IT'S A WRAP!! teriak temen gue, Assistant Director tadi se selesainya shooting.
Shooting selesai!!
yaa, sekitar 4 minggu terakhir ini gue disibukkan dengan pre-production film super pendek gue untuk project UTS Director's Craft. ya, film super pendek. film ini cuma 1 scene, dan 1 scene itu cuma 4 halaman.
mari kita mulai dari pagi tadi. ini agak parah sih, tapi gue ngga tau apa saja alat-alat yang disewa dan tidak disewa oleh producer gue, Evelyn. dia sangat bertanggung jawab untuk mengurus semuanya sendirian. gue ke kampus untuk (ini gapenting) ngumpulin kartu AsDos gue ke admin prodi gue, lalu sambil nanya-nanya di grup, gue menghabiskan waktu minta temenin makan Nathania, salah satu anak asdos-an gue yang unik (?)
oke, langsung longkap ke jam 2:15. gue yang baru pulang, langsung berangkat ke Rumah Sakit dekat rumah. he em, lokasi shooting kami emang di Rumah Sakit. ngga di kamarnya, cuma di ruang tunggu. engga, ngga gratis. kita bayar untuk rumah sakit ini, dan kita disuruh ngasih nama rumah sakitnya di frame. whaaaatt....
gue sampe di parkiran sekitar jam 2:45. ya, agak mundur dari yang di instruksikan bu producer, gue nunggu dan duduk dulu di motor sambil nungguin Raymond(Director Of Photography gue), atau siapapun anak produksi gue. Akhirnya datang Andrian, Sound Recordist kami yang bukan berasal dari kelompok kami. sedikit intermezo bahwa Edo, Sound Recordist kami yang sebelumnya katanya ngga bisa bantu karna koko nya nikahan. sedangkan David, calon Sound Recordist kami sebelum ini, tidak bisa karna ternyata sudah membantu project lain.
sedikit kendala di awal, rupanya salah satu props kita, tablet, lupa dibawa oleh Ev, jadi gue harus balik ke rumah dan mengambil tablet gue.. yang rusak. karna pas gue tanya ke Ev, "Steve(aktor kami) bukannya kemaren katanya punya tablet?" terus Ev jawab "iyaa, yang dia maksud itu tablet Wacom (pen tablet buat digital drawing)" oke, tanpa emosi, gue langsung mengegas motor kencang kembali ke rumah, mengambil tablet di atas lemari, memasukkan ke dalam tas, dan kembali ke rumah sakit.
se sampainya di lokasi lagi, ternyata semua crew sudah datang, dan gue mendapati bahwa mereka sedang setting alat-alat termasuk lighting, kamera, dan sound. kendala berikutnya adalah, ternyata h4n dan semua clip on kami tidak ber-baterai. Ev yang masih di jalan bersama Eli(aktris kami), bilang kalo dia sudah bawa baterai yang sudah di charge semua di tasnya. dan ternyata dia "cuma" bawa 4 baterai, sedangkan kita butuhnya paling engga 8 baterai, belum termasuk baterai yang akan habis. okee, gue mengegas motor lagi menuju ke toserba dekat situ yang warnanya merah biru kuning untuk membeli 2 bungkus baterai berwarna kuning keemasan isi 7. gue kembali, semua sudah ter set, semua siap, kita coba pasang monitor kecil buat kamera yang ternyata rada ngga asik banget buat 'dikeroyokin' 4 orang sekaligus. kalo kata Aryo, Gaffer gue, "salame, satu layar rame-rame". pas gue tanya "emang ngga bawa TV lagi kayak kemaren recce(peninjauan shooting)?" temen gue ini bilang "engga, katanya gausah bawa karena udah nyewa yang ini..".
okee, sekali lagi, gue shooting ga liat monitor, jadi memperhatikan aktor doang. ibu Astrada (Asisten Sutradara), Michelle dari awal sudah sewot karena dia bilang hari itu adalah saat Papa dan Mama nya ke Jakarta, dari Solo, dan dia harus meninggalkan mereka di hari terakhirnya untuk shooting kita. terus gue pengen jawab "gapapa, minggu kemaren pas recce gue meninggalkan kakak gue yang ulang tahun dan mentraktir hanamasa". tapi ga jadi karna timing nya ga pas. Manda, pengatur Script Continuity kita sudah siap dengan lembar kerjanya dan bando kuningnya dan lipstick merahnya.
"kaak, jam 5:15 mulai yaa.." kata Michelle yang sudah sewot daritadi. "yaa, coba kamu tanya ke anak-anak udah pada siap apa belum syel.." gue bilang sambil maksudnya 'melatih' Michelle yang belum terlalu tau cara kerjanya. Muka nya udah asem banget dari tadi ngeliatin Steven di make up babak belur yang lumayan makan waktu, dan ternyata kita ga punya perban untuk bagian dari make up Steven. jadi Ev pergi mencari perban, karena ngga bisa beli perban di RS itu tanpa surat dokter. muka Michelle makin asem.
"kaak, kapan ini mau mulai?" kembali Michelle dengan suara medok nya memecah keheningan gue yang sedang syahdu membaca script demi mendalaminya. "yaaa, itu Ev nya lagi nyari perban coba kamu hubungin deh syel.." gue kembali meminta dia menjadi time keeper. Michelle berkutat dengan handphonenya. Cindy ikut berkutat dengan handphonenya. handphone gue di charge.
