Saturday, June 11, 2016

Nonton Film Horror Sendirian

Malam ini, beberapa menit yang lalu, gue baru saja selesai pulang dari bioskop sendirian. ngga jarang nonton sendirian, tapi kali ini untuk pertamakalinya gue nonton film horror sendirian, dan menurut gue ini cukup berkesan. maka gue ceritakan :

"1.. 2.. 3.. 4.. 5.. mmh, 8 orang" gue ngitung antrian bioskop pukul 19:52. gue melihat sekitar, bioskop itu tidak seramai biasanya. selepas itu gue mulai menghitung mundur sampai ke antrian gue. di depan gue, ada 3 orang yang tetiba pindah barisan antrian. sampai akhirnya 2 orang di depan gue memesan tiketnya. dia tidak terlihat seperti orang indonesia dan ternyata emang bukan. gue melihat sesuatu yang cukup keren ketika mas-mas kasirnya ngomong pake bahasa inggris. walaupun ngga begitu lancar, ya, seengganya mereka dipersiapkan untuk hal itu.

    "sixty thousand" kata masnya ke dua orang di depan gue yang menandakan mereka kelar transaksi. ternyata mereka berdua cuma beli air mineral botol sampe seharga itu, ngga beli tiket. mereka berdua pergi.

    "iya, mas.. silahkan." kata mas-masnya begitu gue melangkahkan kaki kanan gue maju. tadinya gue pengen sok-sok ngomong arab. abis mas-masnya sotoy banget gue langsung dicap orang indonesia.
"conjuring-nya yang jam 20:00, mas, 1" gue memesan dengan yakin karna gue tau se-laku-laku nya suatu film, kalo kita nonton sendirian, ada lah sisa bangku kosong.
    "silahkan, mas.. bangku yang warna merah sudah terisi." mas-masnya mulai mengucapkan hal   yang pasti sudah diucapkan beribu kali hari itu.
"di A3, mas.. eh E7 deh" gue milih bangku E7 karna kalo A3, itu mayor banget. (?) abaikan
    "di E7 auditorium 2 jam 20:00 ya, mas.. pintunya sudah di buka bisa langsung masuk.. terima kasih.."

gue nyari-nyari dimanakah gerangan auditorium 2 berada? gue berjalan ke timur dan hanya menemukan tanda auditorium 7,8,9 dan ada auditorium 3. jadi gue ke arah barat daya dan menemukannya. YES.

terlihat mas-mas berkemeja putih polos dengan celana hitam seperti orang magang di depan pintu bioskop sedang menunggu orang-orang yang terakhir masuk pintu bioskop agar dia bisa segera beristirahat. gue nyamperin dan mempercayakan dia untuk merobek tiket gue dengan rapih, dan gue ngga kecewa dengan hasilnya.

    "selamat menonton, nanti keluarnya lewat sini lagi, ya.." mas-mas itu ngomong sambil menyobek tiket gue. gue ngga ngeliat wajahnya, tapi gue ngebayangin dia lagi gigit bibir sambil winking (kedip sebelah) ke arah gue. kayanya dia genit.

"I, H, G, F, E..... 20, 19, 18.." gue menghitung mundur sampe bangku gue. ternyata gue duduk tepat di sebelah rombongan yang cukup ramai di sebelah kiri gue, sedangkan di sebelah kanan gue masih kosong. gue duduk manis, dan mulai sok manis. terlihat banyak orang berpasangan, ada orang jual popcorn, ada orang selfie, dsb..

trailer-trailer film mulai diputar. gue ngomong ke jantung gue, suruh dia siap-siap. selagi gue lagi ngomong ke dalem baju gue, ada rombongan 6 orang lainnya melewati gue untuk duduk di kursi-kursi sebelah kanan gue. cowo yang terakhir permisi ini, membawa sekitar 82 butir popcorn dalam tempatnya. sembari dia duduk, dia nawarin gue "popcornnya, mas, kalo mau.." gue terpana. ternyata ada orang yang se-friendly ini ke orang yang ngga dikenal.. lafyu mas. gue ngeliatin dia tapi sayangnya dia udah memalingkan muka dia.

==========
lampu-lampu mulai redup dan.... BOOM. mati semua. layar bioskop terlihat mulai memanjang. yak, film dimulai. duar.. duar.. setelah bola-bola beterbangan, terdengar ada seorang cewe berbisik di sekeliling gue "all around you". yak dolby 7.2 surround mulai mengeluarkan suara. gue menyiapkan tangan kiri gue yang pura-pura menyandarkan kepala gue, padahal jaga-jaga tutup kuping. yaaa, ini gue, kalo nonton film horror, selalu meletakkan tangan di kuping, bukan di mata, karna gue masih punya kelopak mata yang berfungsi.

seperti orang pada umumnya, gue malu kalo keliatan "takut" saat menonton film horror. kalo di rumah gue nonton film horror sendiri, pasti kaki gue udah siap di knob volume speaker gue yang kebetulan ada di bawah meja komputernya. kalo di bioskop, mau ngga mau volume nya akan selalu segitu, dan selalu mengagetkan, dan gue sangat takut kaget. kagetnya mah ngga terlalu.

gue mulai menurunkan posisi badan di kursi bioskopnya sebelum semuanya menjadi seram dan menegangkan. alasan gue lakukan di awal adalah biar ngga keliatan gue mengubah posisi pas semuanya tegang. biar gue ngga kaya orang penakut aja. selama menonton, di waktu luangnya gue pasti nengok-nengok kanan-kiri gue. siapa tau ada sesuatu. tanpa sadar, ternyata walaupun rombongan kiri dan kanan gue itu dateng banyakan, mereka semua berpasangan. laki-laki, perempuan. tidak terkecuali dua orang di kanan dan kiri gue yang ternyata asik berpelukan selagi adegan semakin menegangkan. bahkan gue ngga bawa jaket buat gue peluk sendiri.

setiap kali scene terang dan tidak mengancam, gue menengok kanan dan kiri gue yang sedang asik sendiri, dan gue membetulkan posisi duduk gue ke posisi steady. sekali lagi, biar ngga ketara banget sama pas ketakutan.

sepanjang film ini, gue nyaris selalu berhasil mengendalikan kagetnya gue, kecuali pas iblisnya ngomong "this is my house!!" disertakan dengan suara instrumen yang unknown pokoknya horror itu. sebelah gue cowo, dia teriak, gue kaget. gue tambah kaget. kaya..... muka seremnya ada di layar segede gitu, tapi suara teriaknya di sebelah gue. neuron gue langsung bergandengan dan mentransfer data ke sumsum tulang belakang yang menghentakkan tubuh gue ke kursi bioskop yang pasti beberapa orang disebelah gue kerasa.

gue nyesel karna sok cool di awal film setiap gue ngga kaget, gue ketawa. ternyata di pertengahan film gue selalu mohon untuk udahan. seengganya buat orang-orang ini ngga ngeliat kalo gue tutup dua kuping.. :(

-------------------
sama kaya seri pertama, part paling menyeramkan dari film ini adalah pas layarnya gelap, tiba-tiba keluar samat-samat tulisan "based on true story". gue nyaris teriak pas ngeliat tulisan ini.

No comments:

Post a Comment