.

**Chorus

"atasan saya lagi ngga ada, mas coba ke kantor Multi Guna nya deh.. kalo udah dapet dari sana, bisa kesini.."

wah boleh nih, gue pikir.. ada beda dikit sama perusahaan sebelumnya.. >> Bokap gue, karna dulu beberapa kali ke kantornya, udah tau tempat kantornya. kita pun masuk ke kantornya.

    "mas, saya mau minta izin buat foto di blok E**.. katanya kalo udah kesini, bisa dikasih izin foto disana.."
"wah, kalo dari sananya ngga ada izin, ngga bisa, mas.. kita ngga tanggung jawab . . . . ." gue lupa kata-katanya karna terlalu mudah ditebak.. 
    "wah okedeh mas.. makasih, mas"

gue pergi meninggalkan kantor itu dengan 1 daftar perusahaan lagi yang sekalian ditanya pas barusan berbincang.

    "nah, ini tempatnya, Beh.." gue bilang ke Bokap gue..

gue menepi dan akhirnya minta izin lagi..

**Chorus

*tanpa alasan* "wah ngga bisa mas.."

karna gue udah males, gue langsung pergi tanpa menanyai alasan.. entah perusahaan apa tadi yang gue lewatkan, tapi gue ditolak 7 tempat di sini..

gue, dengan malesnya, ngajak babeh meninggalkan tempat itu dan cari tempat yang lebih 'ngga ber-bos'.

---------------------

    "ke multi guna aja, beh.." gue ngajak ke toko alat tulis deket rumah gue yang -- kebetulan -- namanya            sama kaya kompleks tadi.. 

tanpa basa-basi, kita langsung menuju ke toko deket rumah gue itu..

"mana proses produksinya, Dhik?" *gue dipanggil Dhika selain di kampus*
    "boleh making kok, Beh.. kita cari kardus-kardus aja.."

gue dan Babeh masuk ke dalem dan akhirnya -- karna tidak menemukan sesuatu yang menarik -- berjalan kaki berkeliling daerah situ.. ternyata ada beberapa macam toko yang menjual barang-barang sekardus. kecap, sambal, air minum, dsb. tapi mata gue tertuju ke suatu toko, "BSD Paper" ya, ngga usah dikasih tau juga tau kalo ini toko kertas.. tadi gue sempet ngucap ke Bokap "cari pabrik kertas aja, Beh.." tapi kayanya terlalu berat, maka kami memutuskan untuk cari tempat yang menjual kertas perkardus-kardus. 

"jangan disitu lah, Dhik. kita ngga ada hubungan apa-apa sama yang jaga. ngga beli apa-apa juga.."
    "yah, Beh.. namanya juga izin.."

gue pun izin tanpa Chorus kali ini..

    "Ci, mau izin foto di sini, boleh?"
"ooh, motret apa?" pemilik toko nya jawab..
    "foto kardus-kardus ini, Ci.. buat tugas kuliah.. boleh?"
"nanti mau di post kemana?"
    "engga kok, Ci.. abis di foto, cuma dikumpulin ke dosen aja, hehe.."
"ooh.. boleh kok.. silahkan.."
    "wah.. yaudah saya ambil kamera dulu ya, Ci.."

sungguh orang menyenangkan..

gue nanya ke bokap : 
    "Beh, caranya biar kardusnya difoto diluar gimana ya?"
"udah.. foto di dalem dulu, nanti tinggal izin.."

dan cara itu berhasil.. setelah beberapa potretan di dalam (potretan basa-basi), gue izin buat ngebawa kardus-kardus itu ke terasnya.. outdoor.. tanpa ada orang yang berperan mengemas, kardus udah mewakilkan pengemasan, kan?

gue pun membawa keluar, dan mulai jongkok-jongkok hampir tiarap buat ngambil foto dengan angle tertentu.. emang suka lucu kalo ngeliat fotografer sampe tiarap di jalanan buat ambil foto.. tapi, yaa.. emang inilah jalannya..

yaa, kira-kira ini hasil akhir dari tema "kerapihan dalam pengemasan.."

cukup menarik dengan 'nego' yang cukup mudah..

==============
PENUTUP

ternyata ngga butuh KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) dan surat izin memotret.. orang yang lebih sukses akan memberikan jalan ke orang yang membutuhkan jalan..

orang yang masih belum menemukan jalannya sendiri, cenderung ngga mau ngasih jalan ke orang yang butuh jalan.. pemilik toko tadi benar-benar membuka pikiran bahwa ngga semua orang 'tidak seperti dia'. ada orang yang dengan mudah memberikan jalan.. ya, karna emang, dia pemilik tokonya.. ngga usah izin ke atasannya lagi.. 

yaa, pion-pion itu hanya menjalankan tugasnya dan ngga mau ambil resiko. bisa dipahami.. 

'mungkin' mereka takut saya wartawan menyamar sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjatuhkan perusahaan mereka. sekali lagi, mungkin

yaa, jadi hari ini saya ditolak di 7 tempat dan diterima tanpa effort di tempat ke 8.. emang biasa di Multi Level Marketing (MLM) diberi rumus bahwa dari 10 orang yang anda sponsori, 1 orang yang menerima. masih bersyukur gue dapet di angka ke 8.. 

cukup cerita tiga hari hunting ini. gue mau makan dulu.







No comments:

Post a Comment