Thursday, February 12, 2015

Emang Iya (?/!)

selamat ..
start{
IF(jam=04:00-11:59)printf("pagi");
ELSE IF(jam=12:00-15:59)printf("siang");
ELSE printf("sore");
}end

itulah pseudocode yang kerap digunakan anak IT, atau mantan IT seperti gue.

baik selamat pagi siang sore semuanya :) pada nafas saya kali ini, saya memutuskan untuk menghabiskan waktu saya untuk memikirkan sesuatu, memikirkan.

pikir : (n) akal budi, ingatan, angan-angan.
memikirkan : (v)mencari upaya untuk melakukan sesuatu dengan akal budi, mempertimbangkan, merenungkan.
(KBBI).

belakangan gue sering banget mikir hal tentang sesuatu, tepatnya mempertanyakan sesuatu, Emang Iya? Emang Bener? Iya, Apa? yak, hal tersebut memang membuat kita berpikir 5W+1H (What, Who, When, Where, Why, How)(?).

mari mulai masuk ke.. diri gue, seorang introvert--ektomorf berkacamata. gue sering mempertanyakan kebenaran tentang diri gue. "emang iya gue bisa?" "emang iya gue gitu?" "masa, sih?". hal itu sejatinya sungguh mengganggu diri gue sendiri. "lah, terus kenapa lu masih mikirin, Ar?!".

karna gue suka membuktikan bahwa gue emang bisa. satu-satunya cara biar gue yakin "emang iya gue bisa?" adalah dengan membuktikan kepada gue sendiri kalo gue emang bisa!! WUUYEAH!! dan begitu gue bener-bener bisa ngebuktiin, rasa puas luar biasa (untuk sesaat) akan muncul dan menambah nilai diri gue di mata gue sendiri. menambah percaya diri gue sendiri.

untuk seorang introvert kaya gue, emang susah banget buat nyapa orang, susah banget buat ngajak orang bicara duluan (yang ngga dikenal deket, apalagi ngga kenal). jangankan gitu.. disuruh pesen makanan aja gue kadang nggamau karna ngga begitu suka komunikasi sama orang. gue bahkan memilih untuk (sedikit) kelaparan daripada pesen makanan kalo gue ngga akrab sama lingkungan itu. tapi sebenernya sih, dengan gue berdiri dan ngomong (walaupun pelan), gue sudah menyelesaikan masalah di sini. ngga bikin beban pikiran.

"bagian tersulit dari berkenalan adalah menyapa.". -tanpa sumber.

gue pernah beberapa kali 'terjebak' di lift berdua dengan orang yang ngga gue kenal, dan (sebagai mahluk abad 21, dasawarsa ke-2), gue lebih cenderung mengobrol tanpa dimensi ketiga (ruang) untuk berkenalan. emang sekarang begitu banyak ungkapan orang-orang tentang kangennya mereka dengan dunia tanpa hp. bahkan banyak orang yang pas lagi ngumpul, mereka malah buka hp masing-masing dan mengabaikan kehidupan sebenarnya. "Please, Just Live For The Moment". -- sampai suatu hari gue 'terjebak' dengan seseorang di angkot berdua sambil nunggu penumpang lain, hari itu hp gue lagi rusak -- gue bener-bener ngga ada ide cara nyapa orang satu ini (cewe, kuliah). gue pengen sekali-sekali berperan bukan sebagai orang introvert. gue pengen banget bisa nyapa orang, ngajak kenalan. akhirnya setelah tertahan nafas berkali-kali buat ngomong hei, gue lepas aja kata-kata itu. sontak, dia nengok, dong? nah, pemecah telurnya selesai. ngga mungkin kita diem aja selanjutnya, kan? kita tinggal melanjutkan obrolan, dan berkenalan.

emang bagian terberat adalah menyapa.

gue juga pernah 'terjebak' di ruang prodi DKV. waktu itu gue lagi pengen konsultasi sama salah satu dosen. dan setelah beberapa lama nunggu, ada 1 mahasiswi yang juga nungguin dosen yang sama, tapi bedanya, dia mau konsul tugas akhir. ada 1 bangku kosong disebelah gue dan dia berdiri sambil mainan hp nya. karna gue udah tau dia mau ngurus tugas akhir, maka gue memulai "duduk di sini aja, ci.." dia senyum dan kita memulai obrolan.

kalo kita udah biasa, maka kita akan merasa bahwa hal itu enteng banget. kita berusaha meninggalkan kebiasaan buruk kita. ngga peduli orang nanti bakal mikir gue sok kenal atau apa, tapi gue suka mengobrol walaupun ngga berani (haha).

kembali ke memecahkan telur, jadi sesungguhnya gue bakal membuktikan bahwa gue bisa setelah gue memecahkan telurnya. setelah gue mencoba untuk pertama kalinya, membuktikan bahwa gue berani mencobanya. langkah berikutnya tinggal menjalaninya. dalam hal kehidupan, hal berikutnya adalah persistent. kegigihan.

banyak hal kecil dari kehidupan yang bisa diangkat dan diubah skala-nya menjadi lebih besar, padahal langkahnya (bisa saja) sama seperti hal kecil.

----------------------------------

hahh,, lumayan ada hasil selama liburan 3 minggu. #udah

No comments:

Post a Comment