Tuesday, August 4, 2015

Coba Liat Sudut Pandang Lain

selamat malam pembaca :)
baiklah, kali ini gue bakal mengetikkan suatu lanjutan pikiran dari post gue yang sebelumnya, Pendapat akan Pendapat

gue mendapat inspirasi waktu gue ngeliat banyak sekali hal-hal dan komentar-komentar menyebalkan dari netizen kepada suatu hasil 'karya' orang di internet. 


sebenernya gue udah memikirkan dan mengemosikan hal ini dari sebelum gue ngetik post gue sebelum ini. cuma, pas gue ngepost post tersebut, mereka hilang begitu saja setelah mengetik basa-basi yang terlalu panjang..

baiklah kita mulai pada pertanyaan "kenapa sih ngga diem aja?" 
hal ini berat jika memandang suatu kebebasan berpendapat. kita bisa dan sah-sah saja berkomentar apa saja kepada siapa saja dan kapan saja. tapi, mbok ya coba dipikirkan apakah itu komentar menjatuhkan atau komentar yang membangun orang tersebut menjadi lebih baik? 

"perlakukan orang seperti anda mau orang lain untuk memperlakukan anda". itu adalah quote segalanya dan quote tanpa bantahan. gimana kalo suatu saat lu yang jayus banget atau lu yang pakaiannya salah 'sedikit' atau hal hal lainnya? kenapa lu perlu menggunakan emosinya di tempat itu? yaa walaupun pake emosi di tempat lain juga ngga baik (padahal post ini juga pake emosi).

intermezo aja bahwa gue yang mengetikkan ini adalah gue yang pikirannya sedang bersih dan tidak emosi.. bukan berarti gue ngga pernah komentar pedas, huahahaha saya senang sekali menyindir orang lain, jadi tolong dimaapkan yah :)

David J. Schwartzz dalam bukunya "The Magic of Thinking Big"kurang lebihnya membahas soal sesuatu yang seperti ini. dia mengaku pernah tertabrak mobilnya dari belakang dan orang belakang itu turun dari mobilnya dan maju kearah mobil Schwartz. dan yang dilakukan orang yang tak sengaja menabraknya itu adalah, dia tersenyum dan meminta maaf bahwa itu tidak disengaja. Schwartz yang tadinya sudah siap marah, hilang niatnya karna perlakuan ramah orang itu.

apa yang gue coba katakan adalah, coba deh pikirkan "penting ngga sih? perlu ngga sih kita melakukan hal ini? (dalam kasus ini) komentar ini?"

gue juga barusan tersulut abis ngeliat komentar super menjatuhkan ke salah seorang dari anggota acara yang bertujuan menghibur. banyak banget yang komentar "ahhh ngga penting lawakannya.." "aah ngga ada lucu-lucu nya." atau "gariing". mungkin lu bisa memalingkan komentar negatif ke sesuatu yang lebih lucu atau fresh dari dia, mengingat anda juga samasama manusia (kayaknya). 

kalo lu ngga tau bener-bener apa yang dilakukan orang yang lu ejek, coba cari tau dulu tujuannya atau alasannya. kalo emang bener-bener ngga bener (duh belibet, baru boleh komentar yang membenarkan. kalo emang udah salah dari banyak sudut pandang, baru maki-maki.. atau bunuh juga boleh!! (maaf emosi)

--------------

bahwa sudut pandang tidak hanya dilihat dari 1 pihak saja. kita tidak tau mana yang lebih benar antara anda atau dia. lucu juga kalo ternyata lu yang salah. atau di komentar, dengan membubuhkan kata-kata "menurutku" itu juga sudah lebih membantu, bahwa itu adalah sudut anda pribadi. misalnya "menurutku, lawakanmu kurang menghiburku.." karna pada prinsipnya, yang dinilai adalah kontennya, bukan yang menyerang orangnya, bukan yang bikin malu orangnya. (argumentum ad hominem dan argumentum ad verecundiam)

Bahwa argumen itu harus mengandung alasan logis dan bukti. harus terdiri dari issue-nya, klaim, data yang mensupport, dan sanggahan. coba perhatiin bandingan emosinya antara anda dengan yang lainnya. (tutup buku kuliah)

---------------

baiklah, saya mau melanjutkan tidur.. 




No comments:

Post a Comment