yaudahlahya..
H1 - 30 Januari 2018
siang itu..
"bu, nanti siangan sekitar jam setengah 2 kemana?" tanya gue ke nyokap.
"belum tau.. lha kenapa? ayok mau kemana?" nyokap gue nanya balik.
"aku mau minta anterin ke xtranz"
"mau ke bandung, dhik?" tanya nyokap. gue dipanggil dhika di rumah.
"eemm..ngga. mau ke bandara, mau ke bali"
"HAAAAHH?"
iya, gue baru bilang ke nyokap bahwa gue mau ke bali di minus 2 jam keberangkatan gue. agak lucu ngomongnya, tapi ini pertamakali gue ke bali.
"sama siaapaa dhiikk??" nyokap mulai panik.
"..sendiri"
"haah? ngga ngajak siapa gitu?"
"ya gimana udah beli tiket sama sewa hotel sendiri kemarin.. gapapa lah seru juga sendiri"
nyokap menghela nafas.
"yaudah siapin baju, siapin alat mandi, handuk dsb.. jangan lupa.."
"udah semua kok.. tinggal berangkat" gue memotong.
gue kayak anak yang udah siap minggat.
==
singkatnya, gue udah dianter ke xtranz, salah satu travel bsd-bandara yang deket sama rumah dan cukup terjangkaw.
"ke terminal mana, pak?" tanya petugas ytranz.
"ke 1C ya mba.."
gue membawa sebuah tas berisikan 2 celana, dan 1 kaos. ngga bawa jaket. sisanya adalah gue membawa kamera dan 3 lensa, dan alat charge lainnya. 1 tas 30liter gue terasa sangat kosong.
*tuning tuning* suara line gue yang gue silent (?)
'arya, udah ditransfer ya..'
'aryaa, duitnya udah aku transfer ya'
dua buah pesan yang sangat membahagiakan dari project-project gue kepada orang yang mau liburan ini. semalem sebelum keberangkatan, gue bener-bener nagihin semua project gue. maaf ya gais. aku hanya ingin liburan.
"ati-ati ya, dhik.. kalo ada kenapa-kenapa, ini yang bisa dihubungi di bali.." nyokap gue memamerkan handphonenya sambil ngescroll-scroll nama saudara-saudara gue yang ada di bali.
"iyaa.. nanti aja.. ga bakal inget sekarang juga.." gue mulai durhaka, soalnya ngga ada serunya juga kalo liburan sendiri tapi all-prepared.
keberangkatan gue jam 16:40. kata nyokap harus ada di lokasi 1,5 jam sebelumnya. jadi gue sampe di bandara 2 jam sebelum keberangkatan (?) jalanan ternyata ngga macet sama sekali, dan proses boarding super cepat. gue ngegabut dari jam 14:30. gue browsing, buka yutup, gue ngechat diri sendiri, gue beli minum pake vending machine, ngerokok, ngerekam video, foto, dan yang terpenting, gue makan popmi. nikmat sekali.
mata gue tertuju pada sumber suara, orang tepat di depan gue. seorang pria gemuk berkacamata berambut pendek, sedang berusaha untuk membuka kemasan teabottle-nya. dia berupaya menemukan benda apapun, menggunakan kunci untuk membuka segel, mengambil handuk untuk membuka tutup botolnya, dan sebagainya. gue menyaksikannya dengan seksama sambil waspada kalo dia nengok. iya gue jahat. dia udah beberapa kali nengok ke sekitar, antara mau minta tolong tapi takut malu kayaknya. gue kok ga nawarin bantuan ya..?
"selamat sore.. selamat terbang" sapa mbak-mbak berseragam hijau sambil mengangguk dan tersenyum. gue tersenyum balik karena.. kenapa tidak?
"botol minumnya dikeluarin dulu kak..", kata mbak pramugari pas gue naro tas gue di tempat penyimpanan tasnya. gue duduk. 30F. tempat duduk di belakang sayap pesawat, di dekat jendela. yes ada bahan.
waktu penerbangan adalah 1 jam dan 35 menit. jadi itungannya kalo gue berangkat jam 16:40, gue sampe di bali jam..19:15. cukup asing dengan perubahan zona waktu. begitu pesawat landing dan semua penumpang sudah ada di hall bandara, yang gue cari adalah toilet. ternyata ada musholla. yaudah. gue lepas sepatu, dan membasahi wajah, tangan, telinga, rambut, dan kaki gue terus melanjutkan ke karpet hijau panjang itu. gue pake bandana gue di bagian lutut celana gue karena celana gue sobek. gue emang bawa bandana 2. buat kamera dan buat lutut.
