Thursday, May 21, 2015

Ke-sempurna-an

puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena atas berkat rahmatnya, saya bisa hadir untuk mengetik ketikan yang ga tau kalian niat baca atau engga. dan atas berkatnya pula kalian bisa membaca atau tidak membaca tulisan ini.

untuk diketahui bahwa ini hanya post iseng.. gue selalu mikirin hal ini.

menurut lo, apa itu sempurna?

apa itu "benar"? gimana kalo gue bilang benar adalah benar selama benar adalah benar?
beberapa hari terakhir ini gue dihadapkan pada banyak pikiran-pikiran yang bersifat tidak pasti. mungkin bakal banyak yang akan berpikir bahwa post ini ngga penting, or else. (bahasa anak IT)

gue mikirin apakah arti sebenarnya dari sempurna? apa itu sesuatu yang benar?

gimana kalo gue bilang bahwa sempurna itu cuma kiasan? lo ga bakal tau apa itu sempurna? bahwa sempurna bersifat tak terhingga? sempurna adalah tidak ada cacat. ya, betul. tapi apakah benar-benar ada di dunia ini sesuatu tanpa cacat? lo menganggap itu sempurna, karena lo belum liat yang sempurna-er (gaya inggris : lebih sempurna). lo ngga tau bahwa benar menurut mereka dan lo itu benar, karena lo belum menemukan atau meng-figure apa yang benar-er (lebih benar).

matematika adalah ilmu pasti, katanya. untuk ukuran kecil dari yang kecil kecil kecil ... , ya, matematika itu pasti. namun jika dari seluruh alam semesta yang begitu luas, hanya konsep limit di matematika-lah yang benar (menurut gue).
limit : mendekati, tapi tidak sampai menyentuh.

mungkin kalo lo mencari suatu ke-sempurna-an, lo bakal bagaikan limit mendekati tak hingga. bahkan mendekati pun lo ngga bisa, apalagi sampai mencapai arti kesempurnaan?

"benar"? lo berpikir bahwa itu benar karena kebanyakan orang mikir bahwa itu benar. apa yang terjadi jika lo adalah satu yang benar-er, dan lainnya hanya benar?

biasanya benar dan benar-er bisa lu temukan di soal ujian bahasa indonesia. "pilihlah jawaban yang paling tepat!". dari pilihan A, B, C, D, dan E semuanya mungkin benar, tapi mereka menginginkan yang paling benar.

jika berpegang pada kalimat lanjutan Bhinneka Tunggal Ika, yaitu "Tan Hana Dharma Mangrwa", lo bakal berkata "kebenaran tidak bermuka dua", atau "kebenaran tidak bersifat ganda". maka, benar itu menurut gue akan benar selama yang lebih benar belum ditemukan, and so on, and so on.. yang bersifat limit yang mana tidak ada suatu benar-est di dunia ini. satu-satunya yang benar adalah apa yang telah terjadi, sejarah. sejarah bersifat tidak pasti karena sejarah tidak diceritakan oleh semua orang yang mengalaminya dan menceritakan masing-masing sudut pandang. sejarah-pun seringkali dibelokkan atau disembunyikan.

fisika. menghitung bla-bla-bla. benar? secara sempit, ya, benar. tapi kalo lo lakukan hal itu di dunia, belum tentu, karena ada lagi faktor-faktor lain yang mempengaruhi terjadinya hal tersebut, yang ngga bisa dihitung/diperhitungkan oleh otak manusia.

pintar? sebuah artian rendah dari pintar adalah orang yang mampu menghafal dengan baik, mampu berhitung dengan baik, mampu berlogika, dsb. apa yang terjadi kepada orang non-pintar ketika lo mendefinisikan orang non pintar? lo meminggirkan golongan non-pintar sebagai sesuatu yang disebut "guoblok".

