di post ini gue mau membuka pikiran yang mungkin sudah banyak dari kalian, kita, kamu yang pikirin.
mari kita mulai.
Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya pada miliar tahun pertama (Wikipedia, sumber yang tidak boleh digunakan untuk karya tulis).
bayangkan.. bumi-mu ini sudah berumur sekitar 4,54 miliar tahun. bumi-mu ini sudah berjasa menghidupkan, hidup bersama, membimbing kehidupan ratusan, jutaan generasi sebelum-mu. ngga ada kasiannya sama bumi-mu, bumi-ku, bumi kita?
kasian? kenapa?
bahwa dari awal penciptaan manusia, malaikat bertanya : "..untuk apa menciptakan khalifah di muka bumi ini, seseorang yang akan merusakkan kepadanya dan menumpahkan darah.." maaf agak bawa agama, ini ada di surat Al-Baqarah ayat 30.
dari ayat di atas sudah bisa terlihat jelas bahwa manusia memang sudah terlihat akan melakukan kerusakan pada bumi. kerusakan gimana? menurut gue sih dengan membangun bangunan dimana-mana seenak udel juga udah ngerusak. membuat aspal yang semakin hari semakin membuat bumi tebal. coba bayangin.. jalan raya, kalo aspalnya udah rusak, pasti ditambal, bahkan ditiban jalanan baru diatasnya, kalo di perumahan tua yang di pinggir jalan, biasanya kelihatan berapa kali jalanan didepan rumahnya udah ditiban. keliatan rumah tersebut tenggelam dibandingkan jalan raya nya. padahal teorinya menyebutkan bahwa rumah harus berada lebih tinggi dari jalan, biar ngga kebanjiran. gue pernah masuk ke salah satu rumah yang jalanan depannya udah ditiban beberapa kali, dan rumahnya jadi ikut ditiban. pintunya jadi semakin pendek, atap semakin dekat. karna kehidupan asli ngga kaya di game-game komputer yang naikin tanah tinggal di replace bangunannya.
gue suka banget sama blog tetangga (bahrulalamz.blogspot.com), ini alamatnya, beliau membuka pikiran tentang hal-hal kecil yang dapat merusak bumi-mu, bumi-ku, bumi kita.
hal lain yang daritadi pengen gue luapkan adalah mengenai kepemilikan rumah.. mungkin sederhana, tapi bayangkan.. kepemilikan rumah.. tanah.. negara..
Bangsa adalah sekelompok manusia yang berada dalam suatu ikatan batin yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah, serta cita-cita yang sama (Ernest Renan, Prancis).
dari bangsa, membentuk negara. karna syarat negara adalah Rakyat, Wilayah, dan Pemerintah yang Berdaulat.
rakyat sudah membentuk negara, tanah yang ada di wilayah itu menjadi milik negara yang kemudian dibeli oleh perusahaan atau personal secara langsung. kepemilikan ini.. selamanya. sampe kiamat.
bayangkaan.. sampe kiamat.. walaupun ngga ada yang tau kiamat kapan, tapi.. sampe kiamat..
Bumi adalah milik Tuhan YME, begitupula isinya, termasuk Tanah itu sendiri. dari sebuah bangsa yang membentuk negara yang mempunyai wilayah, tiba-tiba mentafsirkan bahwa tanah itu milik negara, dan kita harus membelinya. Tuhan aja ngasih gratis, kita harus bayar? omaigat. mungkin ini terdengar agak kurang waras, karna memang sejauh ini ya, untuk resminya memiliki sesuatu itu, harus dengan beli, biar ngga tiba-tiba dicuri (*syarat dan ketentuan berlaku*).
tapi.. sampe kiamat? waw.. setidaknya mungkin harusnya tanah itu dimiliki hanya untuk beberapa generasi atau beberapa tahun. daripada nanti 100 atau lebih tahun lagi (jika belum kiamat), generasi penerus kita benar-benar kehabisan tanah untuk tinggal dan mereka harus ngebongkar semuanya dari awal? sekali lagi maaf jika saya terkesan aneh, tapi menurut saya kepemilikan tanah sampe kiamat itu perlu dipertimbangkan untuk semua mahluk. lagian, bumi-mu, bumi-ku, bumi kita itu bukan milik-mu, milik-ku, milik kita sepenuhnya. emang bukan maksud membelokkan bahwa sebenarnya memang milik Tuhan, tapi yang tinggal di bumi ini kan bukan kita doang? teman-temanku (binatang dan tumbuhan) ngga beli tanah, tapi mereka juga memiliki tanah ini, tapi kita seenak jempol kaki ngegusur mereka?
dan sepertinya juga patut dipertimbangkan pemakaian lahan di seluruh dunia untuk bangunan harusnya cuma beberapa persen. hutan beberapa persen sisanya harus tetap hutan, lahan kosong harus tetap lahan kosong. lahan untuk bangunan harusnya bisa di daur ulang(gusur pakai). kepemilikan tanah harusnya dibuat hanya untuk beberapa turunan dan hangus. sayang udah terlanjur dan ngga mungkin ngegusur tanah.
sebenarnya, kalo gue dikasih kekuatan buat ngebentuk bumi ini, atau ngerombak, gue bakal bikin negara ngebeli lagi semua tanahnya dan semua orang harus mau tanah kepemilikannya dibeli, selama itu -- misal dimulai dari pulau jawa, semuanya digusur dan dimulai dengan bangunan dan lahan tingkat. please, efisiensi ruang. yaelah, lu beli tanah segede itu juga cuma buat apasih? (no offense). menurut gue sih semuanya tinggal di apartemen atau rumah susun aja. semua. semua. ngga kenal tua-muda, kaya-miskin, seluruh jawa dulu bakal gue bikin apartemen di beberapa persen lahan, sisanya harus tetep lahan kosong dan hutan. untuk di dalem apartemen masing-masing orang barulah boleh di modifikasi seindahnya. living space kan ngga perlu gede-gede banget (*syarat dan ketentuan berlaku*). buat masalah perusahaan tambang, yaa, dipertimbangkan lah. yang pasti jangan sampe ngebeli gunung. apalagi gunung negara lain (if you know which company).
pokoknya bumi ini ngga boleh kehilangan warna intinya yang biru dan hijau. jangan sampe semuanya jadi warna-warna dari gedung dan bangunan lainnya karna didominasi sama bangunan.
..bersambung
No comments:
Post a Comment