"udah waktu isya atau masih maghrib ya mas?" tanya seorang pria bercelana ngatung berjaket merah yang sebaya dengan gue.
"uuu..waaaa.. saya ngga tau waktu sholat di sini mas, maaf. di jamak qashar aja" gue menawarkan solusi mudah.
saat itu udah jam 19:40. gue juga bingung gue 25 menit ngapain aja dari landing.
seorang bapak muncul dan memberikan secercah cahaya.
"masih waktu maghrib nih mas.. yok" dia langsung mendengungkan tanda sholat akan dimulai. dia gamau jadi imam. ketauan. pokoknya gue beribadah.
"hello.." sapa baristanya. deana namanya.
"hello.. kak, aku pesen hot grande *blablabla*" ya satu.
"panas atau dingin kak?"
mm hot kak.
dia menulis nama gue.. dan gambar orang tersenyum. tapi ngga pake kacamata. jadi gue tau itu bukan gambar gue.
"ada lagi?"
"mmm mmm" gue menggeleng.
"baik nanti akan dipanggil ya kaarya, terima kasih.." dia senyum, gue salting.
gue ke tengah ruangan, di depan gue ada orang, cewe yang tadi satu pesawat dengan gue dan gue nyadar karna rambutnya diwarnain. gue duduk dan mengeluarkan buku ajaib gue. buku bergambarkan hello kitty warna pink. dia ngeliat, dia nahan ketawa. aku senang membuat orang tertawa. gue mulai menuliskan jurnal perjalanan gue.
gue balik lagi ke kasir, gue beli air minum di kedai kopi ini.
"ada lagi kaarya?"
"mmm mmm.." gue menggeleng lagi, tapi gue tersadar akan sesuatu.
DIA INGET NAMA GUE (yaudasih)
gue keluar dari kedai kopi itu sambil masih menggenggam gelas kopi itu.
"taxi?" (baca: teksi). mereka semua pake pengucapan itu. waw.
"berapa, pak, sampe restu hotel? jalan legian?"
"150rb bang.. ayok ikut saya.." waw aku mengajak bapak-bapak ke hotel dan membayar sejumlah uang. gue ikut bapak ini sampe di taxinya.
"ini aja bawaannya bang?" pak made ini bertanya ke seorang pria botak yang kayak ngga siap liburan ini.
"ii..ya pak.."
singkatnya sepanjang perjalanan yang memakan waktu sekitar 30 menit itu gue ngobrol banyak sama pak made, bahkan dia cerita tentang keponakannya yang kuliah di STIKOM ambil prodi IT. masa lalu gue. dia cerita tentang keponakannya ini yang sudah mulai cari uang sendiri.
"pak, kalo malem-malem gini jalan kaki bawa kamera di daerah bali nggapapa kan ya, pak?" gue nanya ke pak made.
"wah disini mah udah aman bang.." beliau menjelaskan ke gue bahwa kota wisata sudah seharusnya aman. makanya jadi kota wisata. bahkan beliau menjelaskan konsep karma yang menjadi alasan mereka berbuat kebaikan kepada sesamanya.
..
"ini bang hotel restunya.."
gue panik. cepet banget. gue buru-buru ngeluarin dompet.
"ada kembalian pak?" uang merah gue perlu dipecahkan. beliau juga mencari kembalian.
"makasi ya, pak.." gue tersenyum kepada pria yang sudah 20 tahun menjadi supir taxi itu.
..
"pak, mau check in, kemarin saya pesen kamar dari trvloka" sapa gue setelah menekan bell resepsionisnya.