"aah ini mah mulainya jam 6 juga.." kata Raymond sambil makan permen lollipop di belakang kamera. gue cuma tersenyum manis seperti biasanya.
---------syuuutiiing
"nih, Syel, aku contohin sekali yaa.." Michelle mengangguk sambil berkata yowes ala jawa nya.
"Set Clear!!" seluruh lokasi diem, gue lanjut "camera, sound ready?" mereka menunjukkan jempolnya, "Sound!" Andri jawab "Speed!!". "Camera!" Nathan selaku AsCam menjawab "Rolling!!" semua nunggu aba-aba gue dan.... gue teriak hal yang sutradara lain teriak..
"ACTION!" semua berjalan. shot 6 itu berjalan. semua bekerja, kedua talent berakting.
shooting kali ini terdiri dari 10 shot, dan total 37 take. hmm lumayan makan waktu.. kita juga akhirnya harus mundur mundur dari jadwal yang sudah dibuat ibu Astrada ini. berkali-kali dia cuap-cuap "kak, shot yang ini tinggal 2 menit lagi." "kak, shot yang ini udah lewat 3 menit.". iya, gue merekrut orang untuk marah-marah.
semua berjalan laancaaaarrrr... sampai-
--------
beberapa kali kendala kami dalam take adalah... rumah sakit yang pengunjungnya agak kurang bisa mengerti keadaan shooting, jadi kita yang biasa ngomongnya "set clear" jadi beberapa kali harus membahasa indonesia-kan "ayoo, jangan ada yang bersuara ya.." biar ibu-ibu bapak-bapak dan anak-anak disana ngerti dan ikutan khusyuk (?). selanjutnya adalah, suster-suster di sana banyak yang musti dibeliin sendal ngga berisik :( edan jalan nya ceplak ceplok semua...
kendala berikutnya adalah nenek yang sudah cukup umur, harus di bawa keliling dengan kursi roda dan itu cukup memakan waktu dan polusi suara untuk sound recordist kami. suara pintu dan suara orang mengobrol juga selalu bocor. ada juga anak kecil yang dengan innocent nya mainan kursi ruang tunggu yang berbunyi nyiit nyiit itu.
kendala berikutnya adalah..... di rumah sakit yang cukup sepi itu, hari itu, saat itu, iya, tepat disaat kita shooting, ada yang melahirkan. kita harus tahan take beberapa waktu sampe ibu-ibu itu berhenti mendesah. tapi emang bayi nya lucu banget sih pas udah dibawa keluar.. ini sungguh cerita yang sangat bisa dikenang.. shooting saat ada yang melahirkan.. bukan cuma saat itu, tapi berarti setelah itu banyak yang menjenguk, sedangkan kita shooting ngga di dalam ruangan pasien yang mungkin malah akan lebih tenang, tapi di ruang tunggu yang pasti banyak bocor suara.
engga, ngga berakhir disitu. kita masih harus berhadapan dengan anak bayi yang sering menangis, suara mainan bayi yang mungkin akan bikin film kita kayak film horror, dsb. untung mungkin itu malam, jadi bayi nya langsung bobo (?). terus kendala berikutnya adalah, kita terlalu having fun while shooting. mbak-mbak berbaju biru seragam itu (baca: suster) slek banget sama kita. sempet mereka kayaknya sengaja ngobrol agak kenceng biar ganggu kita, terus gue datengin dan bilang "mbak, maaf, ngobrolnya bisa dikecilin sedikit ngga?" terus mbak-mbak nya ngga tau ngomong apa, pokoknya semua ngeliatin gue dengan tampang sinis. ya, 5 embak-embak berbaju biru dengan masker masing-masing ini ngeliatin gue. gue takut.
"Ya(arya), itu mbak-mbak nya ajarin pake komputer yang bener lah.." kata Raymond yang udah super kesel karna sound nya bocor terus dari...... suara error nya komputer berbasis Windows. lu taaaauu kan betapa annoying nya suara "tiing" nya windows kalo error, dan mbak ini mencet terus tombol yang kayanya dia udah tau bakal bunyi begitu.
ini yang paling annoying. pas kita udah mau take, tiba-tiba speaker informasi nya memutar lagu "You Raise Me Up" versi saxophone. NAH! ini bukan tanpa sebab atau pengen muter aja.. 1/4 lagu dari intro sampe reff pertama diputer, terus ada suara mbak-mbak yang kayaknya cantik ngomong "jam kunjungan pukul tujuh sudah berakhir" sependek itu, dan lagu berlanjut reff.. kita senang reff itu selesai "ayok, semua ready yaa.. gue yang sudah termakan waktu mau buru-buru take" lalu muncul reff klimaks nya "YOOU RAAISE MEE UUPPP!! ---...---- YOU RAISED ME UP TO MORE THAN I CAN BE.."
"OK!! semua on position.. set clear..!" ternyata masih ada "you raise me up.. to more than i can be~"
LEEGAAA!! semua sudah berakhir. anak bayi sudah tidak berisik, orang-orang yang besuk sudah diam, mbak-mbak Windows volume nya udah dikecilin sama Ev, nenek-nenek udah tidur semua..
"SET CLEAR!!" "SOUND!!"
eh engga loh, you raised me up dan pengumumannya diputer 3x ternyata :(
No comments:
Post a Comment