hari itu, gue lagi di suatu tangga yang menurut gue asing.
di keramaian yang juga asing itu, gue melihat sesuatu yang ngga pernah gue liat sebelumnya pula secara langsung..
gue melihat seorang anak kecil laki-laki yang ingin meloncat bunuh diri. gue langsung menghampiri dia dan pegang lengan kecilnya saat Ia terlihat sudah cukup yakin untuk meloncat.
"heehh.. kamu ngapain??"
"aku mau turun tangga, tapi tangganya rame, jadi aku mau loncat aja.." kata anak itu.
gue terhentak. gue lanjut "kamu tau ngga sih kalo kamu jatoh dari sini, bisa mati?" gue menaikkan nada bicara gue.
anak itu cuma diem bingung. gue lanjut percakapan itu,
"nama kamu siapa?"
"Dhika.."
gue kaget. kenapa nama anak itu, nama dari anak yang mirip sama gue waktu masih kecil itu.. sama kayak nama gue? nama panggilan kecil gue?
tanpa pamitan, akhirnya dia turun duluan. gue ikut turun.
begitu sampe di dasar tangga, gue ngga menemukan sepatu gue. gue mulai ngga enak, gue keliling dan mencari sepatu gue, kemudian mendapati ada seorang anak yang memegang dan membawa lari sepatu gue..
itu Dhika lagi.
isi kepala gue penuh kebingungan dan mikir "Dhika tau sepatu gue yang mana? atau kebetulan ambilnya sepatu gue?". akhirnya gue mengejar Dhika yang ternyata larinya cukup kencang untuk anak sekecil itu. beberapa saat abis itu, Dhika berhenti di suatu tempat yang ngga jauh dari situ buat duduk dan beristirahat, mungkin dia ngga tau kalo sepatu itu sepatu gue. gue nyamperin dia untuk yang kedua kalinya.
"heeehh.. kamu ngapain bawa sepatuku? mau nyuri ya?"
"mmm..." Dhika keliatan panik, "enggaaa.." muka Dhika tambah terlihat ngga enak dia keliatan mau nangis.
gue lanjut ngomong "kamu tau ngga kalo nyuri itu ngga boleh? kamu tau ngga apa konsekuensinya kalo kamu nyuri?"
Dhika cuma bisa nunduk, sesekali ngeliat ke muka gue.
"kamu mau apa kalo sampe orang-orang tau kamu itu pencuri?"
Dhika tampak ngga bisa berkata-kata lagi. "aku ngga taauuu..." Dhika mulai meneteskan air matanya dan mulai terlihat seperti anak kecil pada umumnya.
entah gimana, gue tergerak untuk mengusap rambutnya, kepalanya yang mungil itu. "jangan diulangin lagi ya..", sambung gue.
Dhika melihat gue yang tersenyum, Dhika tersenyum ke arah gue sambil menahan sedu tangisnya, dan berjanji "iya, aku ngga bakalan ngulangin lagi.. makasih ya, Kak.." Dhika kembali pergi entah kemana.
===============
itu mimpi gue.
No comments:
Post a Comment