"boleh liat pemesanannya? sama kaTePe?" (logat bali jadi t sama p nya tebel).
gue mengeluarkan handphone dan ktp gue. gue pesen kamar di mixed dormitory nya. kamar yang berisi 10 tempat tidur kapsul. seru juga. berasa backpacker. kita dikasih loker masing-masing, gue dapet nomor 12.
gue taro tas gue, mengeluarkan tas kecil gue buat kamera, dan mulai menyamar jadi bule. gue keliling daerah legian. gue merasa asing di negri sendiri. anehnya, gue ngga ngedatengin daerah-daerah yang khas bali di sini. gue malah masuk ke merk-merk kayak ripcrl, bllabong, hrley, dsb. karna kebetulan di sini barang jualannya hampir kayak di malioboro, kecuali tulisannya di sana yogya, di sini bali. di sana dagadu, di sini joger. di sana capung, di sini krisna. saking girangnya ada di pulau sebelah, gue keliling legian ini 3x. padahal yang diliat sama-sama juga. jam 11an, gue balik ke hotel buat agak menikmati hotelnya. duduk di luar hotelnya sambil ngecharge handphone sebentar, terus jalan lagi keluar buat cari makan di luar.
ini gapenting sbnrnya. biar ada gambar aja
ungkapan orang bahwa bali makanannya mahal ternyata tidak begitu benar. gue dapet nasi goreng telur yang harganya 15rb dan masih di daerah legian, di daerah bule ini. harga di tempat lain juga masih affordable ternyata kalo biasa makan di jakarta yang nasi gorengnya 30rban. gue haus, gue melihat ke kulkas penuh bir tersebut.., dan mengambil sebotol air mineral segar. 'belum saatnya' dalam benak gue.
==
H2 - 31 Januari 2018
*kriiiing* alarm dalam otak gue berbunyi, jam 9.30. gue bangun, dan inget kata mas-mas resepsionisnya bahwa ada breakfast di hotel ini. roti dan kopi atau teh. ya, kita dituntut mandiri, bikin sendiri. gue mengambil selai strawberry itu dan mengoleskannya ke selembar roti yang gue ambil, lalu menikmatinya dengan secangkir kopi di depan kamar gue. duduk. browsing, kemana hari ini? sebuah rekomendasi dari temen gue bahwa di bali paling enak kalo sewa motor sendiri. begitu pula kata pak made kemarin. dugaan gue tepat, deket hotel ada yang nyewain motor. tepatnya, banyak banget tempat nyewain motor di sini, harganya.. sbnrnya bisa kurang, tapi gue ngga nawar dari 90rb sehari full jam 11pagi sampe jam 11pagi. gue melancong membawa motor vario putih biru ini. sebuah motor yang bisa menyala tanpa kunci motor. hebat.
tujuan pertama gue adalah ke destinasi paling jauh gue yang gue teliti. ubud. puluhan kilometer dari daerah legian ini. satu setengah jam gue tempuh sampe ke ubud market. tempat yang lagi-lagi bikin gue asing di negri sendiri.
sama kayak di legian, gue berkeliling 3x tempat ini jalan kaki. sebelum mulai berjalan kaki, yang gue lakukan adalah buka maps.. dan menandai dimana gue parkir. bahaya choy kalo motor gue ilang. di sini banyak banget orang yang jalan sendiri-sendiri. jadi gue seneng. yang pasangan biasanya orang-orang tua. mereka cute-cute banget jalan berdua, duduk di pinggir jalan berdua. yang seneng juga adalah mereka murah senyum. gue menghabiskan waktu untuk tersenyum.. dan berjalan kaki tentunya. gue ngga banyak ngerekam video di sini karna.. ya gue cuma jalan doang.., gimana?
jam 3 siang itu, skoliosis gue kambuh, punggung gue mulai ngilu karna banyak jalan, banyak berdiri, dan barang berat sebelah (tas kamera). jalan gue mulai melambat. gue duduk di pinggir jalan dulu, ngeliatin orang-orang berlalu-lalang, sambil beli sebotol air mineral lagi. suasananya bener-bener beda sama kota yang penuh orang marah-marah, ngga tau kenapa, apa karna gue baru sehari di sini, rasanya damai banget. jalan rayanya juga adeeum, ngga banyak nglakson dsb.. kalo ada yang nyebrang ya ditungguin, ngga pake klakson.
"pak, itu kaosnya berapaan?" gue nanya ke sebuah toko pinggiran di daerah ubud.
"80rb dek.." gue tersenyum. gue dipanggil dek.
gue kasih 50rb dan membawa pulang kaos itu. engga deng, gue langsung pake di toko, gue buka baju disitu karna udah panas banget. gue ngga merhatiin muka bapaknya, takutnya salting.