dengan lo mendefinisikan suatu iya, seakan lo mendefinisikan suatu tidak. dunia ngga se-sempit iya dan tidak. bahwa tadi ada benar dan benar-er, dan benar-est adalah sempurna (?).

dengan lo mendefinisikan orang cantik sebagai cantik, orang yang ngga masuk ke kategori itu, apakah jelek?

kecerdasan manusia dibagi menjadi 9 :
Linguistik
Matematis-Logis
Visual-Spasial
Kinestetik-Jasmani
Musikal
Interpersonal
Intrapersonal
Naturalis
Eksistensial

bagaimana mungkin lo mendefinisikan orang pintar sebagai orang yang jago matematika, sedangkan orang yang jago linguistik, musik, dsb, lo anggep "cuma" skill? itu kecerdasan loh..

thinking out of the box? kenapa disebut out of the box? then, where? berpikir out of the box sebenarnya hanya out of that box, kan? and thinking in the other box.

jago matematika-logis itu cuma sebagian kecil dari orang pintar di dunia. kenapa orang mengukur IQ seseorang dari kemampuan matematika logis? sungguh memalukan bagi mereka yang sangat cerdas di bidang lain dan dianggap bodoh dari 1 kaum.

---
life is too short to...

banyak banget yang bakal lo temukan ketika mengetik itu di search engine. gimana kalo gue bilang "life is too short to think that life is too short"? kenapa begitu teoritis ketika realita tidak berada dalam teori? kenapa harus memikirkan sesuatu yang tidak usah lo lakukan ketika lo masih tau apa yang usah lo lakukan?

kadang gue juga mikir bahwa pikiran itu bagaikan jendela sliding (?)
semakin lo ingin membuka kedua sisi untuk mendapatkan jawaban atas dunia, maka jendela akan semakin/kembali menutup. paling luas hal yang bisa lo dapet adalah ketika lo membuka jendela itu setengah saja. kecuali ketika lo udah meninggal dan melihat dunia, alam semesta, dan akhirat sebenarnya (lo menjebolkan jendela dan keluar) lo bakal merasakan dunia seluruhnya.

---
waktu. 
dengan lo mengenal garis sebagai dimensi 1, bidang sebagai dimensi 2, ruang sebagai dimensi 3, dan waktu sebagai dimensi 4, lo bakal tau betapa kebenaran bersifat tidak pasti. apalagi kalo lo udah baca misteri dunia paralel.. ini post gue yang sedikit ngebahas pikiran gue tentang dimensi dan dunia paralel. misteri dunia paralel konon menyebutkan bahwa kita terhubung dengan hidup kita yang lain. 

langkah yang kita ambil meneroboskan kita ke setiap kemungkinan yang ada. menariknya adalah ketika lo bilang bahwa "keputusan yang lo buat untuk 'bla-bla-bla' tepat, bro.." itu karena lo ngga ngerasain keputusan lo yang lainnya. karena lo menganggap bahwa waktu tidak bisa berulang dan so kejadian pun tidak bisa berulang dengan alaminya. coba kalo lo merasakan keputusan lo yang lainnya jika waktu bisa diulang.. bakal ada lagi, kan, tepat-er? dan yang tepat akan jadi kurang tepat ketika tepat-er hadir.

kayanya gue udah mulai keluar dari topik.. 

--
"jangan karena gue dosen, terus lu mikir bahwa yang gue katakan itu 100% bener.. lu juga harus mikir, lah..". itu kata-kata dosen gue yang menjembatani gue ke kata-kata "benar adalah benar sampai benar adalah salah..".

--
baik, dengan berakhirnya tulisan ini, saya ingin meluruskan bahwa saya hanya ingin berpikir saja dan ngga mau pikiran saya beterbangan tanpa prasasti. syukur aja kalo ada yang setuju, yang ngga setuju mohon dimaafkan. 

saya hanya mengikuti perkataan Rene Descartes, "aku berpikir, maka aku ada". selamat malam.

No comments:

Post a Comment