"makasih, pak.."
bapak itu membalas dengan tersenyum manis.
gue melanjutkan lagi memutari daerah ubud ini. mungkin buat bule-bule yang tadi udah ketemu gue, bingung kenapa baju gue tibatiba ganti *pede *minta diperhatiin.
gue. ngga. dapet. apa. apa. disini.
entah gue yang ga punya selera atau apa, tapi gue cuma tertarik sama alat-alat musik disitu. ada tank drum, ada ukulele yang diukir, ada jimbe, kalimba, dan alat musik kerajinan lainnya. gue sangat tertarik buat beli salah satu dari ini, tapi gue cuma mikir 1. gue males bawanya pulang. baik ke hotel di bali, maupun naik pesawat ke jakarta.
saat itu, udah sekitar jam 15:00, gue ngga mau terlalu menghabiskan waktu di satu tempat karna gue harus bergegas pulang, duit ngga cukup. ha ha.
selanjutnya adalah gue mencari makan, tapi karna gue terlalu malas berpikir dan mencoba makanan baru, gue mencari kedai mekdi terdekat dari waktu gue memutuskan itu. denpasar. gue jadi anak gaul denpasar. dan ternyata suasana di denpasar cukup mirip dengan kota-kota lainnya ya, meskipun energinya jauh berbeda dengan kota tempatku berasal.
setelah gue kenyang menyantap santapan mainstream tersebut, gue sadar bahwa gue belum mengunjungi pantai manapun. jam 16:30 itu gue mengarahkan kursor maps gue ke daerah kuta, bali. di perjalanan, menariknya, gue kehujanan dengan posisi gue yang membawa kamera. gue mulai mengkomat-kamitkan mulut gue, berharap hujan usai, sambil gue menepi ke minimarket yang ada di pinggir jalan itu. gue beli kokakola, demi dapet plastiknya, plastiknya buat bungkus kamera. ga lucu juga kalo kemra gue rusak pas liburan yakaan.
==
sore itu kuta cukup ramai. gue menepikan motor gue di pinggir jalanan kuta. menariknya disini adalah.. ngga ada tukang parkir. lain dengan di jakarta yang tiba-tiba bisa ada orang membawa peluit keluar dari balik pohon. gue mengeluarkan lensa tele gue dan menggantinya dari lensa wide gue, mulai mengabadikan momen orang-orang berpacaran yang sedikit membuat gue iri, dan menikmati udara pantai yang sangat sejuk. matahari cukup terlihat sampe di momen deket sunset. gue dapet beberapa foto yang secara pribadi gue cukup suka, tapi sayangnya awan tidak berpihak di saat sunset berlangsung. gue bete, gue ke kuta beachwalk, sebuah tempat yang bali, tapi ngga bali-bali banget. menjual suasana bali dan barang-barang non-bali. gue seneng karna di sini gue diajak ngomong bahasa inggris oleh sebagian besar orang. gue jadi merasa ga jawa-jawa banget.
ngga banyak yang bisa diceritain karna seharian emang gue cuma jalan-jalan sendirian. singkatnya, sore itu batre handphone gue abis, dan gue harus banyak bertanya untuk bisa menggapai hotel gue lagi. pertanyaan pertama gue ajukan ke mas-mas sirkelK setelah gue membeli sebotol balihai dan permen karet.
sesampainya di hotel setelah berjuang meraba jalanan bali yang banyak jalanan searah itu, gue mendapat telpon dari nyokap gue yang.. menanyakan kabar sambil memberi tau bahwa malam itu ada fenomena alam yang terjadi selama 100-150 tahun sekali. blue blood moon. bulannya bangsawan. sebuah gerhana. tapi sepertinya gue kurang beruntung karena di bali malam itu tidak terlihat bulan. malam itu di legian penuh dengan bintang-bintang. baik yang pilsener maupun radler (?). tapi serius ngga ada bulan. gue menghabiskan uang gue untuk membeli barang-barang yang sayangnya bisa ditemukan di jakarta. tapi entah kenapa emang ada rasanya beda kalo beli di pulau lain HAHA.
===
H3 - 1 Februari 2018
semalem gue tidur cukup larut setelah makan sate kambing di sekitaran badung. bener-bener ngga rela tidur cepet karna ini hari terakhir gue di bali. bahkan, gue check out dari hotel jam 12, sedangkan pesawat gue terbang jam 19:00. jadi gue punya waktu sekitar 6 jam kosong dan gue harus membawa ransel gue keliling bali. motor gue harus dibalikin jam 11.
jam 10 itu, gue membuat sarapan seperti kemarin, mengebulkan sekumpulan asap, dan melihat-lihat tempat yang sekiranya bisa dikunjungi. yang paling menantang adalah hari ini gue harus KRS-an. gue berencana untuk krsan di suatu coffeshop. lewat igstory, temen gue merekomendasikan untuk mengunjungi coffeshop setempat, revolver cafe.
setelah memperpanjang sewa motor dan menambah sejumlah uang untuk harga sewanya, gue berangkat ke daerah seminyak, bali. ya, ke revolver cafe. gue sampe di revolver jam 11, sebagaimana dikatakan oleh temen gue bahwa angkatan 2014 krsan jam 11 pagi itu.
self service>enrollment>shopping cart. langkah yang dilakukan untuk melakukan krs online di kampus gue.
sebuah kabar yang cukup menyenangkan, ada notification yang muncul bahwa gue tidak bertemu pada waktu krs yang tepat. disitu tertulis bahwa gue krsan jam 12 siang itu. gue lupa kalo gue angkatan 2013. jadi gue nunggu 1 jam disitu, mengopi dan memotret orang-orang di sekitar yang sedang menikmati coffeshop yang ruangannya bertema warna pink itu. so cute. seperabaan gue disitu ada gambar-gambar bunga yang dilukis manual pake cat acrylic (?). kali.
ada 3 orang pria di pojokan ruangan yang terlihat sedang mengobrol saja, di sebelahnya ada seorang perempuan yang duduk sendiri sambil mengopi dan membaca novel.
atas dasar kebutuhan menge-charge baterai handphone dan kamera gue untuk kehidupan gue kedepannya, gue pindah ke sebelah 3 orang pria itu. gue terlihat tergopoh-gopoh memindahkan gelas kopi, tas kamera serta tas ransel gue ke tempat itu. setelah gue meletakkan semuanya, salah satu pria tersebut menyapa gue:
"mas, itu sony a7 ya?"
"iya, mas.. masih a7 sajah tapi belum yang s haha" gue menjawab dengan jawaban umum, dimana biasanya orang pasti bertanya apakah kamera gue itu a7s atau bukan.
"iya, mas.. a7 mark 1 ya?" dia nanya lagi.
oke gue mulai tertarik dia tau karakter kamera-kamera ini.
"iya, mas hahaha yang mark 2 tebel, ngga suka.."
gue menjawab dengan jawaban sejujurnya, padahal dengan yang lebih berat itu emang fiturnya banyak yang diupgrade. obrolan demi obrolan mengantarkan kita ke sebuah percakapan 'beli kamera dimana', yang dia akhirnya mendeklarasikan bahwa dia tinggal di jakarta. juga. ya, umum sih pasti di bali ada orang jakarta. sekitar 40 menit berlalu dengan kita ngobrolin kamera dan sebagainya.
jam 12 itu, gue kembali mengecek krs gue, kembali ke sesuatu yang menarik. tulisan disitu adalah gue masih belum bertemu dengan waktu krs gue yang tepat. gue baru inget. gue di waktu indonesia bagian tengah, bukan barat. jam disini adalah 1 jam lebih dari di jakarta. dammit. gue harus nunggu 1 jam lagi untuk krsan yang cuma 1 mata kuliah. mata kuliah magang.
orang disebelah sudah terlihat bergegas pulang, jadi gue pura-pura sibuk aja biar ngga awkward (?).
"duluan ya, mas.." mereka mengucapkan satu persatu dan senyum satu persatu. gue senyumin balik satu persatu. cape juga senyum.
cuaca sedang hujan saat itu, yang bikin gue agak ngga mungkin untuk hujan-hujanan karna gue bawa kamera. dan tas untuk pulang. dan gue belum krsan. gue menghabiskan waktu untuk yutupan, browsing hal-hal dari yang penting kayak tempat magang yang cocok, sampe ke yang ngga penting kayak kenapa kucing takut sama timun.
self service>enrollment>shopping cart. YES bisa! gue langsung cari mata kuliah magang buat gue beli. iya, istilahnya beli, karna ada istilah troli. lucu juga ini krsan berasa belanja di thokopedia. gue jam 13:03 WITA itu, 3 menit setelah gue mulai krsan, gue langsung meninggalkan tempat itu karna gue juga udah cukup bosan. 2 jam duduk di sana sendirian.
gue keliling ke daerah seminyak, dan memutuskan untuk menepi di seminyak square, dan keliling di daerah sana, kembali berjalan kaki, orang-orang disana pada pake payung, gue botak dan ga pake payung. sok setrong. tas gue udah gue tutupin pake rain cover jack wolfskin yang gue beli beberapa tahun lalu, tas kamera gue.. udah ditutupin pake kantong plastik yang terlihat sangat ngga modal. yolo.
karna gue diberikan sedikit uang oleh nyokap, gue habiskan semua di daerah seminyak ini buat oleh-oleh keluarga gue. walaupun hari minggu ini nyokap gue juga ke bali buat praktek lapangan kampusnya. ya, beliau dosen di arsitektur lansekap di kampus daerah grogol. sebenernya gue ditawarin buat ikut nyokap ke bali saat ini, tapi kayaknya ngga seru kalo ngga ada kepepet-kepepetnya.
ngga lengkap rasanya kalo gue ke bali tapi ke pantai cuma sekali.., jadi gue kembali mengambil motor sewaan gue dan parkir di pantai seminyak. oke, kalo disini parkirnya bayar. seminyak siang itu sangat-sangat sepi. pas gue sampe di pantai ini, cuma ada gue dan 2 pasangan bule. gue merasa.. sangat pribumi.. dan jomblo.
"pak, baksonya berapaan?" gue ngga tau apakah gue seharusnya memanggil dia dengan bli, atau gimana, gue belum terbiasa :(
"15rb.."
"boleh deh satu porsi.."
enak juga bakso disini. lebih banyak baksonya daripada mie dan sebagainya. gue melakukan ritual gue sebelum makan bakso: mendoakan sambalnya supaya tidak apa-apa. gue menuangkannya sama kecap. karna gue ga terlalu suka pedes.
..
'bang, dimana? gimana motornya? udah jam 16 nih' tempat penyewaan motor sudah mulai nge-sms gue.., seorang pria yang bilang mau sewa motor sampe jam 14, dan bilang terbang jam 16, padahal harusnya sampe jam 17, dan terbang jam 19.
'sebentar bang, abis beli bensin..' skill gue agak diperlukan disini.
gue langsung bergegas pulang biar biaya sewanya ngga nambah, karna gue menggantikan dengan bensin saja.
==
"bensinnya full ya bang.." gue bilang ke tempat penyewaan itu sambil menunjuk ke indikator bensinnya.
mas itu memberikan gue tangan. gue kira dia mau gandeng gue, ternyata dia ngajak tos.
"lain kali kesini lagi ya, bang.. tengkyu"
gue langsung merasa cukup homie dengan mas ini. cukup bisa bikin gue nyaman ya orang-orang di sini.
==
"dijemput dimana bang?"
"di indomaret point ya bang.." jawab gue ke driver gojek itu.
"ok"
"bang, saya udah didepan.." jawab dia dengan cepat.
gue yang baru beli aqua ala bali itu bergegas mengcangklong semua tas gue dan mendadahi bule yang lagi duduk di sebrang gue.
"dadah mba bule.."
sedikit obrolan gue dengan driver gojek gue ini, bahwa di bali emang ada beberapa daerah yang tidak memperbolehkan taxi online apapun untuk beroperasi. gue sempet bilang bahwa gue ke hotel ini naik taxi, karna gue ga tau bahwa gojek motor boleh beroperasi dari bandara.
"kalo go-car emang gabisa bang.. tapi kalo yang motor mah bisa kok.." kata driver gue. gue cukup merasa rugi, tapi ngga rugi, karna percakapan gue dengan pak made malam itu cukup menarik untuk orang yang baru ke bali sekali.
=
udah, gue pulang. yah..
Hi sob...
ReplyDeleteLagi berkunjung malem ini...
Lagi cari berita tentang ayam, trs sampe kesini.
:)
Mantep postingannya, ditunggu postingan selanjutnya ya sob.
Mampir balik kesini https://agenzeus.net/tips-langkah-bermain-permainan-sabung-ayam-sv388/ ya bro...